Para laki-laki punya peran yang sama besarnya dengan perempuan saat ingin mendapatkan keturunan. Jika sperma tidak sehat, maka pembuahan takkan bisa terjadi.
Umumnya, pasangan disarankan untuk mengecek kesuburan ke dokter setelah 1 tahun mencoba hamil secara alami dan belum berhasil. Di sana, nanti keduanya akan dilakukan tes untuk melihat keadaan organ reproduksi mereka.
Bagi Papa, tesnya adalah mulai dari pengecekan fisik hingga sperma. Untuk tes kesehatan sperma, akan diambil sampel yang akan diperiksa di laboratorium.
Lalu, seperti apa kriteria sperma yang sehat pada pria? Popmama.com akan menjabarkannya, seperti yang dilansir dari Healthline.
1. Bentuk sperma yang normal
Pixabay/Thomas Breher
Kenormalan sperma dinilai dari bentuknya, mulai dari kesempurnaan kepala sperma, badannya, hingga ekornya.
Seorang dokter endokrinologi di Orange County, dr Jane Frederick mengungkapkan ada 3 kategori morfologi atau bentuk yang terbagi dalam hasil sperma. Yang pertama adalah 14% dari sperma memiliki bentuk sempurna, atau normal. Kategori ini merupakan sehat dan siap membuahi.
Kemudian, ketika hasil sperma normal hanya sebanyak 5%, maka ada kemungkinan kesuburan yang lebih rendah. Sedangkan jika sperma normalnya hanya berjumlah kurang dari 5%, maka termasuk dalam tingkat kesuburan yang rendah dan perlu pengobatan untuk memperbaikinya.
2. Pergerakan sperma setidaknya 25 mm per detik
Pinterest/spektrumverlag
Motilitas sperma termasuk salah satu faktor penting dalam keberhasilan kehamilan. Untuk sperma yang normal, motilitasnya setidaknya harus 25 mikrometer per detik. Jika kurang dari itu, maka dianggap punya motility rendah.
Kondisi tersebut dinamakan dengan asthenospermia atau asthenozoospermia.
Beberapa tipe masalah motilitas sperma antara lain, pergerakan yang rendah yaitu kurang dari 5 mm per detik, dan tidak ada pergerakan sama sekali.
Editors' Pick
3. pH sperma antara 7,2-7,8
Pixabay/sciencefreak
Ditengok dari PubMed, pH normal sperma laki-laki berkisar antara 5,2 sampai 8,2. Sedangkan menurut Healthline, level pH yang aman untuk pembuahan adalah 7,2 sampai 7,8.
Jika lebih rendah dari itu, maka bisa dianggap sperma tersebut mengalami kontaminasi atau saluran ejakulasinya mengalami penyumbatan. Diperlukan pengecekan lebih lanjut untuk mengetahui kepastiannya.
4. Jumlah mani yang keluar harus lebih dari 2 ml
Freepik/Inventsolutions
Ilustrasi sperma encer sulit membuat sulit hamil.
Saat diminta melakukan tes sperma, biasanya akan dilakukan masturbasi dan hasil air mani yang keluar akan dikumpulkan di wadah steril.
Untuk hasil yang normal, air mani setidaknya harus lebih dari 2 ml saat sekali ejakulasi. Air mani yang kurang dari itu memiliki indikasi keberadaan jumlah sperma yang rendah. dengan begitu, kemungkinan pembuahan pun lebih sulit.
5. Kekentalan sperma yang tidak lebih dari 30 menit
Freepik/whatwolf
Secara alami, air mani yang keluar dengan konsistensi yang kental akan mencair dalam beberapa waktu. Normalnya, pencairan ini berlangsung selama 15-30 menit.
Nah, jika air mani tidak mencair juga setelah setengah jam, berarti ada masalah dengan kesehatan organ reproduksi pria, demikian ditengok dari Oxford Academic.
6. Jumlah sperma setidaknya 15 juta per mm
Pixabay/Geralt
Dilansir dari Mayo Clinic, jumlah sperma yang normal pada laki-laki berkisar antara 15-200 sperma per milimeter air mani. Jika jumlahnya kurang dari itu, kemungkinan untuk hamil secara alami akan lebih sulit.
Namun bukan berarti tidak bisa sama sekali. Karena ada juga beberapa kasus laki-laki dengan jumlah sperma rendah dan tetap bisa membuahi dan terjadi kehamilan.
7. Penampakan mani yang keputihan
Unsplash/Deon Black
Normalnya, air mani yang sehat memiliki penampakan warna keputihan keabu-abuan. Jika ada semburat merah atau cokelat di dalam air mani, berarti ada darah di dalamnya.
Sementara itu, jika ada semburat kuning di air mani, berarti ada indikasi penyakit kuning, atau efek samping dari pengobatan yang sedang dijalani.
Itu dia beberapa ciri sperma sehat yang dianggap bisa membuahi sel telur sehingga kehamilan bisa terjadi. Jika ada yang perlu diperbaiki, maka segeralah berkonsultasi dengan dokter terkait agar pengobatannya tepat.