Pahami Faktor Penyebab Infertilitas yang Sering Dialami Oleh Pria
Menurut penelitian, 40% penyebab pasangan tidak subur berasal dari pria. Benarkah?
26 Agustus 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk memiliki anak, meskipun telah berhubungan seks secara rutin. Pada sebagian besar infertilitas yang dialami oleh pasangan, pihak perempuan seringkali menjadi tersangka penyebab ketidaksuburan atau mandul.
Padahal, faktanya peluang pria mengalami gangguan kesuburan juga sama besarnya dengan masalah kesuburan perempuan.
Bahkan menurut penelitian, sekitar 40% faktor penyebab pasangan tidak subur justru berasal dari pria. Apa saja faktor penyebab masalah infertilitas pada pria?
1. Faktor gaya hidup
Gaya hidup yang sehat sangat berpengaruh terhadap kualitas sperma yang dihasilkan oleh pria. sayangnya, pria seringkali memilki gaya hidup yang buruk, salah satunya adalah merokok dan minum alkohol.
Asap rokok yang dihembuskan oleh para perokok dapat masuk ke dalam pembuluh darah dan mempengaruhi kualitas sperma. Efek negatifnya juga akan dirasakan juga oleh perempuan, lho!. Sebagai perokok pasif, asap rokok yang terhirup akan masuk ke pembuluh darah dan lambat laun beresiko merusak sel telur.
2. Sulit ejakulasi
Masalah sulitnya ejakulasi dapat terjadi ketika epididimis (organ yang menyimpan sperma dari testikel) dan tabung yang berfungsi untuk mendorong serta menyimpan sperma tertahan atau rusak.
Hal ini menyebabkan sulitnya pria menghasilkan sperma yang baik.
Editors' Pick
3. Pembengkakan buah zakar
Terjadinya pembengkakan salah satu buah zakar atau dalam dunia medis disebut Varicoceles merupakan salah satu penyebab infertilitas pada pria. Awalnya pria mungkin tidak menyadari ini. Namun lama kelamaan ia akan menyadarinya saat merasa sakit di bagian zakar ketika duduk, berdiri atau olah raga terlalu lama.
Pada sebagian besar kasus varikokel ini, dokter biasanya akan menyarankan tindakan operasi, baik operasi terbuka ataupun laparoskopi.
4. Retrograde ejaculation
Kelainan ejakulasi pada pria yang mampu menyebabkan ketidaksuburan berikutnya adalah retrograde ejaculation. Kelainan ini terjadi akibat air mani yang semestinya keluar saat pria ejakulasi, malah masuk kembali ke dalam kandung kemih. Hal ini disebabkan adanya kelainan pada katup kandung kemih pria, sehingga sperma yang dihasilkan jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan kondisi normal.
Gejala-gejala yang ditimbulkan pada kelainan ini diantaranya pria sulit terangsang dan sulit ejakulasi.
Jika pasangan Mama mengalami ini, sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.
5. Faktor penyakit bawaan
Kondisi fisik pria ternyata berpengaruh terhadap kualitas sperma yang dihasilkan. Hal ini dibuktikan dari adanya beberapa penyakit yang menimbulkan masalah kesuburan para pria.
Salah satunya adalah diabetes.
Pria yang menderita diabetes berpotensi lebih sulit memiliki keturunan akibat hormon insulin yang dimasukkan ke dalam tubuh. Hormon ini ternyata mempengaruhi kualitas sperma yang dihasilkan pria.
6. Disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi pada umumnya disebabkan oleh kondisi fisik serta gaya hidup.
Misalnya kebiasaan mengkonsumsi alkohol, kesulitan tidur atau obesitas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sejumlah ahli, masalah ini dapat diatasi dengan memperbaiki gaya hidup serta olahraga.
Salah satu olahraga yang bisa dilakukan adalah latihan kegel.
Olahraga yang menekankan pada area panggul ini membantu penis tetap keras selama ereksi. Hal itu akan menekan pembuluh darah, sehingga darah tetap mengalir di sekitar penis hingga proses ereksi berakhir.
Segera periksakan ke dokter
Guna memperoleh diagnosa yang akurat terkait masalah kesuburan pria, dokter biasanya akan menyarankan pria untuk melakukan sejumlah tes. Diantaranya pemeriksaan fisik, pemeriksaan kualitas sperma dan evaluasi hormon.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengamati apakah ada kelainan pada organ vital pria, seperti bentuk penis, ukuran testis, epididimis, prostat hingga kelenjar yang ada disekitar alat kelamin.
Sementara pada pemeriksaan sperma, dokter akan menganalisa hasil tes sperma berupa bentuk, kekentalan, gerakan, volume semen hingga jumlah serta strukturnya untuk mengetahui apakah sperma tersebut berkualitas atau tidak. Jika Anda berniat untuk melakukan tes ini, sebaiknya hindari aktivitas seksual yang menyebabkan ejakulasi sekitar 2 hingga 3 hari sebelum pemeriksaan, agar hasil tesnya lebih akurat.
Pemeriksaan terakhir yang sebaiknya dilakukan adalah evaluasi hormon. Tes ini biasanya dilakukan melalui pemeriksaan darah untuk mengukur kadar testosterone dan juga follicle stimulating hormone (FSH) dalam tubuh. Hormon ini memiliki peran yang penting dalam pembentukan sperma serta mendukung pematangan sel sperma. Hormon-hormon inilah yang mempengaruhi kualitas sperma pria.
Selain melakukan sejumlah pemeriksaan, ada baiknya pria mengubah gaya hidup dengan menerapkan pola hidup sehat. Misalnya dengan menjauhi rokok dan alkohol, menghindari stress serta mengkonsumsi makanan yang bergizi.