7 Fakta Hamil Pasca Operasi Bariatrik, Apakah Diperbolehkan?
Dilakukan setelah berat badan mulai stabil
10 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memiliki bentuk tubuh yang proposional dan ideal mungkin menjadi idaman setiap perempuan. Kekhawatiran perempuan yang sedang hamil tentang bentuk tubuhnya terkadang justru timbul beban pikiran yang membuat stres dan mengacu pada pola diet yang tidak sehat.
Operasi penurunan berat badan atau yang juga disebut operasi bariatrik sedang populer dibicarakan dan menjadi semakin umum.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, jumlah orang yang menjalani operasi batriatrik meningkat sembilan kali lipat dari tahun 1996 hingga 2004.
Tetapi bagaimana jenis ini operasi mempengaruhi hamil dan kehamilan itu sendiri?
Berikut Popmama.com memberikan tujuh fakta yang harus kamu ketahui tentangnya.
1. Operasi bariatrik memiliki kemungkinan dapat meningkatkan kesuburan secara teratur
Operasi bariatrik dapat menghasilkan perubahan positif secara tiba-tiba dalam kesuburan. Sebuah penelitian dari Journal of Obstetric, Gynecologic, and Neonatal Nursing menemukan bahwa perempuan dengan masalah kesuburan yang terkait dengan obesitas, dan menjalani operasi dapat mengalami kesuburan secara teratur untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun.
Dan jika memiliki polycystic ovarian syndrome (PCOS), kesuburan akan meningkat setelah operasi.
Sebuah studi menemukan bahwa pasca operasi penurunan berat badan untuk perempuan dengan PCOS dapat mengatasi kelainan metabolisme dan reproduksi mereka.
2. Setelah operasi bariatrik perempuan harus menunggu 18 bulan sebelum hamil
Setelah operasi bariatrik, kamu harus menunggu sampai berat badan kembali stabil. Setelah operasi, tubuh akan mengalami perubahan yang berpotensi menimbulkan stres dan pergolakan nutrisi yang signifikan, yang dapat menimbulkan masalah bagi bayi yang sedang bertumbuh.
Untuk melindungi Calon Mama dan Si Janin dari potensi kekurangan gizi, dokter merekomendasikan agar perempuan tidak hamil sampai 18 bulan setelah operasi. Hamil setidaknya 18 bulan setelah operasi dapat mengurangi potensi malnutrisi Mama dan Janin karena seharusnya mencapai berat badan yang stabil agar dapat memberi Janin nutrisi yang cukup.
Editors' Pick
3. Calon Mama harus dapat memonitor asupan nutrisi dengan cermat
Setelah periode awal pasca operasi, banyak perempuan memiliki kekurangan nutrisi yang dapat menjadi masalah selama kehamilan. Komplikasi nutrisi yang paling umum yang terkait dengan operasi bariatrik adalah kekurangan B12, zat besi, kalsium, dan vitamin D. Dalam beberapa kasus, pasien pasca operasi dapat mengalami kekurangan protein, malnutrisi kalori dan malabsorpsi lemak.
Setelah operasi, banyak perempuan yang makan sedikitnya 500 kalori sehari dan seringkali harus mengambil vitamin tambahan untuk mengimbangi cara tubuh mereka tidak lagi memetabolisme nutrisi. Mungkin lebih sulit untuk mendapatkan nutrisi yang diutuhkan selama kehamilan karena mual atau komplikasi pasca operasi yang umum yang membuat morning sickness dapat memperburuk.
Jika mual telah membunuh nafsu makan atau mengurangi porsi makan, bicarakan dengan dokter tentang obat antinausea yang dapat dikonsumsi dengan aman selama kehamilan.
4. Perlunya menginformasikan perihal operasi batriatik dan merencanakannya dengan dokter
Karena operasi penurunan berat badan relatif baru, banyak dokter yang tidak tahu bagaimana memperlakukan perempuan yang sedang mengalaminya. Para Mama yang menjalani operasi mengatakan bahwa mereka canggung dalam menginformasikan dokter kandungan mereka.
Jika kamu telah menjalani operasi penurunan berat badan dan baru-baru ini hamil atau ingin hamil, mulailah merencanakannya dengan berbicara dengan semua ahli kesehatan lebih awal. Ini akan memberi mereka kesempatan untuk melakukan riset terlebih dahulu dan memiliki informasi terbaru saat merawat kesehatan.
5. Risiko komplikasi menjadi lebih turun, tetapi tidak hilang
Perlu diketahui bahwa perempuan yang menjalani operasi penurunan berat badan berisiko mengalami hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan serta diabetes gestasional.
Risiko ini berada di tingkat yang sama dengan perempuan dengan berat badan sehat namun belum pernah mengalami obesitas atau menjalani operasi penurunan berat badan.
Tetapi karena banyak perempuan yang menjalani operasi penurunan berat badan namun masih obesitas ketika mereka hamil, calon mama dapat mengharapkan dokter mereka mengawasi kehamilan mereka lebih intens.
6. Perempuan mungkin menghadapi kekhawatiran akan bentuk tubuhnya
Salah satu efek emosional terbesar kehamilan bagi perempuan pasca operasi, adalah bentuk tubuh. Seorang perempuan tidak hanya harus terbiasa dengan gagasan bahwa perutnya akan tumbuh lagi, tetapi ia juga mungkin memiliki beberapa bekas luka dari operasi yang tidak meregang dengan baik saat ia tumbuh.
Jadi, perempuan lebih berisiko melakukan tindakan ekstrem seperti diet saat hamil, yang dapat memiliki konsekuensi gizi yang serius bagi bayi, atau mendapatkan kembali berat badan yang hilang karena mereka makan lebih banyak makanan.
7. Memiliki kemungkinan lebih untuk melahirkan dengan proses sesar
Perempuan yang pernah menjalani operasi bariatrik lebih mungkin akan dengan operasi caesar. Walaupun tidak begitu jelas mengapa hal ini dapat terjadi dan faktor apa yang terlibat, tetapi ada baiknya berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan.
Setiap tindakan yang dilakukan, pasti memiliki plus minusnya.
Pastikan kamu mengetahuinya dengan melakukan konsultasi kepada dokter atau ahli kesehatan yang terpercaya sebelum mengambil tindakan untuk mengurangi risiko kedepannya.
Baca juga:
- Hati-Hati PCOS yang Menyebabkan Sulit Hamil. Bagaimana Mengatasinya?
- Perempuan yang Alami PCOS Tetap Bisa Hamil, Ini Caranya!
- Varikokel: Penyebab, Gejala, Pengobatan dan Tipe Operasi Mengatasinya