5 Kondisi Kesehatan yang Memerlukan Intrauterine Insemination
Intrauterine Insemination merupakan pilihan yang baik untuk perempuan dengan PCOS.
1 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Inseminasi Intrauterine (IUI) atau inseminasi buatan bekerja dengan menempatkan sel sperma langsung ke dalam rahim saat perempuan sedang berovulasi.
Tingkat keberhasilan IUI sendiri apabila dilakukan secara rutin. Apalagi, program kehamilan ini tidak memerlukan pembedahan khusus.
Dikutip dari Verywellfamily,
Jika kamu berusia di bawah 40 tahun maka siklus IUI penting dilakukan sebelum mencoba perawatan perawatan IVF.
Untuk mengetahui lebih lanjut, Mama perlu mengetahui 5 kondisi tertentu memungkinkan Mama memerlukan proses IUI. Berikut informasi selengkapnya dari Popmama.com:
1. Memiliki masalah serviks atau leher rahim
Prosedur IUI bisa ditujukan pada perempuan yang mengalami kondisi kelainan serviks, termasuk jaringan parut dari operasi sebelumnya.
Sebab, kelainan ini dapat mengganggu aliran sperma dari vagina ke rahim.
Apabila lendir yang diproduksi oleh serviks atau leher rahim pada saat proses ovulasi terlalu kental, maka lendir tersebut menghalangi perjalanan sperma menuju tuba falopi.
Bahkan leher rahim mungkin akan menghalangi sel sperma untuk bertemu dengan sel telur, sehingga tidak terjadi pembuahan.
Sementara itu, prosedur IUI dapat langsung mengirimkan sperma ke uterus.
Editors' Pick
2. Terjadi karena produksi sel telur berkurang drastis
Bagi beberapa perempuan, Inseminasi Intrauterin merupakan pilihan yang lebih baik saat memiliki masalah ovalasi.
Pasalnya, sebagian penyebab perempuan susah hamil yakni karen masalah ovulasi. Biasanya, masalah ini terjadi karena produksi sel telur berkurang drastis.
Dipublikasikan oleh Prideangel, tes ovulasi memungkinkan kamu menentukan masa subur yang benar dari siklus menstruasi. Setelah hari ovulasi ditentukan, informasi ini akan membantu memprediksi waktu terbaik untuk inseminasi dimulai pada bulan berikutnya.
Umumnya, inseminasi harus dimulai 2-3 hari sebelum ovulasi jatuh tempo. Kemudian dilakukan setiap 48 jam setelahnya sebanyak 2-3 kali dalam sebulan.