Cara Mengatasi Oligospermia, Jumlah Sperma yang Rendah
Solusi dan perawatannya seperti apa ya?
18 Juni 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Papa mungkin tidak tahu kalau Papa memiliki jumlah sperma yang rendah atau juga disebut oligospermia sampai Papa mencoba untuk mempunyai anak tapi tidak kunjung berhasil. Kini dengan tes bisa menunjukkan bahwa Papa memiliki sperma lebih sedikit dari jumlah yang normal.
Oligospermia adalah jumlah sperma yang sedikit pada laki-laki. Secara medis, jika sperma Papa kurang dari 15 juta sperma dalam 1 mililiter air mani. Sedangkan jumlah yang normal adalah lebih dari 15 juta sperma per 1 mililiter air mani. Selain disebut jumlah sperma rendah, oligospermia juga dikenal sebagai oligozoospermia. Jika jumlah spermanya sangat rendah disebu, yaitu kurang dari 5 juta sperma dalam 1 mililiter air mani, hal ini disebut severe oligospermia.
Ada beberapa perawatan untuk penyebab jumlah sperma yang rendah. Oleh karena itu dilansir dari ClevelandClinic berikut penjelasan dari Popmama.com. Yuk simak cara mengatasi jumlah sperma rendah.
Cara Mengatasi Jumlah Sperma yang Rendah atau Oligospermia
1. Penyebab sperma menjadi rendah
Ada berbagai hal yang bisa menyebabkan laki-laki mengalami oligospermia atau gangguan sperma yang rendah. Beberapa penyebabnya antara lain:
1. Penyakit:
- Kondisi Genetik:
Beberapa kondisi genetik seperti sindrom Klinefelter dapat memengaruhi produksi sperma dan Fibrosis Kistik yang dapat menyebabkan penyumbatan di saluran reproduksi, menghambat transportasi sperma.
- Infeksi
Infeksi Menular Seksual (IMS), penyakit seperti gonore atau klamidia dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada saluran reproduksi. Infeksi Saluran Kemih (ISK), infeksi pada saluran kemih dapat menyebar dan memengaruhi organ reproduksi.
Penyakit Virus seperti Gondongan (Mumps), Infeksi virus gondongan yang menyerang setelah masa pubertas dapat menyebabkan pembengkakan pada testis dan mengurangi produksi sperma.
- Masalah Hormon
Testosteron Rendah, kadar hormon testosteron yang rendah dapat memengaruhi produksi sperma.
Abnormalitas Hormon, ketidakseimbangan hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari, hipotalamus, atau testis.
Hipogonadisme, kondisi di mana kelenjar seks tidak memproduksi hormon seks yang cukup, yang dapat mengurangi produksi sperma.
- Penyumbatan
Penyumbatan di saluran yang membawa sperma, seperti akibat dari cedera atau operasi sebelumnya, dapat menyebabkan jumlah sperma rendah.
2. Racun Lingkungan:
- Paparan bahan kimia beracun seperti pestisida, pelarut industri, atau logam berat dapat memengaruhi produksi sperma.
Panas:
- Terpapar panas berlebihan, seperti dari penggunaan sauna atau hot tub secara sering, dapat meningkatkan suhu testis dan mengganggu produksi sperma.
- Pekerjaan atau kegiatan yang melibatkan paparan panas berlebihan dalam jangka waktu lama juga dapat memengaruhi produksi sperma.
3. Konsumsi Obat-Obatan:
- Penggunaan obat-obatan tertentu seperti steroid anabolik, obat kemoterapi, atau beberapa antibiotik dapat memengaruhi jumlah dan kualitas sperma.
- Penggunaan obat-obatan terlarang seperti mariyuana atau kokain juga dapat berdampak negatif pada produksi sperma.
Editors' Pick
2. Bagaimana diagnosis oligospermia?
Oligospermia didiagnosis melalui beberapa langkah dan tes medis. Berikut adalah proses diagnostiknya:
Riwayat MedisdanPemeriksaanFisik:
Dokter akan bertanya tentang riwayat medis, gaya hidup, dan kebiasaan seksual.
- Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat tanda-tanda kelainan pada organ reproduksi, seperti varikokel atau kelainan testis.
Analisis Sperma(SpermAnalysis):
- Tes ini adalah langkah utama untuk mendiagnosis oligospermia. Sperma akan diambil melalui masturbasi dan dianalisis di laboratorium.
- Laboratorium akan mengevaluasi jumlah sperma, pergerakan (motilitas), dan bentuk (morfologi) sperma. Jumlah sperma kurang dari 15 juta per mililiter menunjukkan oligospermia.
Tes Hormon:
- Tes hormon atau tes darah dilakukan untuk mengukur kadar hormon seperti testosteron, FSH (follicle-stimulatinghormone), dan LH (luteinizinghormone) yang mempengaruhi produksi sperma.
UltrasonografiSkrotum(ScrotalUltrasound):
Prosedur ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar dari testis dan struktur di sekitarnya, membantu mengidentifikasi masalah seperti varikokel atau penyumbatan.
Tes Genetik:
Jika dicurigai ada kondisi genetik, tes darah dapat dilakukan untuk mencari kelainan kromosom atau mutasi genetik yang mempengaruhi produksi sperma.
TesInfeksi:
Tes urine atau tes sampel sperma dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi yang dapat mempengaruhi produksi sperma.
Biopsi Testis:
Hal ini diperlukan jika dokter mungkin akan mengambil sampel jaringan testis untuk dianalisis lebih lanjut, terutama jika dicurigai ada masalah dalam produksi sperma di testis.
3. Perawatan untuk oligospermia
Rekomendasi perawatan dari dokter akan bergantung pada penyebab oligospermia. Papa bisa meningkatkan jumlah sperma dengan menghentikan obat-obatan atau kebiasaan yang menyebabkan rendahnya jumlah sperma.
Penyebab lain mungkin memerlukan perawatan lain, seperti:
- Operasi:
Kamu mungkin perlu operasi untuk mengobati varikokel atau saluran sperma yang tersumbat.
- Suplementasi Hormon:
Dokter mungkin akan meresepkan suplemen hormon.
- Penggunaan Antibiotik:
Jika ada infeksi, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik.
- Konseling:
Dokter mungkin akan menyarankan konseling untuk mengatasi masalah seperti disfungsi ereksi atau ejakulasi dini.
3. Cara menjaga keutuhan sperma dalam kondisi terbaik
Jika Papa memiliki jumlah sperma yang rendah, ada beberapa hal yang mungkin disarankan oleh penyedia layanan kesehatan. Ini termasuk perubahan gaya hidup, seperti:
- Menjaga Berat Badan Sehat:
Capai dan pertahankan berat badan yang sehat dengan berolahraga dan makan makanan yang sehat.
- Berhenti Merokok:
Hentikan kebiasaan merokok dan penggunaan produk tembakau.
- KurangiKonsumsiAlkohol:
Kurangi konsumsi minuman beralkohol.
- Hentikan PenggunaanObat-ObatanTerlarang:
Berhenti menggunakan mariyuana dan/atau zat lainnya.
- Konsumsi Vitamin:
Sebelum mengambil suplemen vitamin yang Papa ketahui, sebaiknya konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan Papa terlebih dahulu.
5. Seberapa lama oligospermia bertahan?
Lamanya Oligospermia tergantung pada penyebabnya. Papa mungkin dapat membalikkan kondisi ini jika penyebabnya dapat dihentikan, seperti menghentikan penggunaan obat-obatan tertentu atau menjaga testis agar tidak terlalu kepanasan.
Namun, beberapa penyebab oligospermia tidak dapat diubah, seperti yang disebabkan oleh masalah genetik.
Oligospermia bukan kondisi fatal dan tidak kemungkinan besar mengganggu pekerjaan atau sekolah.
6. Waktu yang tepat untuk mengunjungi dokter
Biasanya Papa tidak akan secara otomatis tahu bahwa memiliki jumlah sperma yang rendah. Ini bukan sesuatu yang bisa laki-laki rasakan. Tanda pertama yang biasanya muncul adalah ketika Papa tidak bisa hamil meskipun sudah mencoba.
Pada saat itu, sebaiknya Papa mengambil langkah untuk pergi ke penyedia layanan kesehatan untuk mencari tahu mengapa Papa dan pasangan tidak bisa hamil. Oleh karena itu Papa dan Mama akan mengetahui bahwa Papa mengalami oligospermia atau tidak karena hasil tes yang dilakukan.
Itu dia penjelasan mengenai caramengatasi jumlah sperma yang rendah (Oligospermia). Semoga penjelasan di atas membantu Papa dalam menemukan solusi terbaiknya ya!
Baca Juga:
- Bolehkah Sperma Dikeluarkan di Dalam Vagina saat Hamil 2 Bulan?
- KB Oles buat Laki-Laki, Dipakai di Bahu untuk Kurangi Produksi Sperma
- 20 Makanan Penyubur Sperma agar Istri Cepat Hamil