Endometriosis, Bahaya Ketika Darah Haid ‘Terperangkap’ di Dalam Tubuh
Darah haid yang tidak bisa keluar di dalam tubuh itu bisa berbahaya lho, Ma!
6 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernah mendengar tentang Endometriosis, Ma? Ini adalah gangguan yang umum dialami beberapa perempuan, di mana jaringan endometrium yang biasanya melapisi bagian dalam rahim, malah tumbuh di luar rahim.
Endometriosis paling sering terdapat pada indung telur, tuba falopi, dan jaringan lain yang melapisi panggul. Jaringan endometrium memang dapat menyebar di luar organ panggul, tetapi kasusnya sangat jarang sekali terjadi.
Pada kasus endometriosis, jaringan endometrium yang biasanya akan luruh dan keluar dari tubuh setiap siklus menstruasi, akan menjadi terperangkap di tempat yang tidak semestinya dan tidak dapat keluar dari tubuh.
Endometriosis yang terletak pada ovarium bisa membentuk kista yang disebut endometrioma.
Jaringan di sekitarnya akan mengalami iritasi dan pada akhirnya akan membentuk jaringan parut abnormal yang menyebabkan jaringan dan organ pelvis menempel satu sama lain.
Gejala Endometriosis
1. Nyeri panggul
Gejala utama endometriosis yang paling umum adalah nyeri panggul. Nyeri panggul dan kram biasanya dimulai sebelum menstruasi hingga beberapa hari selama haid. Mama juga mungkin akan merasakan sakit punggung dan nyeri pada perut bagian bawah.
2. Nyeri haid dan menstruasi berat
Perempuan dengan endometriosis biasanya juga merasa sakit selama menstruasi. Terkadang, nyeri haid mereka terasa cukup hebat dari biasanya. Pada beberapa perempuan diketahui nyeri haid dapat meningkat seiring waktu.
Selain itu, mereka juga cenderung mengalami perdarahan haid yang berlebihan atau menstruasi berat.
Namun, tingkat keparahan rasa sakit tidak bisa dijadikan indikator yang tepat. Beberapa perempuan dengan endometriosis ringan bisa mengalami rasa sakit yang hebat, sementara yang lain dengan endometriosis tingkat lanjut mungkin mengalami rasa sakit yang lebih ringan atau bahkan tidak ada rasa sakit sama sekali.
Editors' Pick
3. Nyeri berhubungan seksual
Mama sering mengalami nyeri saat berhubungan seksual? Rasa nyeri saat atau setelah berhubungan seks umumnya banyak terjadi pada perempuan dengan endometriosis.
4. Masalah BAB
Beberapa penderita endometriosis kemungkinan bisa mengalami gejala-gejala seperti, nyeri saat buang air besar atau buang air kecil. Keluahan ini biasanya terjadi selama periode menstruasi. Gejala lainnya, kamu mungkin juga mengalami kelelahan, diare, sembelit, kembung atau mual, terutama selama periode menstruasi.
Penyebab Terjadinya Endometriosis
Meskipun penyebab endometriosis masih belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa ilmuwan memiliki beberapa poin penjelasan berikut yang mengindikasikan penyebab endometriosis:
- Terjadinya menstruasi retrograde. Pada menstruasi ini, darah haid yang mengandung sel-sel endometrium mengalir kembali melalui tuba falopi dan masuk ke dalam rongga panggul, tidak keluar dari tubuh. Akibatnya, sel-sel endometrium yang terperangkap menempel pada dinding panggul dan permukaan organ panggul, di mana mereka tumbuh dan terus menebal.
- Transformasi sel embrio. Hormon seperti estrogen dapat mengubah sel embrio menjadi implan sel endometrium selama masa pubertas.
- Implantasi bekas luka bedah. Setelah operasi, seperti histerektomi atau operasi caesar, sel-sel endometrium dapat menempel pada sayatan bedah.
- Pengangkutan sel endometrium. Pembuluh darah atau cairan jaringan (limfatik) dapat mengangkut sel-sel endometrium ke bagian lain dari tubuh.
- Gangguan sistem kekebalan. Ada kemungkinan bahwa masalah sistem kekebalan tubuh bisa membuat tubuh tidak dapat mengenali dan menghancurkan jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim.
Perempuan yang Berisiko Endometriosis
Ada beberapa faktor yang bisa membuat Mama memiliki risiko yang lebih besar mengalami endometriosis, seperti:
- Belum pernah melahirkan.
- Haid pertama kali dimulai di usia dini.
- Memiliki siklus menstruasi yang pendek, misalnya kurang dari 27 hari.
- Memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi dalam tubuh atau eksposur yang lebih besar terhadap estrogen yang diproduksi tubuh Mama.
- Memiliki indeks massa tubuh yang rendah.
- Mengkonsumsi alkohol
- Memiliki satu atau lebih saudara kandung dengan endometriosis.
- Kelainan uterus.
- Memiliki kondisi medis yang mencegah aliran menstruasi keluar dari tubuh secara normal.
Melihat gejala yang cukup umum, untuk mendiagnosis endometriosis hanya bisa dilakukan melalui pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter.
Biasanya, pengobatan akan dilakukan dengan perawatan oat terlebih dahulu, atau melalui pembedahan operasi jika endometriosis sudah tingkat yang parah.
Baca juga:
- 5 Tips Jaga Pola Makan untuk Perempuan dengan Endometriosis
- Untuk Perempuan Endometriosis, Inilah Upaya Meningkatkan Kehamilan
- Terlalu Banyak Makan Daging Merah Berisiko Endometriosis?