Perlu Waspada, Inilah Risiko Komplikasi Utama dari program IVF
Sebelum memulai program IVF, sebaiknya harus dipertimbangkan baik-baik!
15 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama sedang menjalankan perawatan In Vitro Fertilization?
Program bayi tabung seperti IVF memang ada beberapa kondisi medis yang tingkat keberhasilannya sangat baik.
Sedangkan pada kondisi kelainan rahim, paparan DES (estrogen sintetis), fibroid dan efek jangka panjang dari tuberkulosis laten mempengaruhi tingkat keberhasilan IVF.
Namun meski peluang suksesnya cukup tinggi, program IVF juga memiliki risiko komplikasi yang harus dipertimbangkan baik-baik.
Berikut Popmama.com berikan informasi selengkapnya:
Editors' Pick
1. Menyebabkan kehamilan ektopik
Secara medis, embrio yang dipindahkan ke dalam rahim sebagai bagian dari perawatan IVF mungkin dapat masuk ke tuba falopi dan menyebabkan kehamilan ektopik.
Dilansir dari Laivfclinic, kehamilan ektopik adalah 1% dari semua kehamilan dan untuk kasus fertilisasi in vitro (IVF) diperkirakan 1-3%.
Itu artinya, kehamilan ektopik termasuk salah satu risiko bayi tabung yang sangat perlu diwaspadai oleh perempuan.
Setelah kehamilan ektopik didiagnosis, dokter akan meminimalkan komplikasi dan mengangkatnya dengan laparoskopi.
2. Mengalami kehamilan anak kembar yang belum tentu direncanakan
Sebagian perempuan mungkin mengalami kehamilan anak kembar melalui program IVF. Terutama jika didasarkan pada jumlah embrio yang ditransfer dan usia pasien.
Diinformasikan dari CDC, kelahiran kembar biasa terjadi pada perawatan kesuburan. Selama penggunaan teknologi reproduksi terbantu (ART) seperti IVF mengakibatkan kelahiran ganda.
Hasil kehamilan kembar dari In Vitro Fertilization (IVF), biasanya dikarenakan banyak sel telur dibuahi pada saat yang sama dan dipindahkan kembali ke dalam rahim.
Sedangkan kehamilan kembar, ini sangat berisiko tinggi untuk persalinan prematur. Jika memang Mama dan Papa sudah merencanakan memiliki anak kembar, hal ini mungkin bukan masalah besar.
3. Dapat terjadi sindrom hiperstimulasi ovarium
Secara medis, Sindrom Hiperstimulasi Ovarium (OHSS) adalah komplikasi yang relatif umum dari program bayi tabung.
Kondisi OHSS sendiri lebih sering terjadi pada pasien yang memiliki respons berlebihan terhadap hormon berlebih dan perempuan dengan PCOS.
Dikutip dari MayoClinic, OHSS dapat terjadi pada perempuan yang menjalani IVF atau induksi ovulasi dengan obat suntik. OHSS akan membaik dengan sendirinya dalam kasus-kasus ringan.
Sementara gejala dari OHSS yang menyebabkan ovarium membengkak dan nyeri, ini sering kali terjadi setelah menggunakan obat suntik untuk merangsang ovulasi.
Itulah beberapa komplikasi umum yang terjadi pada program IVF. Namun tingkat keberhasilan dan risiko bervariasi dari satu klinik ke klinik lain.
Baca juga:
- Waspada! 5 Jenis Diet Ini Berdampak Buruk pada Program IVF
- Berencana IVF? Ini Tips Dari Dokter agar Proses Bayi Tabung Sukses!
- 5 Hal yang Perlu Diketahui Ketika Ingin Program IVF di Malaysia