Kamu sedang Merencanakan Kehamilan? Ini Pentingnya Mengecek Sel Telur!
Semakin bertambahnya usia, jumlah sel telurpun lambat laun akan terus berkurang!
10 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perempuan hanya memproduksi sel telur sekali seumur hidup. Setiap tahun, sel telur ini berkurang dan tidak akan bertambah.
Pada beberapa kasus, ditemukan perempuan yang sudah tidak memiliki sisa sel telur di sebelum umur 30 tahun. Hal ini tentu berpengaruh besar pada proses reproduksi.
Jika bisa mengecek secara dini, maka hal seperti kehabisan sel telur bisa diprediksi dan kemungkinan untuk hamil pun masih bisa diusahakan.
Namun sebenarnya, sepenting apa mengecek sisa jumlah sel telur perempuan? Popmama.com akan menjelaskannya untuk kamu.
1. Menjadi salah satu prosedur dalam pengecekan sebelum promil
Sebelum melakukan program kehamilan, kamu dan pasangan akan diminta melakukan serangkaian tes untuk melihat kondisi organ reproduksi masing-masing.
Dilansir dari healthline.com, tesnya meliputi pengecekan rahim, tuba fallopi, dan indung telur atau ovarium. Selain itu, ada juga tes fungsi ovulasi dan pemeriksaan hormon untuk mengetahui penyebab ketidaksuburan.
Beberapa metodenya adalah HSG, USG transvagina, histeroskopi, dan laparoskopi. Sedangkan untuk menghitung sisa sel telur, tes yang bisa dilakukan adalah menghitung antral folikel dan AMH.
Editors' Pick
2. Perbedaan antral folikel dan AMH
Dilansir dari extendfertility.com, saat menghitung antral folikel, dokter menggunakan ultrasound (USG) untuk menghitung folikel yang terlihat. Setiap folikel ini mengandung sel telur yang belum matang namun berpotensi matang dan bisa berovulasi.
Tes ini memberikan perkiraan mengenai berapa jumlah sel telur yang tersisa dan berapa banyak sel telur yang bisa matang di setiap periode menstruasi. Tes ini paling baik dilakukan sesaat sebelum siklus menstruasi.
Selanjutnya ada tes AMH atau anti-mullerian hormone yang menghitung protein di hormon yang diproduksi oleh sel spesial yang tumbuh di dalam folikel. Tingkat AMH di darah bisa membantu dokter mengira-ngira berapa jumlah total telur di dalam ovarium.
Untuk cara yang satu ini bisa dilakukan kapan saja, tak perlu menunggu dekat siklus menstruasi.