Hal-Hal yang Perlu Dipertimbangkan saat Program Hamil Anak Kedua
Kehamilan kedua mungkin akan jauh berbeda dengan kehamilan pertama lho, Ma
19 Juli 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah berhasil melewati proses panjang mengandung dan melahirkan anak pertama, Mama tentunya merasakan kebahagiaan yang ternilai. Merasakan kebahagiaan tersebut mungkin membuat Mama dan Papa ingin menambah anggota keluarga baru dengan berencana hamil anak kedua.
Saat program hamil anak kedua, Mama mungkin berpikir bahwa prosesnya akan lebih mudah karena Mama telah melalui kehamilan dan persalinan sebelumnya dengan lancar.
Namun, faktanya saat hamil anak kedua Mama mungkin tidak merasakan hal yang sama seperti hamil anak pertama.
Ternyata ada beberapa perbedaan secara fisiologis antara hamil anak pertama dan kehamilan selanjutnya. Jadi, untuk mempersiapkan diri, alangkah baiknya Mama mencari tahu informasi seputar kehamilan anak kedua.
Nah, kali ini Popmama.com merangkum informasi mengenai hal yang perlu dipertimbangkan saat program hamil anak kedua. Langsung saja disimak, ya, Ma!
1. Perubahan pada kehamilan kedua
Hamil anak kedua bisa jadi membuat Mama sedikit kewalahan, karena Mama harus terlatih sigap dan teratur dari mulai sebelum bayi lahir.
Hamil anak kedua mungkin akan membuat Mama lebih sibuk dari kehamilan pertama. Jika pada kehamilan pertama Mama memiliki jadwal yang terorganisir, mungkin pada kehamilan kedua akan sedikit berbeda.
Selain itu, Mama juga bisa lebih mudah lelah, bahkan sebelum anak kedua lahir, karena mengandung sambil merawat anak pertama akan membutuhkan banyak energi.
Setelah kelahiran anak kedua, Mama juga harus siap super sibuk karena Mama harus memerhatikan jadwal makan dan tidur si Kecil sambil tetap memerhatikan kebutuhan anak pertama.
Selain itu, selama beberapa bulan pertama setelah melahirkan, Mama mungkin memiliki lebih sedikit atau tidak ada waktu sama sekali untuk diri sendiri.
Mama bahkan bisa melalui malam tanpa tidur. Begitu juga dengan waktu antara Mama dan Papa yang akan menjadi semakin sedikit.
Namun, jangan khawatir, Ma! Ada satu perubahan positif saat kehamilan anak kedua di mana Mama akan lebih percaya diri pada kemampuan dan pengetahuan Mama berkat pengalaman saat mengandung anak pertama.
Hal-hal seperti menyusui, mengganti popok dan memberi makan anak akan terasa lebih mudah karena Mama sudah terbiasa dengan rutinitas tersebut di kehamilan pertama.
Editors' Pick
2. Perhatikan jarak ideal saat program hamil anak kedua
Setiap pasangan memiliki tujuan dan harapan yang berbeda terkait dengan perbedaan usia anak-anak mereka.
Beberapa orangtua ingin memiliki anak dengan jarak usia yang dekat agar lebih akrab dan lebih dekat dalam komunikasi di kemudian hari. Ada juga pasangan yang ingin menunggu lebih lama untuk memiliki anak kedua, agar dapat memberikan kasih sayang sepenuhnya kepada anak pertama.
Namun, sebenarnya ada patokan tersendiri mengenai jarak kehamilan antara anak pertama dan kedua, kedua-ketiga, dan seterusnya.
Jarak ideal yang dihitung dari kelahiran anak sampai kehamilan berikutnya adalah dua sampai lima tahun. Jarak ini didasarkan pada perhitungan medis dan psikologis.
Secara medis, jarak dua tahun memungkinkan Mama untuk pulih sepenuhnya setelah melahirkan. Mama perlu waktu untuk memulihkan kondisi kesehatan yang menurun saat hamil, proses persalinan, dan merawat bayi baru lahir.
Melahirkan dan hamil lagi dalam jarak waktu yang terlalu cepat juga akan berdampak negatif bagi kesehatan Mama.
Sementara itu, secara psikologis, anak dapat mulai memahami atau menerima adik ketika mereka berusia di atas dua tahun.
Oleh karena itu, jika anak memiliki adik sebelum mereka mencapai usia tersebut, akan terasa sulit baginya untuk menerima keberadaan “sosok baru” di tengah keluarganya.
3. Ketahui masalah infertilitas sekunder setelah melahirkan anak pertama
Salah satu keluhan yang sering dialami perempuan setelah kelahiran anak pertama adalah infertilitas sekunder. Infertilitas sekunder adalah kesulitan untuk hamil atau melahirkan bayi setelah sebelumnya pernah melahirkan bayi. Infertilitas sekunder bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
Gangguan produksi atau fungsi sperma
Kerusakan tuba fallopi, gangguan ovulasi, endometriosis, atau masalah rahim pada perempuan
Komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan atau persalinan pada kehamilan sebelumnya
Faktor usia orangtua, berat badan dan penggunaan obat-obatan tertentu.
Jika Mama berusia kurang dari 35 tahun dan sering melakukan hubungan intim tanpa kondom, namun tidak kunjung hamil setelah satu tahun melalui persalinan anak pertama, cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter.
Sementara itu, jika Mama berusia di atas 35 tahun atau memiliki faktor risiko ketidaksuburan lainnya seperti menstruasi yang tidak teratur atau endometriosis, sebaiknya lakukan evaluasi lebih awal pada dokter kandungan agar dokter dapat membantu menentukan apakah ada masalah yang memerlukan penanganan lebih lanjut.
4. Bagaimana kehamilan kedua akan memengaruhi Mama?
Kehamilan kedua bisa membawa banyak pengaruh pada Mama, baik secara fisik maupun secara emosional. Beberapa pengaruh yang bisa Mama rasakan selama kehamilan anak kedua di antaranya:
Pengaruh secara fisik
Secara fisik, Mama mungkin akan merasakan sakit dan kelelahan setelah melahirkan anak kedua, terutama jika Mama mengalami kesulitan melahirkan atau melahirkan dengan operasi caesar. Kondisi ini menyebabkan proses menyusui menjadi sedikit lebih sulit.
Pengaruh secara emosional
Secara emosional, jangan heran jika Mama akan merasa khawatir tentang ikatan dengan anak kedua. Mama mungkin akan banyak memikirkan tentang bagaimana caranya memberikan kasih yang setara antara anak yang pertama dan kedua.
Namun Mama tidak perlu khawatir karena banyak orang yang berpendapat bahwa kasih orangtua bisa berlipat ganda ketika anak kedua lahir.
Selain itu, Mama juga mungkin akan merasa sedih karena baby blues atau gangguan suasana hati yang dialami oleh Mama setelah melahirkan. Apabila memiliki perasaan depresi atau gangguan suasana hati, sebaiknya Mama berbicara dengan dokter.
Penting bagi Mama untuk membedakan antara baby blues dan depresi pascapersalinan, yaitu gangguan serius yang dapat menyebabkan masalah suasana hati hingga gangguan tidur yang akan semakin parah jika tidak diobati.
Jika Mama mulai merasa sangat tertekan atau cemas, bahkan memiliki pikiran untuk melukai diri sendiri atau bayi, segera dapatkan bantuan dari dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
5. Perubahan emosi anak pertama
Saat berencana untuk hamil anak kedua, pastikan Mama sudah siap menghadapi perubahan emosi anak pertama dari mulai kegembiraan karena segera memiliki adik hingga kecemburuan atau bahkan kebencian.
Jika anak pertama masih balita, yang belum bisa mengungkapkan perasaannya, ia mungkin menunjukkan perilaku layaknya seorang bayi, seperti mengisap jempol, ingin minum dari dot dan dan berbicara seperti bayi untuk mendapatkan perhatian orangtuanya.
Jika anak pertama sudah besar, ia mungkin mengekspresikan perasaannya dengan cara menguji kesabaran Mama, berperilaku kurang baik, membuat ulah, atau menolak makanan.
Oleh karena itu, Mama harus siap menghadapi prilaku anak pertama dan membantunya menyesuaikan diri. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Mama coba untuk mengontrol perubahan emosi anak:
Luangkan waktu khusus hanya untuk Mama, Papa dan anak pertama untuk menghabiskan waktu bersama dengan jalan-jalan, atau sekadar membacakan buku cerita.
Menjelaskan atau membacakan cerita yang dapat membantu anak memahami apa yang terjadi di dalam keluarga. Banyak sekali buku anak tentang keluarga yang tersedia pada toko buku yang bisa Mama ceritakan pada anak pertama.
Bicarakan tentang apa yang akan terjadi ketika adiknya lahir. Jelaskan bahwa bayi baru lahir akan menangis, tertidur, dan membutuhkan Mama untuk mengganti popok. Yakinkan ia bahwa meskipun adiknya membutuhkan banyak perhatian, masih akan ada banyak waktu dan cinta untuknya.
Perkuat peran anak pertama dalam keluarga dengan mengatakan bahwa dia akan menjadi kakak bagi bayi yang baru lahir.
Ajak anak pertama untuk turut berperan dalam perawatan bayi, seperti mengambilkan popok, membantu memilihkan pakaian bayi atau bahkan menghibur saat adiknya rewel.
Ajak anak pertama ke kunjungan prenatal atau menonton USG. Jika Mama melahirkan di rumah sakit, ajak anak pertama untuk mengunjungi Mama dan adiknya di rumah sakit.
Nah, itulah informasi mengenai hal-hal yang harus Mama pertimbangkan saat program hamil anak kedua.
Alangkah baiknya jika Mama memperhatikan segala kemungkinan yang bisa terjadi saat kehamilan dan kelahiran anak kedua.
Dengan begitu, Mama bisa lebih siap menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi saat kehamilan kedua. Semoga informasi ini membantu, ya, Ma!
Baca juga:
- Sulit Hamil Anak Kedua? Bisa Jadi Akibat Infertilitas Sekunder
- Tips Hamil Anak Kedua, Apa Saja yang Harus Dipersiapkan?
- Jangan Buru-Buru, Ini Pertimbangan sebelum Memutuskan Hamil Anak Kedua