Mengenal Beragam Alat Kontrasepsi untuk Laki-Laki dan Cara Kerjanya
Selain kondom, ada beberapa alat kontrasepsi untuk laki-laki dengan cara kerja yang berbeda-beda
12 Juni 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Alat kontrasepsi selalu menjadi andalan bagi pasangan yang tengah menunda kehamilan, tetapi tetap ingin melakukan hubungan seksual.
Umumnya, alat kontrasepsi untuk perempuan seperti pil KB dan IUD lebih terasa familiar di masyarakat ketimbang alat kontrasepsi laki-laki. Sebuah penelitian pada tahun 2017 juga menunjukkan bahwa perempuan menanggung sebagian besar beban penggunaan kontrasepsi.
Seiring dengan berjalannya waktu, alat kontrasepsi untuk laki-laki kini semakin berkembang dan semakin meningkatkan angka penggunaannya. Lantas, apa saja jenis kontrasepsi laki-laki dan cara kerjanya?
Berikut Popmama.com telah merangkum informasi terkait beragam alat kontrasepsi untuk laki-laki dan cara kerjanya, dilansir dari National Geographic. Yuk, kita simak!
1. Proses terjadinya pembuahan yang menyebabkan kehamilan
Sebelum membahas lebih jauh mengenai alat kontrasepsi laki-laki, ada baiknya kita memahami dahulu proses pembuahan, mulai dari pematangan sperma, hingga terjadinya kehamilan.
Untuk bisa bereproduksi, laki-laki perlu memiliki hormon yang baik, terutama hormon testosteron. Fungsi utama hormon ini adalah untuk membantu produksi sel sperma, atau yang disebut dengan spermatogenesis.
Umumnya, sperma membutuhkan waktu sekitar 74 hari untuk bisa berkembang dan beregenerasi. Sperma matang kemudian disimpan di testis sebagai persiapan untuk ejakulasi.
Ketika laki-laki mengalami ejakulasi, lebih dari 250 juta sperma dikeluarkan dan berenang melalui vagina, melewati leher rahim, dan masuk ke dalam rahim. Jika sperma menemukan sel telur yang sehat dan subur, maka akan terjadi proses pembuahan yang dapat menyebabkan kehamilan.
Nah, untuk mencegah terjadinya kehamilan, maka perempuan dan laki-laki bisa menggunakan alat kontrasepsi agar tidak terjadi proses pembuahan.
Alat kontrasepsi perempuan umumnya bekerja dengan cara mengatur hormon, sehingga proses ovulasi atau pematangan sel telur bisa dicegah. Sementara alat kontrasepsi laki-laki bekerja untuk menghentikan jutaan sperma sebelum mencapai sel telur.
Editors' Pick
2. Mengenal alat kontrasepsi hormonal untuk laki-laki
Saat mendengar tentang alat kontrasepsi laki-laki, yang langsung terlintas di pikiran mungkin adalah kondom. Namun, tahukah kamu bahwa ada juga alat kontrasepsi laki-laki yang bekerja dengan cara mengatur hormonal?
Alat kontrasepsi hormonal laki-laki bekerja dengan cara menghentikan proses reproduksi. Alat kontrasepsi tersebut perlahan-lahan akan mematikan proses produksi sperma agar tidak terjadi pembuahan.
Salah satu alat kontrasepsi hormonal yang banyak diteliti adalah gel kontrasepsi. Gel tersebut mengandung hormon sintetis yang disebut progesteron, yang dapat memblokir produksi testosteron alami di testis. Karena menurunnya hormon testosteron, maka laki-laki tidak dapat memproduksi sperma sehingga dapat mencegah terjadinya kehamilan.
Gel kontrasepsi ini digunakan dengan cara dioleskan ke bahu dan lengan laki-laki setiap hari. Saat gel diserap ke dalam kulit, maka secara perlahan gel yang berada di bawah kulit akan melepaskan hormon kontrasepsi yang menurunkan kesuburan laki-laki selama ia terus menggunakan gel tersebut.
“Hanya ada sedikit efek samping dari penggunaan gel, dan hasilnya sangat menjanjikan,” kata Christina Wang, pakar kontrasepsi laki-laki di University of California, Los Angeles, yang memimpin uji klinis kontrasepsi hormonal pada laki-laki.
Untuk mencegah efek samping seperti menurunnya libido, gel ini juga mengandung sedikit testosteron yang dikembalikan ke tubuh. Tentu saja kadar testosteron yang dikembalikan dalam jumlah yang rendah untuk mencegah produksi sperma.
Gel kontrasepsi ini telah diuji klinis pada tahun 2012 yang melibatkan 99 laki-laki. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa 90% laki-laki mengalami infertilitas sementara untuk mencegah kehamilan.
Selain itu, hasil uji menunjukkan bahwa gel tersebut menimbulkan beberapa efek samping yang mirip dengan alat kontrasepsi hormonal perempuan, seperti penambahan berat badan, jerawat, libido menurun, dan perubahan suasana hati.