6 Penyebab Infertilitas pada Perempuan yang Harus Diwaspadai
Segera cek ke dokter jika Mama curiga mengalami salah satunya
2 Mei 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apabila setelah menikah beberapa tahun kemudian pasangan suami istri tak kunjung dikaruniai anak, ada baiknya untuk segera cek ke dokter kandungan. Bisa jadi ini adalah karena masalah infertilitas pada salah satu pihak.
Nah, untuk memastikan apa sebenarnya yang menghambat kehamilan, perlu dilakukan pemeriksaan menyeluruh oleh dokter.
Khusus pada perempuan, ada beberapa masalah pada sistem reproduksinya yang bisa membuat proses kehamilan menjadi terhambat. Masalah ini perlu mendapatkan tindakan dari dokter jika ingin meningkatkan peluang hamil secara alami.
Apa saja penyebab infertilitas pada perempuan ya, Ma? Yuk simak rangkuman informasinya dari Popmama.com berikut ini:
1. Ketidakseimbangan hormon dan proses ovulasi
Masalah pada sistem ovulasi biasanya ditandai dengan adanya siklus ovulasi yang tidak teratur, atau bahkan tidak ada sama sekali. Ini menjadi salah satu penyebab terbanyak infertilitas pada perempuan.
Pada dasarnya, ovulasi ditentukan oleh regulasi hormon yang diproduksi oleh hipotalamus atau kelenjar hipofisis. Nah, adanya masalah pada sistem ini atau masalah dalam ovarium juga dapat menyebabkan gangguan ovulasi.
Beberapa efek dari gangguan ovulasi termasuk Polycystic Ovary Syndrome (PCOS). Perempuan dengan PCOS memiliki masalah pada keseimbangan hormonnya, yang kemudian bisa menyebabkan fase ovulasi dan haidnya jadi tidak teratur.
Pakar kebidanan dan kandungan sekaligus penulis buku ‘Preventing Misccariage: The Good News’, Jonathan Scher, MD, menyebutkan bahwa PCOS juga merupakan salah satu pemicu keguguran yang harus diwaspadai. PCOS juga disebut-sebut sebagai penyebab paling umum dari infertilitas pada perempuan.
2. Endometriosis
Endometriosis terjadi ketika jaringan yang biasanya tumbuh di dalam rahim justru bertumbuh di lokasi lainnya. Pertumbuhan jaringan ekstra ini kemudian menyebabkan jaringan parut, yang dapat menyumbat tuba fallopi.
Akibatnya, sel telur dan sperma menjadi sulit bertemu dan bahkan mustahil untuk bisa bersatu, Ma.
Selain itu, endometriosis juga dapat memengaruhi kondisi lapisan rahim, salah satunya mengganggu implantasi sel telur yang sudah dibuahi. Pada beberapa kondisi kasus endometriosis, hal ini juga berdampak secara tidak langsung dengan merusak sperma atau sel telur.
Editors' Pick
3. Sumbatan dan kerusakan pada tuba fallopi
Tuba fallopi atau saluran tuba merupakan jalan di mana sel telur akan ‘menunggu’ sperma. Sebagai tempat bertemunya kedua komponen penting ini, tuba fallopi bereran sangat vital pada proses pembuahan.
Apabila tuba fallopi rusak atau tersumbat, ini akan mencegah sperma masuk menembus sel telur. Selain itu, sel telur yang sudah dibuahi juga akan menjadi sulit untuk masuk ke dalam rahim.
Beberapa penyebab kerusakan atau penyumbatan pada tuba fallopi termasuk di antaranya:
- Penyakit radang panggul, infeksi rahim dan infeksi pada tuba fallopi akibat klamidia, gonore atau infeksi menular seksual lainnya
- Riwayat kehamilan ektopik, di mana sel telur yang dibuahi tertanam dan berkembang dalam tuba fallopi, bukan di rahim. Masalah ini kerap diatasi dengan tindakan operasi di tuba fallopi
4. Kerusakan pada rahim dan serviks
Rahim juga menjadi faktor penting bagi proses kehamilan karena setelah sel telur yang dibuahi berkembang, maka rahim akan menjadi tempat tinggal janin selama kehamilan.
Nah, jika ada masalah pada rahim atau pada serviks, maka kehamilan itu sendiri akan terganggu dan bahkan jadi sulit terjadi. Proses implantasi juga akan menjadi sulit terjadi.
Jika tidak segera ditemukan dan diobati dengan tepat, kerusakan serta masalah pada rahim juga bisa meningkatkan risiko keguguran, Ma.
Salah satu kerusakan pada rahim yang perlu diwaspadai adalah adanya polip atau tumor jinak (fibroid atau mioma). Jika terus membesar, tumor jinak ini dapat menyumbat tuba fallopi atau mengganggu implantasi.
Hal ini dapat memengaruhi kesuburan dan mengurangi peluang Mama untuk bisa hamil secara alami.
Selain itu, adanya kelainan bentuk rahim sejak lahir juga bisa menjadi penyebab sulit hamil. Misalnya rahim berbentuk tidak normal, sehingga dapat menyebabkan masalah saat proses pembuahan maupun saat sudah hamil.
Stenosis serviks alias adanya penyempitan pada serviks yang disebabkan oleh kelainan bawaan atau kerusakan pada serviks juga bisa menjadi penyebab infertilitas. Kondisi ini memerlukan tindakan lebih lanjut oleh dokter kandungan.
5. Penurunan kualitas sel telur
Sel telur yang berkualitas baik sangat penting dalam proses pembuahan dan kehamilan. Apabila kualitasnya kian menurun, infertilitas pun sangat mungkin terjadi.
Salah satu faktor yang memengaruhi adanya penurunan kualitas sel telur adalah usia. Seperti diketahui, kualitas dan kuantitas sel telur perempuan akan terus menurun seiring dengan bertambahnya usia.
Saat usia Mama sudah mencapai di atas 35 tahun, tingkat penurunan folikel semakin bertambah, sehingga membuat sel telur yang berkualitas menjadi kian sedikit.
Akibatnya, pembuahan menjadi lebih sulit terjadi dan juga meningkatkan risiko keguguran.
Selain masalah usia, faktor lain yang juga memengaruhi penurunan kualitas sel telur adalah gaya hidup seperti merokok dan minum minuman beralkohol. Keduanya dapat merusak serviks dan tuba fallopi, meningkatkan risiko keguguran dan kehamilan ektopik.
Oleh sebab itu, jika Mama sedang ingin hamil, segera hentikan kebiasaan merokok dan jauhi juga paparan asap rokok, ya.
6. Hormon prolaktin terlalu tinggi
Perubahan dan masalah hormonal lainnya yang juga bisa memicu infertilitas adalah ketidakseimbangan hormon. Salah satunya yakni produksi hormon prolaktin yang terlalu tinggi.
Kelenjar hipofisis mungkin akan membuat kelebihan produksi prolaktin atau yang disebut juga dengan hiperprolaktinemia. Kondisi ini dapat mengurangi produksi estrogen, yang kemudian menyebabkan infertilitas.
Biasanya kondisi ini terjadi karena adanya masalah pada kelenjar hipofisis. Selain itu, kelainan pada produksi prolaktin juga bisa dipicu oleh obat yang sedang Mama konsumsi. Diskusikan dengan dokter tentang adanya kemungkinan hal ini.
Jangan ragu untuk cek ke dokter jika kehamilan tak kunjung terjadi setelah lebih dari setahun menikah, terutama jika aktivitas seks Mama dan Papa berlangsung secara teratur dan normal. Bisa jadi masalah ini terjadi karena adanya infertilitas tersebut, Ma.