Air Mani Tidak Keluar saat Berhubungan Seks, Bisakah Tetap Hamil?
Cari tahu kebenarannya di sini, Ma
15 Maret 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ada beberapa hal yang kerap dianggap tidak bisa membuat hamil padahal kenyataannya tidak benar. Sebut saja seks anal yang ternyata berpeluang membuat mama hamil atau kehamilan menjelang menopause yang ternyata tetap mungkin terjadi.
Selain dua hal tersebut, mari kita tambahkan satu daftar lagi hal yang dianggap tidak akan membuat hamil tapi ternyata kurang tepat. Itu adalah anggapan kalau air mani tidak keluar saat seks tidak akan membuat kehamilan terjadi.
Lho, kenapa mama tetap bisa hamil ketika papa tidak mengeluarkan air mani saat seks?
Agar tidak lagi salah informasi, berikut penjelasannya dari Popmama.com.
Editors' Pick
Ini Alasannya Kenapa Mama Tetap Bisa Hamil Walau Air Mani Tidak Keluar saat Seks
Pernah dengar ungkapan kalau mencabut penis sebelum ejakulasi bisa mengurangi risiko kehamilan? Ungkapan itu sebetulnya tidak salah, meskipun kurang tepat
“Keluar di luar” atau mencabut penis sebelum ejakulasi berlangsung tetap berpotensi membuat mama hamil. Kehamilan tetap berpotensi terjadi, sekalipun air mani tidak keluar saat seks berlangsung.
Begini penjelasannya. Ketika papa nyaris mendekati ejakulasi, ternyata masih ada cairan yang keluar lebih dulu dari penisnya. Cairan tersebut dikenal dengan nama cairan pre-cum.
Cairan pre-cum umumnya tidak mengandung sperma. Tapi, tidak menutup kemungkinan kalau sperma papa bocor dan menyatu dengan cairan pre-cum tersebut.
Kemungkinan tersebut didukung oleh adanya penelitian di tahun 2016 yang melaporkan kalau hampir 17 persen pria berpotensi membawa cairan sperma di dalam cairan pre-cumnya, seperti dilansir dari laman Healthline.
Kesimpulannya, jadi mama tetap bisa hamil sekalipun air mani tidak keluar saat seks. Itu mengingat cairan pre-cum bukanlah air mani yang keluar saat ejakulasi berlangsung.
Cairan pre-cum atau juga dikenal dengan nama cairan pre ejalukasi sendiri merupakan cairan yang pasti keluar ketika penis mendapat rangsangan. Fungsi dari cairan ini untuk melumaskan urethra supaya mempermudah air mani keluar nantinya.
Jadi, sekalipun papa tidak mengeluarkan air mani ketika seks berlangsung, cairan preejakulasi pasti tetap keluar.
Bisakah Kita Mengontrol Waktu Keluarnya Cairan Preejakulasi?
Berbeda dengan air mani yang kerap bisa ditahan kapan waktu keluarnya, sayangnya cairan preejakulasi tidak demikian. Hal ini yang akhirnya membuat metode menarik penis keluar sebelum ejakulasi terjadi kurang efektif.
Sesuai dengan fungsi utamanya untuk melubrikasi bagian urethra supaya air mani keluar dengan mudah, cairan preejakulasi bisa masuk ke dalam vagina mama tanpa disengaja sekalipun ejakulasi belum terjadi.
Maka dari itu, satu-satunya cara untuk mengontrol keluarnya cairan preejakulasi adalah dengan seks menggunakan kondom.
Akan tetapi, ada beberapa sumber yang menyebut kalau buang air kecil sebelum berhubungan intim dipercaya dapat membantu papa mengeluarkan sisa air mani sehingga cairan preejakulasi yang keluar nantinya tidak akan membawa sisa air mani tersebut ke dalam vagina mama.
Terlepas dari hal tersebut, hal ini tetap perlu diingat, air mani tidak keluar saat seks ternyata tetap berpotensi meningkatkan peluang kehamilan terjadi.
Oleh karena itu, bila mama dan papa memang berniat untuk menunda kehamilan, ada baiknya untuk menggunakan kondom maupun metode kontrasepsi lain untuk mencegah kehamilan.
Baca Juga:
- Tips Menunda Ejakulasi untuk Para Suami yang Mau Senangkan Istri
- Seks Anal Bisa Menyebabkan Kehamilan, Ini Alasannya!
- Berhubungan Seks setelah Menstruasi Selesai, Apakah Bisa Hamil?