BPS: 71 Ribu Perempuan Indonesia Tak Ingin Punya Anak atau Childfree

Alasan perempuan Indonesia yang memilih childfree salah satunya karena financial

13 November 2024

BPS 71 Ribu Perempuan Indonesia Tak Ingin Pu Anak atau Childfree
freepik/prostooleh

Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik baru-baru ini merilis laporan mengenai tren childfree di Indonesia.

Dalam laporannya, BPS mencatat bahwa sebanyak 71 ribu perempuan Indonesia, yang berusia antara 15 hingga 49 tahun, memilih untuk tidak memiliki anak.

Fenomena ini menunjukkan adanya perubahan sikap di kalangan perempuan Indonesia terhadap konsep keluarga dan peran sebagai ibu.

BPS juga mencatat bahwa pilihan untuk tidak memiliki anak bukan hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi, tetapi juga oleh alasan pribadi, sosial, dan kesehatan.

Namun, apa alasan perempuan di Indonesia memilih tak ingin punya anak atau childfree? kali ini Popmama.com telah berhasil mengulasnya simak dengan baik ya!

Ketakutan dalam Masalah Kesehatan

Ketakutan dalam Masalah Kesehatan
freepik/freepik

Ketakutan akan masalah kesehatan menjadi salah satu alasan utama bagi sebagian perempuan, terutama Siti 23 tahun asal Depok yang memilih untuk tidak memiliki anak.

Dia sendiri khawatir akan risiko kesehatan yang mungkin timbul selama kehamilan, proses persalinan, atau dampak jangka panjang setelah melahirkan.

Kesehatan yang tidak terjamin atau risiko medis tertentu membuat sebagian perempuan merasa lebih baik untuk menghindari kehamilan dan memilih jalan hidup tanpa anak.

"Bagi saya proses kehamilan dan persalinan itu butuh sekali kondisi fisik yang prima. Kalau  kekurangan nutrisi, atau kondisi kesehatan yang lemah sangat meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan dan persalinan, dan juga Mengasuh anak membutuhkan energi fisik yang besar," kata Siti.

Editors' Pick

Keraguan Bisa Menjadi Ibu yang Baik

Keraguan Bisa Menjadi Ibu Baik
freepik/freepik

Tasya, seorang mahasiswi 20 tahun di salah satu perguruan tinggi di Depok, mengungkapkan alasan di balik keputusannya untuk memilih childfree.

Menurutnya, menjadi orangtua merupakan tanggung jawab yang sangat besar, dan ia merasa ragu apakah dirinya mampu menjalankan peran tersebut dengan baik.

Tasya mengaku bahwa keputusan ini bukanlah sesuatu yang mudah, namun setelah mempertimbangkan banyak hal, ia merasa lebih nyaman dengan pilihan untuk tidak memiliki anak.

"Nggak siap secara mental, kan itu kerjaan seumur hidup ya. Anak yang ngebentuk kepribadian dan orang tua yang bantuin. Jadi nggak siap dan nggak yakin bisa aku," kata Tasya dikutip pada Selasa (12/11/2024)

Baginya, menjadi orang tua bukan hanya soal memberi kasih sayang, tetapi juga tentang kesiapan mental, fisik, dan finansial yang sangat besar.

Takut saat Melahirkan

Takut saat Melahirkan
freepik/freepik

Pandangan serupa juga diungkapkan oleh Audrey 21 tahun, seorang perempuan yang merasa saat ini belum siap secara mental untuk menjadi orang tua.

Belakangan, ia merasa semakin ragu setelah sering menyaksikan banyak kasus penelantaran anak yang mengkhawatirkan.

Daripada memutuskan untuk hamil dan melahirkan, Audrey lebih cenderung berpikir untuk mengadopsi anak di masa depan, jika ia merasa sudah siap secara emosional dan finansial.

Menurutnya, adopsi bisa menjadi alternatif yang lebih bijak, terutama jika ia ingin memberi kesempatan hidup yang lebih baik bagi anak yang membutuhkan.

"Karena aku takut di part melahirkan. Terus mikirin ke depannya seandainya dikasih rezeki untuk hamil dan melahirkan, lalu worst casenya aku meninggal saat melahirkan, aku lebih mikirin nasib anak aku dan suami aku gimana," kata Audrey.

Tidak Bisa Membagi Waktu dengan Anak saat Membangun Karir

Tidak Bisa Membagi Waktu Anak saat Membangun Karir
freepik/jcomp

Kesulitan dalam membagi waktu antara membangun karir dan merawat anak menjadi salah satu pertimbangan penting bagi sebagian perempuan.

Beberapa dari mereka merasa bahwa untuk mencapai tujuan profesional, mereka harus mengorbankan waktu yang seharusnya bisa dihabiskan bersama anak.

Kondisi ini seringkali membuat perempuan, terutama Zaza, seorang guru asal Jember merasa terjebak antara dua pilihan yang sulit, yaitu mengejar impian karir atau memenuhi peran sebagai ibu yang ideal.

"Alasannya karena ada trauma pengasuhan. Aku sendiri ingin jadi wanita karier, jadi wanita karier agak sulit untuk mengasuh anak di waktu yang bersamaan," ucap Zaza.

Ia menambahkan bahwa jika ia tidak bisa mengurus anak dengan baik, hal itu bisa berdampak pada kesejahteraan emosional anak, yang mungkin akan merasa kekurangan kasih sayang dan waktu berkualitas bersama orangtua.

Nah, itu dia beberapa alasan mengapa perempuan di Indonesia lebih memilih tidak ingin memiliki anak. Apakah Mama juga seperti ini?

Baca juga:

The Latest