Demam saat Ovulasi, Apakah Berpengaruh pada Kesuburan?
Yuk, simak penjelasannya menurut para ahli di sini!
30 Januari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perempuan yang tengah menjalani program hamil tentunya mengidamkan untuk segera melihat tanda positif di test pack-nya. Sehingga lebih memperhitungkan siklus ovulasi.
Sedikit saja hambatan dapat menimbulkan perasaan cemas, seperti kondisi tubuh yang kurang fit. Rasa lelah berlebih dan aktivitas yang terlalu padat dapat menjadi penyebab demam, seringkali disertai flu atau batuk.
Meski sudah berusaha untuk menjaga kesehatan, faktor eksternal terkadang dapat menjadi pemicu sakit demam. Terlebih jika demam terjadi di masa ovulasi, dapat menimbulkan kecemasan terkait fertilitas.
Untuk itu, kali ini Popmama.com membahas informasi seputar demam saat masa ovulasi dan menjawab pertanyaan terkait hubungannya dengan kesuburan, terutama saat menjalani promil. Langsung saja disimak selengkapnya, yuk!
Apakah Demam saat Ovulasi Memengaruhi Kesuburan?
Melansir laman Romper, penyakit yang disebabkan oleh virus seperti flu, maupun yang disebabkan oleh perkembangbiakan bakteri seperti infeksi pada kulit dan gigi tak memengaruhi kesuburan.
Menurut Dr. Kerry-Anne Perkins, seorang ahli Obgyn, masing-masing penyakit memiliki dampak yang berbeda terhadap kesuburan perempuan.
Penyakit umum seperti pilek, infeksi pernapasan atas, hingga sinus maupun infeksi telinga tak memengaruhi ovulasi dan kesuburan. Namun, berbeda halnya dengan demam tinggi.
Menurut Dr. Kerry-Anne, demam tinggi dapat mematikan bagi sel sperma apabila suhu tubuh mencapai hingga 100,4 fahrenheit atau setara >37 derajat celcius, sehingga dapat memiliki risiko terhadap ovulasi.
Editors' Pick
Adakah Pengaruh Demam pada Siklus Menstruasi?
Lebih lanjut lagi, Dr. Kerry-Anne menjelaskan bahwa sekalipun demam yang dirasakan ringan dan tak memengaruhi kesuburan dan ovulasi secara langsung, namun tubuh dapat mengalami stres selama sakit.
Stres merupakan salah satu kendala yang dapat menghambat kerja dan fungsi tubuh. Pertama, dengan adanya stres (tingginya level kortisol) yang dirasakan tubuh, dapat menghambat ovulasi, berakibat pada terkendalanya siklus menstruasi.
Kedua, stres yang dialami tubuh dapat memicu kondisi yang disebut sebagai Hypothalamic Amenorrhea. Ketika kondisi ini terjadi, hormon yang menstimulasi ovulasi dan menstruasi menjadi terhenti fungsinya.