Risiko Penularan Toksoplasma Bukan Hanya dari Kucing
Bagi yang sedang merencanakan kehamilan, waspadai sumber-sumber penularan toksoplasma!
1 September 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi kamu yang memelihara kucing di rumah sejak sebelum memiliki anak, mungkin sudah sering mendengar peringatan dari orang-orang sekitar tentang risiko toksoplasma.
Ya, sebagian besar masyarakat awam menganggap bahwa kucing adalah media penularan yang sempurna bagi infeksi toksoplasma. Penyakit ini dikenal dapat berisiko bagi perempuan yang sedang hamil atau merencanakan kehamilan.
Itulah sebabnya, ibu hamil dan perempuan yang berencana untuk hamil diwanti-wanti untuk tidak terlalu intens bersinggungan dengan kucing.
Namun sebelum terlalu jauh mempermasalahkan peliharaan kucing, ada baiknya kita kenali toksoplasma terlebih dahulu. Apakah penyebaran toksoplasma benar-benar hanya melalui kucing saja?
Apa sebenarnya yang bisa menyebabkan risiko penyebaran jadi lebih tinggi?
Apa saja risikonya?
Bagaimana cara mengenali tandanya dan mencegahnya? Popmama.com akan coba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
1. Apa itu Infeksi Toksoplasmosis?
Toksoplasmosis adalah infeksi umum yang disebabkan oleh parasit toxoplasma gondii. Infeksi ini dapat menyerang sebagian besar burung dan hewan mamalia, serta manusia. Infeksi ini dapat menyebabkan terbentuknya kista di dalam tubuh, biasanya di otak dan otot, termasuk jantung.
Tetapi jika sistem kekebalanmu cukup sehat, kamu bisa terhindar dari penyebaran infeksi ini.
Toksoplasmosis terkenal cukup berbahaya bagi ibu hamil karena dikhawatirkan penyebarannya bisa menular ke bayi saat mereka berkembang di dalam rahim.
2. Gejala toksoplasma sulit dibedakan
Tanda-tanda infeksi toksoplasmosis biasanya hampir mirip dengan gejala flu ringan, seperti demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, pegal-pegal, kelelahan, dan nyeri pada otot, hingga pembengkakan kelenjar getah bening. Namun dalam banyak kasus, toksoplasmosis tidak menyebabkan gejala apa pun.
Kamu bisa saja terkena toksoplasmosis tanpa menyadarinya.
Jika sistem kekebalan tubuh kamu kurang baik karena masalah kesehatan lain, kamu mungkin akan mengalami gejala yang lebih serius, seperti kebingungan, kurang koordinasi, sulit bernapas, hingga penglihatan kabur.
Editors' Pick
3. Sumber penularan toksoplasma bukan hanya dari kucing
Toksoplasmosis paling banyak terjadi di daerah dengan iklim yang hangat dan lembap. Toksoplasmosis tidak dapat ditularkan dari orang ke orang, kecuali penularan dari ibu ke bayi selama kehamilan atau melalui transfusi darah yang terinfeksi atau transplantasi organ.
Sumber penularannya juga bukan karena menyentuh atau bersinggungan dengan kucing semata, tetapi melalui limbah padat atau kotoran kucing yang terinfeksi toxoplasma gondii.
Selain kotoran kucing, para ahli memperkirakan bahwa setengah dari infeksi toksoplasmosis disebabkan oleh konsumsi daging yang terinfeksi dalam keadaan mentah atau setengah matang dan menggunakan peralatan yang telah menyentuh daging mentah.
Parasit juga bisa didapat dari minuman air yang terkontaminasi, susu kambing atau keju yang tidak dipasteurisasi, serta buah dan sayuran yang tidak dicuci.
4. Risiko toksoplasma pada ibu hamil
Meskipun infeksi ini hanya menyebabkan penyakit ringan tanpa gejala pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang sehat, tetapi toksoplasma sangat berisiko jika terinfeksi selama kehamilan karena parasit dapat menginfeksi plasenta dan bayi yang belum lahir.
Para peneliti memperkirakan bahwa lebih dari 4 juta kelahiran di Amerika Serikat setiap tahunnya, antara 400 dan 4.000 bayi dilahirkan dengan toksoplasmosis.
Risiko yang mempengaruhi kesehatan bayi akan tergantung pada kapan waktu kamu terinfeksi toksoplasma.
Menurut Organization of Teratology Information Services (OTIS), ketika ibu hamil terinfeksi antara minggu ke-10 hingga ke-24, bayi yang sedang berkembang di dalam kandungan bisa berisiko mengalami masalah kesehatan yang berat, termasuk kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, demam, ikterus, kelainan retina, masalah pendengaran, keterbelakangan mental, ukuran kepala abnormal, kejang, pengapuran otak, hingga kematian bayi saat lahir.
Selama trimester ketiga janin memang mengalami peningkatan risiko terinfeksi, tetapi risiko kerusakan janin menurun karena sebagian besar perkembangan penting telah terjadi.
Jika Mama terinfeksi toksoplasmosis pada awal kehamilan, risiko keguguran juga akan meningkat. Ada juga risiko yang sangat kecil untuk menginfeksi bayi jika kamu terkena infeksi dalam beberapa bulan sebelum hamil.
Karena itu, jika kamu baru didiagnosis terinfeksi sebelum hamil, beberapa ahli menyarankan untuk menunggu selama enam bulan sebelum mencoba hamil lagi.
5. Diagnosis toksoplasma untuk kehamilan
Sebenarnya, jika kamu pernah terinfeksi toksoplasmosis di masa lalu dan sudah lama sekali, mungkin tidak ada risiko bagi kehamilan kamu saat ini. Masalahnya adalah, gejala toksoplasmosis sangat ringan sehingga kamu mungkin tidak akan tahu kapan kamu megalaminya atau tidak sama sekali.
Cara yang paling akurat adalah melakukan tes.
Medical check up yang dilakukan sebelum hamil biasanya akan merekomendasikan kamu melakukan tes TORCH untuk mendeteksi ada tidaknya infeksi toksoplasma. Tes ini juga bisa dilakukan saat kunjungan pertama pada awal kehamilan.
Jika kamu positif terinfeksi selama kehamilan, kamu akan diberikan pengobatan antibiotik selama beberapa bulan untuk mengurangi risiko gangguan parah pada bayi.
Kordosentesis adalah tes yang dapat menentukan apakah infeksi telah terjadi selama kehamilan.
6. Cara menghindari risiko penularan toksoplasma
Kabar baiknya adalah ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk menghindari risiko terinfeksi, seperti berikut.
Hindari kotoran kucing atau pakailah sarung tangan saat membersihkan kotoran kucing.
Cucilah tangan dengan bersih setelahnya. Jika kamu sedang hamil atau mengalami masalah imunitas, mintalah orang lain yang melakukannya.
- Beri makan kucing di rumah dengan jenis makanan kucing yang kering daripada daging mentah.
- Sebaiknya hindari menangani atau mengadopsi kucing liar saat sedang hamil atau sebelum hamil.
- Jauhkan hewan peliharaan kamu dari jangkauan makanan yang akan kamu konsumsi.
- Cuci tangan dan bagian tubuh yang terpapar lainnya dengan sabun dan air mengalir setelah menyentuh hewan, kandang, atau wadah makanan mereka.
- Jangan mengonsumsi daging mentah atau setengah matang saat atau sebelum hamil. Masak semua daging merah sampai benar-benar matang dan cucilah tangan dengan bersih setelah mengolah daging mentah.
- Cuci semua peralatan dapur secara menyeluruh setelah mengolah daging mentah.
- Selalu cuci buah dan sayuran sebelum dimasak atau dikonsumsi, termasuk salad siap saji.
- Hindari minum susu kambing yang tidak dipasteurisasi atau konsumsi produk yang terbuat dari bahan tersebut.
Selain menghindari sumber-sumber penularannya, lakukan tes penapisan sebelum hamil atau tahap awal kehamilan sangat penting ya Ma, agar bisa menurunkan risikonya.
Baca juga:
- Terbukti Ampuh! Ini Dia Cara Mengonsumsi Kurma Muda untuk Promil
- Saran dari Obgyn, Ini 6 Posisi Seks yang Lebih Berpeluang Cepat Hamil
- Fakta: Berat Badan Memengaruhi Kesuburan Reproduksi