Penuh Air Mata, Begini Kisah Perjuangan Calon Mama Jalani Terapi IVF
Di balik senyumnya, calon Mama ini berjuang dengan serangkaian obat, Ma
14 Mei 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjalani terapi program hamil memang memerlukan perjuangan yang tak sebentar. Diperlukan tekad serta mental yang benar-benar kuat untuk melewati setiap pengobatan yang dilakukan.
Termasuk saat menjalani terapi program hamil melalui Bayi tabung alias in fitro vertilization (IVF).
Bayi tabung dilakukan dengan cara menggabungkan telur dan sperma di luar tubuh. Kemudian, sel telur yang sudah dibuahi dan sudah dalam fase siap akan dipindahkan ke dalam rahim wanita. Begitulah penjelasan sederhana dari bayi tabung.
Dalam menjalani program IVF, salah satu langkah yang harus dilakukan adalah stimulasi dan pemantauan ovarium.
Stimulasi ovarium dilakukan dengan menyuntikkan obat kesuburan pada tubuh Mama. Biasanya Mama akan diajarkan bagaimana cara menyuntikkan obat tersebut sendiri di rumah. Berapa banyak suntikan dan berapa lama akan bergantung dari aturan pengobatan masing-masing.
Biasanya Mama akan diminta untuk menyuntikkan 1-4 obat setiap hari selama seminggu sampai sepuluh hari.
Stimulasi ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah sel telur yang diproduksi oleh ovarium. Semakin banyak telur yang bisa diambil dan dibuahi selama proses bayi tabung ini, serta semakin besar pula kesempatan Mama untuk hamil.
Selama stimulasi ovarium ini, dokter akan memantau pertumbuhan dan perkembangan folikel dengan cara melakukan tes darah dan USG setiap beberapa hari. Tes darah dilakukan untuk mengetahui kadar estradiol.
Terapi hormon melalui suntikan stimulasi ini juga salah satu efeknya adalah perubahan mood dan perasaan. Jangan anggap enteng, hal seperti ini juga bisa sampai mengganggu aktivitas sehari-hari lho, Ma.
Perasaan lelah, mudah sedih dan sensitif juga kerap membuat seorang calon Mama jadi tertekan.
Salah satunya dialami oleh Ashley (32). Perempuan yang berasal dari Amerika Serikat ini mengutarakan pengalamannya menjalani terapi IVF hingga empat kali di akun Instagram miliknya, @some_assembly_required__. Bersama sang suami, Alex (33), Ashley menceritakan pengalaman tersebut.
Berikut Popmama.com rangkum informasinya untuk Mama:
Editors' Pick
1. Pantang menyerah jalani terapi IVF hingga empat kali
Dalam salah satu unggahannya, Ashley menceritakan bahwa ia dan Alex selama beberapa tahun belakangan ini sedang berupaya untuk program hamil. Cara hamil alami sudah tak lagi mereka jalani karena dokter menemukan adanya penyumbatan di kedua tuba fallopi Ashley.
Bukan baru satu atau dua kali, berikutnya Ashley pernah menjalani terapi IVF hingga tiga kali dan semuanya gagal.
Pengalaman sedih ini tak kunjung membuat Ashley dan Alex menyerah untuk bisa memiliki anak. Keduanya sepakat untuk melanjutkan perjuangan demi bisa memiliki anak melalui program IVF yang keempat.
Program ini mulai mereka jalani sejak awal tahun 2019 ini, Ma. Keduanya sangat berharap pada program IVF keempat ini mereka bisa berhasil memiliki anak. Namun jika belum juga berhasil, Ashley dan Alex mengaku akan terus berjuang.
“If this round doesn’t work, we will go back for more. Infertility will not beat us. No way, no how,” ungkap Ashley.
2. Efek samping dari terapi stimulasi IVF yang dijalani
Memulai program IVF yang keempat sejak bulan Februari 2019, Ashley dan Alex sudah menjalani serangkaian pemeriksaan dan terapi pengobatan. Terutama bagi Ashley, berbagai terapi ini benar-benar menguras emosinya.
Seperti ia ungkapkan dalam akun Instagramnya, Ashley beberapa kali harus melakukan injeksi alias stimulasi dengan menyuntikkan serangkaian obat.
Berbagai jenis obat yang disuntikkan seringkali membuat tubuh Ashley seakan menolak. Ia kerap merasa pusing, mual, kelelahan, sakit kepala dan bahkan cemas. Tubuhnya berkeringat dingin, gemetar dan seperti sulit tidur.
Kadang-kadang ia bahkan merasa seperti tidak bisa bangun dari tempat tidur untuk sekadar minum karena tubuhnya terasa sangat lemah. Beberapa efek samping ini kerap membuat Ashley seakan ingin menyerah.
Selain memberikan efek secara fisik pada tubuhnya, salah satu efek lain dari terapi stimulasi dari program IVF keempat kalinya ini adalah sisi emosionalnya tertekan. Perubahan hormon kerap membuat Ashley menangis tanpa sebab, merasa lelah luar biasa, stres dan bahkan bisa berujung pada depresi.
Keadaan ini bertambah buruk karena Alex harus bekerja jauh darinya, sehingga Ashley pun semakin terpuruk karena merasa harus menjalani semua efek samping ini seorang diri.
“Massive bloat. My stomach is starting to feel hard and full, and when I go up and down the stairs I definitely am uncomfortable. Headache has subsided, though hot flashes still pop up randomly. Not as many tears today, either; I don’t think there are any tears left to cry. My body is also starting to feel a tad achy,” tulis Ashley.
Namun keinginannya untuk tetap bisa hamil dan memiliki anak mengalahkan semua efek samping dari berbagai metode dalam program IVF tersebut.
3. Tetap bersemangat menjalani rangkaian terapi
Salah satu unggahan Ashley yang paling membuat haru adalah saat ia mengungkapkan bagaimana sisi emosionalnya benar-benar tertekan selama menjalani terapi stimulasi IVF yang keempatnya ini.
Ashley menyebutkan bahwa beberapa hari belakangan ia merasa hormonnya semakin terganggu. Sadar betul bahwa ini adalah salah satu efek dari terapi stimulasi yang dijalaninya, Ashley tetap merasa harus menghadapinya.
Berbagai hal yang sebenarnya sederhana bisa membuat Ashley sampai menangis tersedu-sedu, termasuk saat ia menonton serial televisi, saat mendadak ingin minum kopi tapi tak bisa, dan bahkan saat ia menemukan legging kesayangannya berlubang.
“I cried because I miss my husband who is hundreds of miles away. I cried because my stomach is so sore from the shots. I cried because I don’t want people to think I’m ungrateful for my 13 follicles, when in fact I am over the moon thrilled; of course I know it’s quality over quantity but I’m also wanting as many mature eggs as possible to give us as best of shot as possible. I cried on the toilet because I am so constipated and it hurts so bad. I cried because my body looks like a war zone, all battered, scared and bruised.” ungkap Ashley.
Hal lain yang juga kerap membuat Ashley sedih adalah ketika melihat beberapa orang temannya sudah berhasil hamil dan bisa menjalaninya dengan gembira. Sementara ia masih belum menemukan ada kemajuan terkait program hamilnya ini.
Menurut Ashley, sisi buruk dari program IVF terutama terkait efek hormonal terhadap emosionalnya benar-benar tidak bisa dianggap sepele. Namun demikian, semua ini tetap harus dijalaninya demi bisa memiliki anak. Kita doakan bersama semoga kelak perjuangan Ashley bisa berujung pada kabar baik tentang kehamilannya ya, Ma.
Pentingnya dukungan orang sekitar bagi perempuan yang sedang program IVF
Seperti dialami oleh Ashley, perempuan yang sedang menjalani terapi dalam program IVF seringkali mengalami kelelahan, cemas dan bahkan depresi sebagai efek dari perubahan hormonal. Kondisi ini pun kadang terlewatkan dan bahkan terabaikan oleh orang-orang di sekitarnya.
Padahal jika diabaikan, kondisi ini bisa berbahaya dan bahkan menurunkan kualitas hidup calon Mama. Oleh sebab itu, dukungan dari pasangan, anggota keluarga dan lingkungan sekitar pun menjadi sangat penting. Bagaimana ya cara memberikan dukungan pada calon Mama yang sedang menjalani program IVF?
- Dengarkan setiap keluhannya
Salah satu penyebab cemas adalah ketika seseorang tidak bisa menyampaikan perasaannya secara utuh, bisa karena malu atau karena ada perasaan tidak ingin merepotkan orang lain. Jika demikian, jangan ragu untuk selalu mendengarkan keluhan yang diucapkan. Meski sepele, namun dengan didengarkan saja seseorang akan merasa jauh lebih baik, lho
- Berikan dukungan positif
Yakinkan bahwa setiap perjuangan yang dilakukannya melalui suntikan maupun konsumsi obat tidak pernah sia-sia. Ini adalah salah satu cara yang bisa dilakukannya untuk bisa mewujudkan keinginan dan harapan untuk bisa hamil serta memiliki anak. Ingatkan bahwa tidak ada perjuangan yang akan hilang begitu saja
- Ajak jalan-jalan dan cari kegiatan menyenangkan
Agar calon Mama tidak bosan karena menghadapi terapi pengobatan yang itu-itu saja, sesekali ajaklah jalan-jalan atau mencari kegiatan yang menyenangkan bersama. Misalnya dengan pergi ke toko buku, belajar merangkai bunga kertas, atau sekadar menonton film di bioskop. Kegiatan yang baru ini bisa membuat perasaan lebih bahagia dan terhindari dari rasa bosan
- Hindari dari perasaan sendirian
Sebisa mungkin, cobalah untuk tidak meninggalkan calon Mama sendirian. Hal ini bisa membuatnya menjadi cepat bosan, tidak punya tempat cerita dan merasa sedih. Kondisi bosan seperti ini juga bisa membuat keinginan untuk menjalani rangkaian terapi IVF juga jadi menurun. Jadi, sebisa mungkin temani para calon Mama yang sedang menjalani terapi IVF, ya.
Nah, Ma. Jangan lupa untuk selalu meminta dukungan juga dari suami, ya. Dengan begitu, setiap perjuangan yang dijalani dalam program IVF ini akan menjadi semakin terasa ringan.
Bacajuga:
- 3 Fakta Tentang Morula IVF yang Berhasil Membuat 5 Artis Ini Hamil!
- Peran Suami Dibalik Keberhasilan Caca Tengker Sebagai Pejuang IVF