9 Jenis Medical Check Up yang Perlu Mama Lakukan Sebelum Hamil
Lakukan tes ini untuk mengurangi risiko kehamilan yang bermasalah
19 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebelum hamil, banyak persiapan yang harus kamu lakukan sebagai calon Mama. Bukan hanya menjaga pola makan dan mengendalikan gaya hidupmu, tetapi kamu juga perlu melakukan beberapa pemeriksaan atau medical check up, lho!
American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) telah merekomendasikan kepada semua pasangan yang akan merencanakan kehamilan, untuk mulai melakukan beberapa pemeriksaan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang kehamilannya nanti.
Seperti yang kita ketahui, beberapa tahun belakangan ini kasus kehamilan dan kelahiran yang bermasalah cukup meningkat tajam. Hal tersebut banyak disebabkan oleh masalah yang terkait dengan riwayat kesehatan sang calon mama atau papa, seperti kelainan genetik, bakat, pengaruh hormonal, penyakit berat yang diderita atau tidak disadari, dan lain sebagainya.
Kamu bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli kandungan untuk mengetahui apa saja tes yang kamu butuhkan, sesuai dengan kondisi dan riwayat kesehatanmu. Berikut penjelasan yang telah Popmama.com rangkum untuk diketahui.
1. Tes urine lengkap
Pemeriksaan urine untuk mengetahui adanya infeksi saluran kemih atau penyakit ginjal adalah bagian dari setiap pemeriksaan pra-kehamilan. Hal ini karena penyakit ISK sangat berisiko bagi janin.
2. Tekanan darah
Tekanan darah diperiksa untuk mengidentifikasi adanya hipertensi atau tekanan darah rendah yang mungkin kamu alami, karena keduanya dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan.
3. Tes glukosa dengan HbA1c
Penderita diabetes yang kurang terkontrol berisiko tinggi mengalami gangguan pertumbuhan janin selama kehamilan, serta berisiko melahirkan bayi dengan gula darah yang sangat rendah.
Selain itu, perempuan dengan gula darah tak terkontrol juga dua kali lebih berisiko mengalami persalinan caesar hingga kematian bayi saat persalinan.
Itu sebabnya, jika kamu punya kelebihan berat badan, mengalami tanda-tanda diabetes, atau berisiko diabetes, penting untuk kamu melakukan pemeriksaan gula darah sebelum hamil.
Bukan hanya gula darah puasa saja, kamu juga disarankan melakukan pemeriksaan HbA1c, yaitu memeriksa kadar gula darah selama tiga bulan terakhir untuk melihat apakah ada kelainan atau tidak. Pemeriksaan ini dinilai lebih akurat untuk mengetahui bagaimana tingkat glukosa dalam tubuhmu.
Editors' Pick
4. Tes fungsi tiroid
Hormon tiroid juga sangat dibutuhkan dalam perkembangan janin normal. Jika kamu mengalami hipotiroid atau kekurangan hormon tiroid, maka pertumbuhan janin bisa terhambat, hingga mengalami kecacatan. Sebaliknya, kelebihan hormon tiroid juga dapat mengganggu plasenta, dan dapat menurunkannya ke bayi.
Pemeriksaan ini bisa mengetahui apakah kamu memiliki masalah tiroid. Jika kamu memilikinya, masalah tiroidmu bisa diatasi terlebih dahulu sebelum kehamilan terjadi. Pemeriksaan ini dilakukan melalui pemeriksaan darah khusus.
5. Analisa gen
Sebagian orang mungkin saja membawa sebuah ‘bakat’ penyakit genetik tanpa menyadarinya. Itu sebabnya, dokter sering merekomendasikan tes darah khusus untuk menganalisa ada atau tidaknya bakat kelainan genetik yang kamu atau pasangan kamu miliki, termasuk talasemia dan down syndrome.
Jika kamu dan pasanganmu sama-sama membawa gen resesif, ada kemungkinan bahwa janin bisa mendapatkan dua gen tersebut. Hal itu dapat menimbulkan masalah tertentu. Jika hal ini diketahui lebih awal sebelum kehamilan terjadi, dokter bisa melakukan cara tertentu untuk mengurangi risiko pada kehamilanmu nantinya.
6. TORCH
Tes ini merupakan salah satu tes umum yang paling direkomendasikan bagi kamu yang sedang merencanakan kehamilan, terutama bagi kamu yang berisiko. Melalui tes ini, kamu bisa mengetahui apakah kamu terpapar virus toxoplasma, rubella, cytomegalovirus, dan herpes. Melalui tes ini pula kamu bisa mengetahui kemungkinan kelainan bawaan atau adanya risiko keguguran yang bisa disebabkan oleh virus-virus tersebut.
Baca juga: Pentingnya Pemeriksaan TORCH bagi Ibu Hamil
7. Pap smear
Pap smear wajib dilakukan bagi semua perempuan yang sudah menikah setiap dua hingga tiga tahun sekali. Pap smear juga salah satu rangkaian tes yang direkomendasikan bagi kamu sebelum merencanakan kehamilan.
Tes dilakukan dengan memasukkan spekulum ke vagina untuk mengambil cairan serviks. Tes ini menilai ada tidaknya sel abnormal di dalam rahim yang bisa berkembang menjadi kanker.
Baca juga: Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Pap Smear dan Prosesnya
8. Skrining ginekologi
Skrining ini dilakukan untuk memeriksa kemungkinan adanya uterine fibroid, kista, tumor jinak, atau penyakit radang panggul. Skrining ini juga bisa menemukan ada tidaknya sindrom PCOS (polycystic ovarian syndrome) atau masalah ginekologi lainnya yang dapat menghambat kehamilan.
Baca juga:
9. Sexually Transmitted Infections test (STI)
Penyakit menular seksual dapat menyebabkan gangguan pada saluran telur dan menyebabkan sulit hamil. Penyakit seperti HIV atau hepatitis B dan C juga dapat ditularkan ke bayi, hingga menyebabkan kelainan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di AS merekomendasikan para perempuan berusia 25 tahun yang sudah aktif berhubungan seksual perlu diskrining untuk melakukan tes ini, terlebih bagi yang berisiko tinggi mengalami HIV, hepatitis B atau C, atau sifilis.
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut berguna untuk mengetahui apakah kondisi kesehatan kamu cukup baik untuk menjalani kehamilan dan tidak berisiko.
Medical check up yang dilakukan sebelum hamil juga diharapkan bisa membantu untuk mengurangi risiko kehamilan dan kelahiran yang bermasalah.
Baca juga:
- Merasakan Gejala Kehamilan Saat Tidak Hamil, Apa Penyebabnya?
- Kaya Nutrisi dan Rendah Gula, 5 Manfaat Kurma Muda untuk Program Hamil
- Apakah Mama Masih Bisa Hamil Setelah Vasektomi?