4 Hal Penting tentang Kehamilan dengan Lupus yang Perlu Diperhatikan
Hamil saat menderita masalah autoimun memang tidak mudah, inilah beberapa hal yang perlu diketahui
22 Januari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama pernah mendengar penyakit Lupus? Satu pertanyaan yang sering muncul pada perempuan yang baru didiagnosis mengalami Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah, “bisakah saya hamil dengan normal, aman, dan memiliki bayi yang sehat?”. Jawabannya, ya.
Di masa lalu, para tenaga kesehatan profesional memang sempat menganggap bahwa perempuan yang mengidap Lupus sangat sulit untuk bisa hamil.
Namun dikutip dari laman Verywell Health, saat ini para profesional kesehatan sudah mulai optimis bahwa para perempuan dengan Lupus tetap bisa hamil dengan minim risiko dan melahirkan bayi yang sehat, tentu dengan perawatan medis yang tepat.
Walaupun peluang kehamilan sehat tetap ada, perempuan pengidap Lupus harus tetap memperhatikan kondisi kesehatannya sebelum hamil, mengingat kehamilan dengan Lupus tetap dianggap berisiko tinggi. Mereka harus tetap konsultasi dengan tenaga ahli kandungan sebelum dan selama hamil.
Untuk membantu mempersiapkannya, berikut beberapa hal penting yang dapat digunakan sebagai panduan umum sebelum merencanakan kehamilan dengan Lupus.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Hamil Jika Mengalami Lupus?
Kehamilan adalah anugerah yang sebenarnya bisa direncanakan. Mama yang mengidap lupus namun ingin hamil, perlu merencanakannya dengan matang.
Kehamilan akan menjadi sehat jika komplikasi akibat Lupus yang diderita mulai stabil dan terkendali dalam kurun waktu paling tidak 6 bulan. Lupus memang memengaruhi tubuh mama termasuk ginjal mama. Jadi, saat kondisi Mama sudah lebih baik dan sehat, Mama bisa segera hamil.
Waspadai jika kehamilan tidak sesuai rencana. Hamil ketika lupus yang diderita masih aktif dapat menyebabkan keguguran atau komplikasi lainnya. Untuk mencegah komplikasi, Mama dengan lupus harus rajin kontrol ke dokter kandungan dan penyakit dalam.
Editors' Pick
Komplikasi Paling Umum yang Dialami Saat Hamil dengan Lupus
Menurut Lupus Foundation of America, preeklampsia adalah salah satu komplikasi yang dapat memengaruhi perempuan yang sedang hamil dengan Lupus. Risiko terjadinya bisa hingga 20 persen.
Preeklampsia adalah peningkatan tekanan darah dan protein dalam urine yang tiba-tiba, atau keduanya selama kehamilan.
Disebabkan oleh Lupus atau bukan, preeklampsia ini adalah kondisi serius yang membutuhkan perhatian medis segera. Penyakit ini tidak dapat diabaikan karena bisa juga membahayakan keselamatan bayi dan Mama. Perlu diperhatikan juga, preeklampsia bisa sulit dibedakan dari Lupus nephritis, yang bisa memengaruhi ginjal.
Pada perempuan dengan Lupus, terjadi perkembangan antibodi antiphospholipid yang dapat mengganggu fungsi plasenta dan dapat menyebabkan pembekuan darah. Ketika keduanya terjadi, dampak yang bisa terjadi adalah menghambat plasenta tumbuh dan bekerja dengan normal.
Kondisi ini paling sering terjadi pada trimester kedua dan sudah pasti dapat mempengaruhi pertumbuhan janin. Tetapi jika perkembangan dan perencanaan kehamilan Mama baik, bayi dapat dilahirkan dan menjalani hidup sehat.
Bagaimana Memastikan bahwa Kehamilan Mama Sehat?
Karena kondisi tubuh mama sedang "istimewa" maka Mama perlu memastikan kehamilan mama sehat dengan cara:
- Rutin melakukan jadwal kontrol kehamilan. Sangat penting untuk memantau kemajuan kehamilan dan pertumbuhan bayi Mama.
- Beristirahat dan makanlah dengan baik. Merawat diri sendiri akan meningkatkan peluang kehamilan yang sehat. Jangan lupa minumlah obat yang diresepkan dokter. Tanyakan obat apa saja yang harus Mama hentikan selama hamil.
- Pahami jenis-jenis perubahan tubuh yang akan Mama alami, dan bagaimana tubuh Mama akan bereaksi terhadap peningkatan hormon kehamilan, serta berbagai perubahan fisik lainnya.
- Pekalah dan konsultasikan kepada dokter kandungan Mama bila ada suatu perubahan yang terjadi pada tubuh.
Apakah Bayi yang Dilahirkan Bisa Selamat dan Normal?
Tidak benar bahwa bayi yang lahir dari ibu pengidap Lupus memiliki risiko yang lebih besar mengalami cacat lahir, dibanding bayi yang lahir dari ibu yang bukan pengidap Lupus. Risiko cacat lahir sama dengan para Mama lainnya yang sehat.
Satu-satunya risiko yang dimiliki bayi yang lahir dari ibu pengidap Lupus adalah mengembangkan Lupus neonatal. Sekitar 10 persen perempuan dengan antibodi anti-Ro -, akan melahirkan bayi dengan Lupus neonatal. Ini berbeda dengan SLE, tetapi bentuk lupus yang umumnya bisa menghilang selama tahun pertama kehidupan bayi.
Kelahiran prematur mungkin merupakan masalah terbesar. Sekitar separuh ibu yang melahirkan dengan Lupus, harus menjalani persalinan sebelum usia kehamilan 40 minggu.
Namun, bila bayi Mama lahir setelah usia 30 minggu dengan berat lahir yang cukup, ia bisa tumbuh dengan baik dan normal.
Pastikan dokter kandungan Mama memiliki pengalaman dengan kehamilan berisiko tinggi dan rumah sakit tempat Mama berencana melahirkan juga berpengalaman dalam merawat kehamilan berisiko tinggi.
Baca juga:
- Apa Itu Kehamilan Ektopik Terganggu dan Bagaimana Cara Penanganannya?
- Jangan Menyerah, Perempuan dengan Kanker Serviks Bisa Hamil!
- Hati-Hati PCOS! Gangguan Hormon Perempuan yang Menyebabkan Sulit Hamil