Apakah Orgasme pada Perempuan Bisa Tingkatkan Peluang Kehamilan?
Benar nggak nih, Ma?
26 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi beberapa pasangan suami istri, orgasme perempuan sering dianggap sebagai goals ketika berhubungan intim. Beberapa pendapat bahkan mencoba menghubungkan tentang orgasme perempuan dengan peluang kehamilan.
Masih belum jelas apakah orgasme pada perempuan dapat menigkatkan peluang kehamilan atau tidak.
Tentunya, Mama tetap bisa hamil meski tanpa mengalami orgasme.
Namun tetap saja banyak yang penasaran, apakah orgasme pada perempuan bisa meningkatkan peluang Mama untuk hamil?
Berikut Popmama.com sampaikan beberapa teori yang mengungkapnya.
1. Teori orgasme perempuan
Ada dua hipotesis utama tentang bagaimana orgasme dapat membantu kesempatan perempuan untuk hamil. Salah satunya dikenal sebagai hipotesis "poleaxe".
Teori ini menyatakan bahwa tujuan orgasme pada perempuan adalah membuat mereka merasa rileks dan mengantuk sehingga mereka akan berbaring setelah berhubungan seks. Idenya, posisi ini dapat membantu sperma “mencapai tujuan” dengan lebih mudah.
Sebuah penelitian pengobatan metode IUI menemukan bahwa perempuan yang tetap dalam posisi horizontal setelah inseminasi, lebih tinggi peluangnya untuk hamil.
2. Teori upsuck
Teori lain tentang bagaimana orgasme pada perempuan dapat membantu proses kehamilan disebut teori "upsuck". Hipotesis ini mengemukakan bahwa kontraksi rahim bisa membantu "menyedot" air mani di sekitar vagina ke dekat leher rahim.
Orgasme kemudian membantu memindahkan sperma melalui uterus dan tuba falopi.
Sebuah penelitian mengukur jumlah air mani yang bocor keluar setelah berhubungan seks. Mereka menemukan bahwa ketika orgasme pada perempuan terjadi selama satu menit atau kurang sebelum ejakulasi pria, retensi sperma akan lebih besar.
Tetapi jika orgasme pada perempuan tidak terjadi dalam satu menit sebelum ejakulasi pria, retensi sperma akan terjadi lebih rendah.
Bagaimana jika orgasme terjadi setelah ejakulasi pria? Peneliti menemukan bahwa selama perempuan tersebut mengalami orgasme hingga 45 menit setelahnya, retensi sperma akan lebih tinggi.
Namun, teori diatas tidak mengukur tingkat kehamilan.
Editors' Pick
3. Teori evolusioner tentang orgasme
Ada teori lain tentang orgasme pada perempuan. Teori ini berpendapat bahwa pengaruh orgasme perempuan terhadap pembuahan itu tetap penting, tetapi bukanlah hal utama.
Saat ini, ovulasi bergantung dari jadwal bulanan dan apakah perempuan berhubungan seks atau tidak.
Stimulasi klitoris tetap dianggap dapat menginduksi perasaan senang, bersama dengan pelepasan hormon dan kontraksi otot. Hormon dan kontraksi tersebut dinilai sebagai tanda ovarium untuk melepaskan telur pada manusia.
Ketika manusia berevolusi, ovulasi mulai bisa terjadi secara teratur, tanpa rangsangan seksual. Namun, hal ini tidak berarti orgasme pada perempuan tidak berpengaruh dalam proses pembuahan. Tetap terlihat adanya penurunan peluang pada aktivitas seksual tanpa orgasme perempuan.
4. Adakah hubungan antara frekuensi orgasme dan kesuburan?
Sebagaimana dinyatakan di atas, belum ada penelitian yang secara gamblang menjelaskan tentang hubungan orgasme perempuan dengan konsepsi.
Namun, salah satu studi menguji hubungan antara tingkat orgasme perempuan dan jumlah anak yang ia miliki.
Dalam penelitian ini, 8.000 saudara kembar dan saudara perempuan disurvei. Peserta ditanya seberapa sering mereka melakukan hubungan seks, frekuensi mereka orgasme, apakah mereka mengalami kesulitan mencapai orgasme, dan berapa banyak faktor biologis yang mereka miliki.
Meskipun lemah, peneliti tetap menemukan adanya korelasi antara tingkat orgasme dan jumlah anak. Tapi begitu melibatkan faktor lingkungan, kolerasi menjadi lenyap.
Menurut penelitian ini, kemampuan Mama untuk orgasme tidak akan mempengaruhi kesuburan.
5. Hubungan antara orgasme, ovulasi, dan kehamilan
Terlepas dari apakah orgasme dapat membantu peluang kehamilan, ovulasi dan kehamilan juga bisa menyebabkan orgasme.
Mama mungkin saja mengalami orgasme sebelum masa ovulasi, karena kadar estrogen meningkat. Tingkat estrogen yang lebih tinggi juga bertanggung jawab atas peningkatan cairan atau lendir serviks. Cairan tersebut akan menciptakan lingkungan yang ideal bagi sperma untuk bertahan hidup dan berenang.
Peningkatan cairan serviks ini ternyata juga meningkatkan hasrat seksual dan membuat orgasme lebih mudah terjadi.
Baik selama ovulasi dan kehamilan, orgasme bisa lebih terasa karena peningkatan aliran darah ke area panggul. Peningkatan aliran darah dan pembesaran pelvis lebih terasa selama kehamilan, dan beberapa perempuan mengalami orgasme untuk pertama kalinya ketika mereka hamil.
Baca juga:Orgasme Penting Bagi Ibu Hamil.
6. Apakah orgasme selama kehamilan berbahaya bagi bayi?
Ini adalah ketakutan yang umum, tetapi biasanya tidak bermasalah. Kecuali Mama memiliki masalah medis tertentu dan dokter menyarankan untuk tidak melakukan seks atau hubungan seks yang klimaks.
Jadi, Mama tidak perlu khawatir akan mengalami orgasme saat hamil, selama kehamilan dinyatakan aman.
Orgasme mungkin bisa saja berpengaruh, atau tidak berpengaruh dalam peluang kehamilan. Tetapi ada beberapa manfaat yang bisa Mama rasakan melalui orgasme. Selain menyenangkan, orgasme bisa meredakan stres dan menenangkan. Dengan begitu, rasa tertekan bisa dikurangi.
Cobalah menikmati waktu intim dengan pasangan, jangan merencanakan atau pun menargetkan.
Baca juga:
- 9 Fakta Menarik Tentang Ovulasi yang Perlu Kamu Ketahui
- 6 Penyebab Perempuan Susah Orgasme yang Mungkin Nggak Kamu Sadari
- Alasan Mengapa Orgasme Penting Bagi Ibu Hamil