Apa Perbedaan Spermatogenesis dan Oogenesis?
Kedua proses ini sama-sama memengaruhi proses pembuahan, Ma
21 Agustus 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Spermatogenesis dan oogenesis memang memiliki istilah yang mirip, keduanya pun sama-sama memengaruhi sistem reproduksi dan keberhasilan proses pembuahan. Namun sebenarnya spermatogenesis dan oogenesis itu berbeda, Ma.
Pada dasarnya, kehamilan terjadi ketika ada proses pembuahan bertemunya sperma dan sel telur. Nah, masing-masing komponen tersebut juga memerlukan waktu untuk dimatangkan dalam tubuh laki-laki dan perempuan. Proses inilah yang dinamakan spermatogenesis dan oogenesis.
Berikut informasi lengkap tentang perbedaan spermatogenesis dan oogenesis yang perlu Mama ketahui, seperti telah Popmama.com rangkum dari berbagai sumber:
Editors' Pick
1. Apa itu spermatogenesis?
Dikutip dari Science Direct, spermatogenesis adalah proses produksi dan pematangan sel sperma dalam testis laki-laki. Spermatogenesis dimulai pada masa pubertas, tepatnya ketika kadar testosteron meningkat dalam tubuh laki-laki. Testosteron menjadi salah satu komponen penting dalam spermatogenesis.
Sperma tepatnya mulai berkembang di dalam tabung kecil di dalam testis yang disebut sebagai tubulus seminiferus. Di sini sel sperma yang awalnya berbentuk lingkaran kemudian akan berkembang menjadi bentuk seperti kecebong yang umumnya digambarkan.
Dari situ, sperma kemudian akan berpindah ke epididimis. Proses ini tidak sebentar, Ma. Dari tubulus seminiferus menuju epididimis diperlukan waktu antara 4-6 minggu.
Nah, kemudian dari epididimis sperma-sperma ini akan bergerak lagi menuju vas deferes untuk kemudian bercampur dengan cairan mani. Setiap kali ejakulasi, sekitar hampir 100 juta sperma akan dilepaskan dari tubuh laki-laki.
Dari jumlah yang banyak tersebut, hanya satu sperma saja yang bisa membuahi sel telur, sampai kemudian terus berkembang menjadi janin. Proses ini terus terjadi dalam tubuh laki-laki, mulai dari pubertas hingga seumur hidup. Jangka waktu proses ini pun cukup pendek.
2. Apa itu oogenesis?
Jika spermatogenesis terjadi pada laki-laki, maka proses oogenesis terjadi pada tubuh perempuan. Dikutip dari Science Direct, oogenesis adalah pembentukan sel telur (juga dikenal sebagai ovum atau oosit) pada janin berjenis kelamin perempuan.
Oogenesis mulai berkembang pada janin perempuan pada usia kehamilan sekitar 7 minggu. Ini berarti, sel telur sebenarnya sudah mulai dimiliki tubuh perempuan bahkan sejak ia masih berada dalam kandungan.
Puncaknya, sel telur yang dimiliki pada waktu tersebut bahkan bisa mencapai hingga 6 juta. Namun nanti ketika bayi perempuan dilahirkan, jumlah tersebut akan terus berkurang sampai hanya sekitar 1 juta saja.
Sel-sel telur ini kemudian berada pada fase ‘tidur’, dan baru akan kembali ‘bangun’ saat perempuan sudah masuk pubertas. Pada waktu itu, jumlahnya pun akan terus berkurang hingga sekitar 300 ribu hingga 400 ribu saja.
Memasuki usia dewasa (24-31 tahun), jumlah sel telur yang tersisa hanya sekitar 62 ribu. Jumlah ini kian menurun drastis saat perempuan memasuki usia 32-38 tahun, tepatnya sekitar 9.600 saja. Demikian dikutip dari ‘Acupuncuture for IVF and Assisted Reproduction: An Integrated Approach to Treatment and Management’.
Dengan kata lain, seiring dengan bertambahnya usia perempuan, jumlah dan kualitas sel telurnya akan mengalami penurunan.