Apakah Bisa Hamil Setelah Suntik KB? Ini Keuntungan dan Kerugiannya
Apa metode kontrasepsi yang Mama gunakan saat ini?
27 Februari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Untuk menjaga jarak antara kelahiran anak pertama dan kedua, serta melakukan perencanaan yang lebih matang untuk memiliki anak, program Keluarga Berencana alias KB pun menjadi kunci penting.
Ada beberapa jenis metode KB yang bisa dilakukan. Beberapa di antaranya yakni dengan kondom, pil KB, implan, vasektomi, IUD/spiral dan tubektomi.
Nah, selain itu ada juga metode KB lain juga cukup populer yakni KB suntik, Ma. Metode ini populer dan banyak digunakan karena dianggap simpel.
Sebelum Mama memutuskan untuk menggunakan KB suntik, ada beberapa informasi penting yang perlu dipahami terlebih dahulu. Berikut rangkuman informasinya dari Popmama.com:
1. Apa itu suntik KB?
Metode suntik KB adalah metode kontrasepsi yang dilakukan dengan menyuntikkan cairan hormon progesteron sintetis ke tubuh perempuan. Bagian tubuh yang disuntik biasanya di lengan atas atau di bokong. Metode ini dilakukan sebagai cara mencegah terjadinya ovulasi. Pada kondisi kesehatan tertentu, suntik KB bisa berisiko.
Seperti diketahui, jika ovulasi tidak terjadi maka tidak ada sel telur yang dibuahi dan hal ini bisa mencegah terjadinya kehamilan.
Disuntiknya hormon sintetis ini membuat kondisi hormonal dalam tubuh Mama menjadi berubah. Namun demikian, suntikan ini perlu dilakukan secara berulang dan terjadwal, yakni setiap 3 bulan sekali.
Dalam periode waktu tersebut, proses ovulasi atau pelepasan sel telur akan berhenti sementara. Efeknya, sperma tidak bisa masuk dan bertemu dengan sel telur.
Selain itu, efek dari KB suntik ini juga adalah lendir di bagian serviks menjadi lebih tebal. Dengan begitu, sperma tidak bisa masuk lebih jauh ke dalam rahim.
Hal-hal ini pun membuat KB suntik bisa dikatakan sangat efektif untuk mencegah kehamilan, Ma.
Apabila Mama ingin menggunakan KB suntik, penting bagi Mama untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Tindakan pun sebaiknya dilakukan oleh tenaga medis yang berpengalaman dan tidak sembarangan ya, Ma.
Editors' Pick
2. Keuntungan KB suntik
Dilansir Web MD, penggunaan metode KB suntik memiliki beberapa keuntungan. Salah satunya yakni aman digunakan sambil menyusui, Ma. Selain itu, efek pencegahan kehamilan pun bisa mulai didapat setelah suntikan pertama.
Jika penggunaan metode kontrasepsi pil KB harus dikonsumsi setiap hari dan tidak boleh lupa, maka KB suntik tidak perlu demikian, Ma. Jeda waktu antara suntikan pertama dan berikutnya yakni 3 bulan.
Dengan begitu, Mama tidak perlu repot mengingat jadwal minum pil setiap hari. Cukup buat jadwal untuk cek dan suntik ulang ke dokter setiap 3 bulan sekali.
Keuntungan KB suntik lainnya yakni tidak mengganggu aktivitas seksual pasangan suami istri. Jika penggunaan KB spiral seringkali membuat hubugan intim menjadi tidak nyaman, dengan KB suntik hal ini tidak akan terjadi.
Pada dasarnya, KB suntik juga tidak akan bereaksi negatif dengan obat-obatan yang Mama konsumsi. Tapi tak ada salahnya untuk berdiskusi dulu dengan dokter jika Mama harus mengonsumsi obat tertentu dalam jangka panjang, ya.
3. Kerugian dan efek samping KB suntik
Selain keuntungan, ada pula beberapa kerugian dari KB suntik yang perlu Mama ketahui. Termasuk di antaranya efek samping yang mungkin juga Mama alami.
Salah satunya yakni jadwal haid yang menjadi tidak teratur, Ma. Setelah melakukan KB suntik, jadwal haid Mama bisa menjadi lebih lama atau lebih cepat. Selain itu, jumlah darah haid yang keluar juga bisa menjadi lebih banyak atau justru lebih sedikit.
Hal ini pun seringkali membuat cemas pengguna KB suntik. Dikhawatirkan perubahan jadwal haid ini nantinya akan memengaruhi peluang kehamilan saat KB suntik sudah tidak digunakan lagi.
Beberapa efek samping dari penggunaan KB suntik yang banyak dikeluhkan di antaranya sakit kepala, kerontokan rambut, jerawat, dan rasa tidak nyaman di perut.
Nafsu makan juga bisa melonjak naik, Ma. Dari situ kemudian berat badan pun rasanya jadi mudah naik dan tubuh jadi tampak lebih mudah gemuk.
Efek samping ini biasanya akan terus Mama rasakan sampai efek dari perubahan hormonalnya sudah habis di tubuh alias sampai suntik berikutnya. Meski efek samping ini dianggap normal, konsultasikan ke dokter jika mulai terasa sangat mengganggu. Nantinya akan diputuskan apakah perlu dilakukan perubahan metode KB pada Mama.
Mama perlu pahami juga bahwa penggunaan KB suntik ini sebaiknya tidak dilakukan dalam jangka panjang. Alasannya, penggunaan KB suntik dalam jangka panjang membuat Mama berisiko mengalami masalah pada kepadatan mineral tulang. Dengan demikian, Mama pun bisa lebih cepat atau lebih mudah mengalami osteoporosis.
4. Bolehkah langsung berhubungan seks setelah suntik KB?
Pada dasarnya, diperlukan waktu bagi tubuh untuk menyerap hormon sintetis dari KB suntik. Ini berarti, akan lebih baik jika diberikan jeda waktu terlebih dahulu setelah disuntik untuk melakukan hubungan intim.
Apabila Mama melakukan suntik di masa haid, jeda waktu sebaiknya diberikan selama 5 hari. Sementara, apabila suntik dilakukan di luar masa haid, jeda waktu 7 hari cukup, Ma. Dengan kata lain, idealnya sediakan jeda waktu sekitar 7 hari agar hormon sintetis dari KB suntik bisa terserap dan bekerja optimal.
Selama jeda waktu 7 hari tersebut, boleh saja Mama melakukan hubungan intim. Tapi agar lebih aman, sebaiknya gunakan kondom terlebih dahulu, ya.
Setelah lebih dari 7 hari, Mama sudah mulai bisa melakukan hubungan intim tanpa kondom karena seharusnya hormon sintetis sudah terserap oleh tubuh.
Baca juga: Ini 5 Penyebab Mama Kebobolan Meski Sudah Minum Pil KB!
5. Apakah bisa hamil kalau telat lakukan suntik?
Seperti disebutkan sebelumnya, kerja hormon sintetis yang terdapat dalam KB suntik bersifat sementara dan terbatas oleh waktu. Jadi apabila sudah melewati 3 bulan alias sudah masuk jadwal suntik berikutnya namun terlambat, kerja hormon dalam tubuh Mama sudah kembali normal.
Dengan kata lain, kehamilan sangat mungkin terjadi. Dilansir Web MD, Mama bisa berpeluang hamil setelah 3 bulan tidak disuntik kembali sejak suntikan terakhir.
Namun efek ini berbeda-beda pada tiap wanita, bergantung pada kondisi hormon dan tubuh masing-masing.
Akan ideal dan jauh lebih baik untuk bersiap pergi ke dokter tepat 3 bulan setelah suntikan terakhir dilakukan. Ini supaya hormon dalam tubuh Mama tetap terjaga dan tidak kembali meningkat karena habisnya efek dari suntik KB.
Apabila Mama ragu kapan kali terakhir suntik atau apakah efek dari suntik KB masih ada, lebih baik gunakan kondom sebagai tindakan pencegahan. Setelah itu, segera buat jadwal untuk suntik berikutnya ke dokter, ya.