Cara Menghitung Masa Subur setelah Keguguran agar Cepat Hamil
Tidak perlu khawatir, Kamu bisa kembali memulai program hamil dengan menghitung masa subur
2 Agustus 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap ibu hamil tentu ingin sekali kandungannya bisa terus sehat dan berkembang normal hingga proses persalinan. Tidak ada satupun calon orangtua yang mau kehilangan anaknya saat masih berada di dalam kandungan alias keguguran.
Ketika keguguran, setiap perempuan tentu memiliki reaksi yang berbeda-beda. Ada yang ingin segera hamil kembali serta tidak mau melakukan kesalahan serupa, tetapi ada juga yang takut untuk hamil lagi.
Mungkin banyak dari Mama yang bertanya-tanya mengenai seberapa cepat kemungkinan untuk hamil kembali setelah keguguran. WHO sebagai Organisasi Kesehatan Dunia menyarankan ada baiknya menunggu untuk hamil kembali sampai enam bulan setelah keguguran.
Beberapa penelitian mengatakan bahwa terlalu cepat kembali hamil dalam kurun waktu enam bulan dapat meningkatkan beberapa kemungkinan seperti anemia, kelahiran prematur hingga berat badan bayi terlahir rendah.
Meskipun begitu dilansir dari Healthline, efek keguguran memang akan memengaruhi siklus menstruasi. Ovulasi paling cepat dapat terjadi dua minggu pasca keguguran. Perdarahan bisa berlangsung lama bila keguguran terjadi pada trimester pertama atau trimester kedua.
Tidak perlu khawatir karena perdarahan akan berkurang dan kadar hormon dalam tubuh kembali normal, sehingga siklus menstruasi bisa berlanjut. Mengetahui siklus menstruasi menjadi salah satu hal terpenting untuk memastikan kapan masa subur kembali setelah keguguran.
Perlu diketahui bahwa siklus menstruasi akan kembali terjadi dalam kurun waktu 4-6 minggu pasca keguguran.
Untuk yang ingin segera hamil kembali, kali ini Popmama.com sudah merangkum beberapa informasi cara dalam menghitung masa subur setelah keguguran.
Editors' Pick
1. Perlu mengenal jangka waktu selama siklus menstruasi
Menandai tanggal menstruasi pada kalender berguna untuk mengenali jangka waktu pada siklus menstruasi dalam satu periode.
Normalnya siklus menstruasi berlangsung selama 21-35 hari. Siklus menstruasi ini bisa dihitung dari hari pertama menstruasi hingga hari pertama menstruasi periode berikutnya. Kamu bisa melakukan perhitungan siklus menstruasi selama beberapa bulan untuk memastikan dan melihat konsistensi jangka waktu di masing-masing periode.
Bila mengalami perdarahan ringan yang tidak termasuk ke dalam menstruasi, beri tanda pada kalender dengan sejumlah keterangan. Selain bisa mengetahui kondisi yang terjadi pada siklus menstruasi, catatan dan informasi keterangan ini tentu akan memudahkan kamu dalam mengetahui kapan masa subur dan ovulasi akan datang.
2. Mengenali tanda-tanda masa subur melalui tiga metode
Selain melakukan perhitungan menggunakan kalender, kamu bisa mengenali tanda-tanda datangnya masa subur melalui beberapa cara lain yang bisa diamati sendiri dari berbagai tanda seperti:
- Menggunakan alat deteksi ovulasi
Untuk beberapa perempuan, mungkin ada yang merasa kesulitan karena memiliki siklus menstruasi kurang teratur. Akibatnya sulit sekali dalam mendeteksi kapan tubuh akan melakukan ovulasi setiap bulannya.
Dalam mengatasi permasalahan ini, kamu bisa menggunakan alat deteksi ovulasi. Alat yang dijual bebas di apotek ini dapat membantu dalam mendeteksi terjadinya ovulasi.
Pemeriksaan dan mengenali tanda-tanda masa subur bisa dilakukan sendiri di rumah menggunakan alat deteksi ovulasi. Caranya cukup sederhana karena hanya melalui tes urine.
- Menggunakan metode suhu basal
Pengukuran suhu tubuh menggunakan metode suhu basal bisa dilakukan setiap pagi hari. Usahakan untuk melakukan metode ini sebelum beranjak dari tempat tidur.
Saat terlihat tanda-tanda ovulasi, maka suhu basal tubuh akan akan meningkat 0,3 hingga 0,5 derajat celsius.
- Menggunakan metode lendir serviks
Mama mungkin sudah mengetahui kalau lendir serviks merupakan cairan kental yang keluar dari rahim melalui vagina. Lendir pada serviks ini berguna untuk mengenali masa subur.
Untuk mengetahuinya, cairan vagina yang diproduksi setelah menstruasi perlu diamati dengan baik. Bila terjadi ovulasi, tubuh akan memproduksi cairan vagina berwarna bening dan cair. Jika diperhatikan cairan ini akan menyerupai putih telur.