Benarkah Minum Sperma Bisa Meningkatkan Peluang Kehamilan?

Meminum sperma bisa menyebabkan kehamilan, mitos atau fakta, ya?

21 November 2024

Benarkah Minum Sperma Bisa Meningkatkan Peluang Kehamilan
Freepik/freepik

Bagi sebagian orang, meminum sperma pasangannya adalah hal yang lumrah saat melakukan hubungan seks, terutama oral seks. Namun, tak sedikit juga yang menghindarinya karena menganggap minum sperma adalah sesuatu yang aneh dan berbahaya. 

Selain itu, mungkin masih ada juga yang beranggapan bahwa hal tersebut bisa meningkatkan peluang kehamilan. Lantas, apakah hal tersebut mitos atau fakta?

Untuk menjawabnya, berikut Popmama.com telah merangkum informasi mengenai benarkah minum sperma bisa meningkatkan peluang kehamilan. Langsung saja simak informasinya, yuk, Ma!

1. Apakah minum sperma dapat meningkatkan peluang kehamilan?

1. Apakah minum sperma dapat meningkatkan peluang kehamilan
Unsplash.com/Deon Black

Dilansir dari Medical News Today, saat seseorang menelan air mani yang mengandung sperma, maka sperma tersebut sama seperti makanan dan minuman yang diproses melalui sistem pencernaan. Sistem pencernaan ini tidak terhubung langsung dengan organ reproduksi, sehingga tidak akan mengakibatkan kehamilan.

Sperma yang tertelan tidak bersentuhan langsung dengan vagina. Maka dari itu, hal tersebut tidak dapat meningkatkan peluang kehamilan. Perempuan baru bisa hamil saat sperma masuk lewat organ reproduksi perempuan dan terjadi pembuahan.

Namun, ada pengecualian bagi orang yang mengalami trauma atau anatomi atipikal (anatomi tubuh abnormal). Namun kasus ini sangat jarang terjadi.

Misalnya, ada sebuah studi kasus di tahun 1988 yang menunjukkan seorang perempuan berusia 15 tahun, yang tidak memiliki vagina yang berfungsi dan tidak dapat melakukan hubungan seksual.

Perempuan tersebut lalu melakukan seks oral dengan seorang laki-laki, kemudian dinyatakan hamil dan melahirkan bayinya melalui operasi caesar 9 bulan kemudian.

Yang menjadi catatan adalah perempuan ini pernah menerima luka tusuk di bagian perut. Maka dari itu, peneliti menduga bahwa luka pisau merusak saluran pencernaan dan memungkinkan sperma yang tertelan untuk membuahi sel telur, sehingga menyebabkan perempuan tersebut hamil. 

Namun, bagi perempuan yang tidak mengalami trauma dan memiliki anatomi tubuh yang normal, maka sperma tidak bisa membuahi sel telur dan tidak menyebabkan kehamilan hanya dari seks oral.

Editors' Pick

2. Bagaimana proses kehamilan terjadi?

2. Bagaimana proses kehamilan terjadi
Pixabay/TBIT

Air mani yang sehat mengandung jutaan sperma, yang merupakan sel reproduksi kecil yang dapat berenang menuju sel telur. Saat sperma membuahi sel telur, maka sel telur kemudian bergerak ke rahim untuk menanamkan dirinya di lapisan rahim. Proses inilah yang disebut implantasi, yaitu proses awal untuk memulai kehamilan.

Tidak semua proses implantasi berhasil menyebabkan kehamilan. Agar proses ini berhasil menghasilkan kehamilan, maka sperma harus membuahi sel telur, kemudian sel telur harus tertanam di dalam rahim.

Untuk meningkatkan peluang kehamilan, kontak seksual harus terjadi sekitar waktu ovulasi atau masa subur. Perempuan dengan siklus menstruasi teratur biasanya dapat menentukan ovulasi dengan melakukan penghitungan dan mencari tanda-tanda kesuburan.

3. Cara berhubungan seksual yang tidak berpeluang mendapatkan kehamilan

3. Cara berhubungan seksual tidak berpeluang mendapatkan kehamilan
Freepik/ArthurHidden

Agar bisa hamil, sperma harus memiliki jalur untuk berenang ke sel telur, yang yang artinya harus kontak langsung dengan vagina. Maka dari itu, tidak semua seks dapat menyebabkan kehamilan. 

Beberapa cara berhubungan seksual yang tidak menyebabkan kehamilan di antaranya adalah berikut ini:

  • Seks oral 

  • Seks anal 

  • Stimulasi seks dengan tangan 

  • Seks vaginal dengan alat kontrasepsi

4. Bahaya minum sperma bagi kesehatan

4. Bahaya minum sperma bagi kesehatan
Freepik/jcomp

Ada beberapa dampak kurang baik menelan sperma bagi kesehatan tubuh. Salah satu dampaknya adalah terkena infeksi menular seksual (IMS).

Sama seperti berhubungan seks tanpa kondom lainnya, menelan sperma juga berisiko terkena IMS apabila pasangan ternyata memilikinya. Infeksi bakteri, seperti gonore dan klamidia dapat menginfeksi tenggorokan akibat dari menelan sperma. 

Jadi, sebelum kamu dan pasangan melakukan hubungan seks tanpa kondom, termasuk seks oral, pastikan kamu dan pasangan telah melakukan tes dan bebas dari IMS.

Selain itu, meskipun sangat jarang, beberapa orang dapat mengalami alergi setelah menelan sperma. 

Gejala alergi biasanya muncul 20 hingga 30 menit setelah kontak atau konsumsi sperma. Gejala alergi yang muncul bisa berupa rasa nyeri, gatal, kulit kemerahan, pembengkakan, hingga sulit bernafas.

Jika kamu mengalami beberapa gejala tersebut setelah terpapar sperma, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

5. Tips melakukan hubungan seksual yang aman

5. Tips melakukan hubungan seksual aman
Freepik.com/racool_studio

Pada dasarnya, tidak ada cara berhubungan seksual yang 100% aman. Termasuk obat kontrasepsi oral yang juga tidak dapat mencegah terjadinya infeksi menular seksual (IMS).

Untuk dapat mengurangi kemungkinan kehamilan dan infeksi, pasangan bisa menggunakan alat kontrasepsi penghalang, seperti kondom, alat kontrasepsi dalam rahim atau kontrasepsi hormonal. 

Untuk mencegah kehamilan dan IMS, pasangan juga bisa melakukan hubungan seksual luar, atau seks yang tidak melibatkan penetrasi vagina. 

Selain itu, penting juga untuk pasangan menjalani tes IMS, yaitu prosedur tes yang bertujuan untuk mendeteksi infeksi menular seksual seperti sifilis, klamidia, gonore, dan lain-lain. Tes ini dilakukan untuk mendeteksi virus atau bakteri penyebab penyakit menular seksual.

Jadi, sudah jelas, ya, kalau minum atau menelan sperma tidak berpeluang terhadap kehamilan. Mengingat terdapat risiko buruk bagi kesehatan, maka sebaiknya kamu mempertimbangkan ulang saat ingin menelan sperma. Apalagi jika kamu tidak tahu pasti status kesehatan seksual pasangan. 

Semoga informasi ini bisa menambah wawasan!

Baca juga:

The Latest