5 Hal yang Dipercaya tentang Proses Kehamilan, Padahal Cuma Mitos
Cari tahu dulu yuk soal faktanya!
30 September 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Terkait proses pembuahan yang kemudian berujung pada kehamilan, banyak hal-hal yang keliru tapi masih dipercaya oleh sebagian pasangan suami istri.
Nyatanya dari sisi ilmiah informasi tersebut belum bisa dibuktikan, Ma.
Misalnya tentang mengubah posisi kaki sesaat setelah berhubungan intim. Meski diyakini hal ini bisa meningkatkan peluang kehamilan, namun belum sepenuhnya terbukti.
Yuk simak rangkuman informasinya dari Popmama.com berikut ini:
1. Posisi misionaris harus diutamakan
Bagi sebagian pasutri, posisi misionaris dianggap sangat penting karena bisa benar-benar mengoptimalkan proses konsepsi.
Peluang kehamilan pun diyakini bisa menjadi lebih besar jika setiap kali hubungan intim, posisi ini menjadi posisi utamanya.
Menurut pakar kebidanan dan kandungan dari Chattanooga, Tennessee, Dr Kristi Angevine, MD, FACOG, hal ini keliru.
Meskipun posisi tertentu tampak akan membuat sperma berenang lebih dekat pada sel telur, namun menurut Angevine posisi tidak selalu memegang peran utama.
Semua posisi memberikan peluang kehamilan yang hampir sama besarnya. Untuk meningkatkan peluang kehamilan tersebut, Angevine menyebutkan kondisi kesehatan sperma lebih memegang peranan penting.
Editors' Pick
2. Angkat kaki pasca berhubungan intim
Selain posisi misionaris, hal lain yang juga dipercaya bisa meningkatkan peluang kehamilan adalah mengangkat kaki pasca berhubungan intim.
Dengan melakukan hal ini, secara gravitasi sperma akan lebih mudah ‘jatuh’ dan menemukan sel telur.
Lagi-lagi Angevine menyangkal informasi tersebut. Menurutnya, sperma dari awal memang sudah terprogram untuk menemukan sel telur bagaimanapun posisinya.
Jadi meskipun Mama tidak mengangkat kaki pasca berhubungan intim, sperma yang sudah masuk tetap akan bisa mencari jalannya menuju sel telur.
Sebaliknya, mengangkat kaki pasca berhubungan intim tidak serta-merta akan membantu sperma. Terutama jika memang sejak awal sperma tidak memiliki kondisi yang prima.
Misalnya bermasalah pada jumlah maupun pergerakannya, Ma.