Pentingnya Mempersiapkan Mental saat Memutuskan Membekukan Sel Telur
Karena ini merupakan salah satu keputusan besar yang diambil
17 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada tahun 2014, pembekuan sel telur memang menarik perhatian dunia. Saat itu, beberapa perusahaan besar seperti Apple, Facebook, dan Google mengumumkan bahwa mereka akan membiayai para karyawan perempuannya untuk menjalani prosedur ini.
Dalam waktu singkat, metode ini pun jadi trend dan dianggap sebagai sebuah solusi bagi mereka yang ingin mempertahankan kesuburan. Pembekuan sel telur dilakukan oleh para perempuan yang ingin menunda kehamilan, namun tak mau melewatkan masa emas dalam kesuburan.
Sebagaimana diketahui, kualitas sel telur akan mengalami penurunan seiring waktu sehingga banyak orang ingin membekukannya di masa subur, untuk digunakan di kemudian hari.
Meski demikian, banyak perempuan mengambil langkah ini tanpa memperhitungkan dampaknya. Walau terdengar seperti solusi yang cerdas, namun sebenarnya ada banyak hal yang akan kamu korbankan dalam proses pembekuan sel telur.
Karenanya, kesiapan mental memang sangat diperlukan. Kira-kira apa saja yang harus dipersiapkan? Berikut ini Popmama.com merangkum tentang pentingnya mempersiapkan mental saat memutuskan membekukan sel telur.
Editors' Pick
Sekilas tentang Pembekuan Sel Telur
Pembekuan sel telur sendiri diperkenalkan oleh perusahaan bernama Prelude. Metode ini memungkinkan seseorang untuk menyimpan sel telur dalam kondisi terbaik, untuk dipergunakan di kemudian hari saat yang bersangkutan sudah siap memiliki anak.
Prosedur ini dilakukan karena sel telur, dan juga sperma, tidak selamanya dalam kondisi bagus. Masa paling subur adalah pada awal usia 20 tahunan hingga pertengahan 30 tahunan.
Selain kemungkinan pembuahan yang tinggi, sel telur dan sperma yang diproduksi pada usia tersebut umumnya minim risiko kelainan genetik.
Sayangnya, tidak semua orang siap memiliki anak pada usia tersebut. Ada banyak hal yang mungkin terjadi sehingga seseorang memutuskan untuk menunda punya anak, misalnya masalah finansial, faktor kesehatan, atau hal lain yang sifatnya personal.
Karenanya, selama beberapa tahun terakhir, pembekuan sel telur menjadi alternatif yang banyak dilakukan.
Risiko yang Mungkin Dialami
Nyatanya, melakukan pembekuan sel telur tak semudah yang dibayangkan. Akan ada beberapa proses yang dilalui, dan hal itu mungkin akan membuat tidak nyaman.
Ditambah lagi, tindakan yang dilakukan juga tak selamanya membuahkan hasil. Secara umum, hal-hal berikut mungkin akan terjadi:
1. Proses panjang
Agar prosedur ini sukses, tentunya tim medis harus melakukan berbagai observasi. Untuk mendapatkan sel telur dengan kondisi terbaik, kamu harus menjalani berbagai tes laboratorium, suntik hormon, dan konsultasi dengan dokter.
Semua proses itu cukup melelahkan dan tidak mudah untuk dijalani. Karenanya, pasien yang menjalaninya harus meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikiran agar tetap sehat secara emosional.
2. Masalah biaya
Hal lain yang tak kalah mendasar adalah masalah finansial. Dengan banyaknya proses dan prosedur yang harus dijalani, tentunya kamu harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.
Harga yang harus dibayar pun mungkin akan bervariasi tergantung pada kondisi tubuh yang bersangkutan.
3. Kurangnya dukungan emosional
Salah satu kendala yang mungkin jarang diperhitungkan adalah kondisi emosional. Tidak semua orang memahami apa yang kamu lakukan sehingga enggan memberikan dukungan.
Parahnya, beberapa justru memberikan penilaian negatif. Selain itu, kamu mungkin akan mengalami kendala saat membicarakan hal ini dengan pasangan di masa depan.
4. Bisa berdampak pada kesehatan
Dijelaskan di atas, kamu harus menjalani beberapa prosedur suntik hormon untuk menyiapkan tubuh sebelum pengambilan sel telur. Sayangnya, hal ini tak selalu berdampak baik.
Dalam beberapa kasus, treatment ini justru menyebabkan masalah kesehatan serius. Hal ini tentunya tak hanya berdampak pada fisik, namun juga kondisi mental.
5. Risiko gagal
Perlu kamu ketahui bahwa prosedur ini tak selalu memberikan hasil memuaskan. Ada kalanya dokter tidak mendapatkan sel telur yang cukup baik untuk disimpan.
Karenanya, kamu harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk mengatasi rasa kecewa saat tak mendapatkan hasil sesuai harapan.
Kamu Mungkin Tak Perlu Melakukannya
Dilansir dari Healthline, seorang perempuan pernah menjalani prosedur ini dan mengalami sejumlah masalah kesehatan akibat suntik hormon.
Namun setelah mengalami berbagai kesulitan, di kemudian hari dia berhasil hamil dengan mudah secara alami. Pada saat itulah dia merasa menyesal karena treatment pembekuan sel telur yang dilakukan ternyata sama sekali tidak perlu.
Walau proses ini terlihat mudah, namun hal-hal yang disebutkan di atas sangat mungkin terjadi. Bukan hal sepele, kamu harus mempersiapkan diri sebaik mungkin jika risiko tersebut menghampiri.
Perlu pertimbangan matang dan persiapan mental yang kuat untuk menghadapi kemungkinan gagal, kecewa, atau menyesal. Semoga bijak dalam mengambil keputusan dan dampak dari keputusan untuk membekukan sel telur.
Semoga informasi ini bisa menjadi bahan pertimbangan, ya.
Baca juga:
- 4 Langkah Proses Pembekuan Sel Telur untuk Persiapkan Kehamilan
- Unik, Inilah Fakta Sel Telur yang Menentukan Kesuburan Perempuan
- Takut dengan Virus Corona, Perempuan Ini Minta Sel Telurnya Dibekukan