Bisakah Aborsi Menyebabkan Kehamilan Ektopik? Ini Faktanya!
Tidak ada bukti bahwa aborsi menyebabkan kehamilan ektopik
7 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyak orang bertanya-tanya apakah aborsi bisa menyebabkan kehamilan ektopik, dan ini adalah kekhawatiran yang sering muncul.
Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang dibuahi menempel di luar rahim, biasanya di tuba falopi, yang dapat berisiko membahayakan kesehatan.
Meskipun ada penelitian lama yang menunjukkan kemungkinan hubungan antara aborsi dan kehamilan ektopik, penelitian terbaru justru tidak mengonfirmasi hubungan langsung antara keduanya.
Oleh karena itu, penting untuk memisahkan fakta dari mitos agar Mama mendapatkan pemahaman yang lebih jelas.
Untuk kali ini Popmama.com akan membahas lebih lengkap mengenai bisakah aborsi menyebabkan kehamilan ektopik? Simak dan perhatikan dengan baik ya!
Apakah Aborsi Menyebabkan Kehamilan Ektopik?
Melansir dari American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), tidak ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa aborsi dapat menyebabkan kehamilan ektopik.
Dalam sebuah penelitian, hanya 22% dari 158 perempuan yang mengalami kehamilan ektopik yang pernah melakukan aborsi yang diinduksi. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok perempuan yang memiliki bayi sehat (12%) atau yang tidak hamil (18%).
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa semakin banyak aborsi yang dilakukan, semakin tinggi risikonya, yang mengarah pada dugaan adanya hubungan yang bergantung pada dosis antara aborsi dan kehamilan ektopik.
Namun, tidak ada penelitian terbaru atau studi besar yang mengonfirmasi hubungan ini, dan beberapa penelitian justru membantahnya.
Editors' Pick
Apa Itu Kehamilan Ektopik?
Melansir dari Medical News Today, kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim, biasanya di tuba falopi.
Penyebab pasti dari kondisi ini masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi infeksi merupakan salah satu faktor risiko yang diketahui.
Infeksi pada saluran reproduksi bisa menjadi komplikasi dari aborsi bedah. Namun, pada aborsi yang dilakukan secara aman dan legal, hal ini sangat jarang terjadi, dan dokter biasanya dapat segera mengobatinya dengan antibiotik.
Beberapa dokter bahkan mungkin memberikan antibiotik sebagai tindakan pencegahan untuk menghindari infeksi berkembang.