5 Pertanyaan Penderita Diabetes tentang Persiapan Kehamilan
Bantu persiapan kehamilan dengan jawaban tepat dari ahli
8 Februari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat merencanakan kehamilan, perempuan dengan diabetes tipe 1 memiliki tantangan yang unik dibandingkan perempuan lainnya. Tentunya ada banyak hal yang jadi pertanyaan penderita diabetes tentang persiapan kehamilan.
Mulai dari dampak diabetes pada kuantitas telur hingga bagaimana jika terus mengalami keguguran berulang. Tentu saja ini jadi sebuah kekhawatiran sebelum merencanakan kehamilan, bukan?
Tenang, Ma. Semua akan dijawab oleh ahli di sini!
Berikut ini beberapa pertanyaaan penderita diabetes tentang persiapan kehamilan yang sudah Popmama.com rangkum dari Southern California Reproductive Center (SCRC) untuk Mama.
1. Apakah diabetes tipe 1 berdampak pada kualitas dan kuantitas telur?
Pertanyaan penderita diabetes tentang persiapan kehamilan yang pertama adalah apakah diabetes tipe 1 berdampak pada kualitas dan kuantitas telur?
Tentu ada dampaknya. Dengan diabetes tipe 1 akan ada peningkatan risiko antibodi anti-ovarium yang dapat memengaruhi fungsi dan cadangan ovarium. Tetapi, tes untuk ini tidak sempurna karena kondisi antibodi yang berubah-ubah.
Tetapi ketika tinggi, kualitas telur dapat bergeser pada usia yang lebih muda dari yang biasanya diharapkan.
Jika Mama memiliki hasil hemoglobin A1C (Hemoglobin Glikat) yang tinggi, ini bisa menyebabkan sitokin inflamasi, hal ini juga dapat mempengaruhi kualitas telur.
Jadi, penting untuk menjaga kondisi hemoglobin A1C tetap sehat terutama jika Mama menderita PCOS, diabetes tipe 1, atau tipe 2.
Editors' Pick
2. Bagaimana resistensi insulin mempengaruhi kesuburan?
Resistensi insulin diketahui dapat mempengaruhi kematangan sel telur yang diovulasi.
Reseptor faktor pertumbuhan insulin-1 berada di ovarium, terutama di korteks, yang berada di tengah ovarium. Semakin banyak aktivasi, semakin banyak juga penebalan dinding (hiperplasia sel) di dalam ovarium.
Hiperplasia sel adalah peningkatan produksi sel dalam jaringan normal. Ini bisa terlihat seperti PCOS, dan folikel terdorong ke luar.
"Beberapa pasien kami yang berusia muda, yang mencoba untuk hamil, merasa frustrasi karena mereka tidak berhasil. Seringkali, kita memberikan dorongan lembut untuk mematangkan folikel untuk membantu pasien diabetes untuk hamil," ujar dokter Carolyn Alexander, M.D., F.A.C.O.G., salah satu dokter SCRC.
3. Apa pentingnya kadar TSH (Thyroid-stimulating hormone) dan A1C (Hemoglobin Glikat) dalam perawatan kesuburan?
Pemeriksaan tiroid tentu penting, akan lebih baik jika Mama bisa menjaga kadar TSH di bawah 2,5. Jika TSH mulai naik dan tiroid tidak bekerja dengan baik maka ini bisa menyebabkan Mama mengalami hipotiroidisme.
Hipotiroidisme inilah yang dapat menyebabkan peningkatan risiko keguguran, masalah kualitas telur, penambahan berat badan, kelelahan, kulit kering, susah tidur, masalah memori, hingga dan sembelit.
Hemoglobin A1C yang sempurna memang sulit dicapai pada diabetes tipe 1.
"Untuk pasien diabetes tipe 1, kami mengandalkan ahli endokrin untuk membantu. Dengan tipe 2, kami menjaga A1C serendah mungkin. Dengan pasien PCOS yang resistan terhadap insulin, kami mencoba untuk mempertahankannya di bawah 5,7 sebelum mereka mencoba untuk hamil, terutama dalam kasus transfer embrio," jelas Carolyn Alexander.
4. Apa yang harus dilakukan penderita diabetes, terutama mereka dengan keguguran berulang?
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah berusaha untuk memiliki sel telur dan embrio yang baik.
Setelah embrio yang baik dibekukan, embrio dapat ditanamkan selama ovulasi alami atau membuat siklus pengobatan dengan estrogen oral dan progesteron intramuskular.
Jika pasien memiliki jumlah embrio yang terbatas, ini dapat membantu keberhasilan untuk mencoba tes uji penerimaan endometrium tiruan.
Pada proses ini, penderita diabetes akan minum obat selama 18 hari, tanpa ditanamkan embrio. Kemudian biopsi akan dilakukan untuk memeriksa reseptor yang membantu embrio untuk ditanamkan.
Dokter Carolyn Alexander juga menambahkan, proses ini dapat memberi lebih banyak informasi tentang bagaimana tubuh pasien merespons.
Selain itu, ini juga bisa membantu tim medis untuk mengetahui apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan.
5. Kapan harus menghubungi dokter dan apa yang kira-kira hal yang diperlukan?
Jika Mama berusia 35 tahun atau lebih, sangat dianjurkan untuk mencoba hamil selama enam bulan. Ini berlaku jika siklus menstruasi yang teratur dan pasangan tidak memiliki masalah kesehatan atau kesuburan.
Jika setelahnya masih belum hamil, lakukan pemeriksaan cadangan ovarium dan saluran tuba serta pemeriksaan air mani pada pasangan.
"Jika pasien berusia di bawah 35 tahun dengan kondisi mengalami menstruasi yang teratur dan sehat, disarankan untuk mencoba selama satu tahun. Setelah itu akan dievaluasi kembali," kata Carolyn.
Catatan riwayat kesehatan tentu menjadi kebutuhan utama dalam mempersiapkan kehamilan penderita diabetes. Catatan ini akan membantu dokter melihat tren hemoglobin A1C, indeks massa tubuh, kadar tiroid, dan juga hasil pap smear Mama.
Itulah tadi beberapa pertanyaan penderita diabetes tentang persiapan kehamilan. Semoga bisa membantu menjawab pertanyaan Mama juga, ya!
Baca juga:
5 Manfaat Magnesium untuk Program Hamil, Bisa Cegah Diabetes Juga Lho!
Punya Diabetes Tetap Bisa Hamil, Persiapkan Ini sebelum Kehamilan
Kenali Penyebab, Dampak, dan Cara Menangani Diabetes Gestasional