Mitos dan Fakta Kehamilan Bisa Menular ke Teman Dekat
Kalau kamu sedang menunggu untuk hamil dan cara ini bisa berhasil, itu tandanya kamu beruntung!
2 Desember 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat kamu hamil, pernah nggak mengalami hal lucu seperti didatangi teman atau bahkan orang lain yang nggak kamu kenal lalu mereka mengajak salaman dan menginjak jempol kaki kamu.
Biasanya mereka akan bilang, "Supaya bisa ketularan hamil."
Ini terdengar aneh dan mungkin hanya mitos. Hanya dengan bersalaman dan menginjak kaki ibu hamil maka perempuan lain bisa tertular ikutan hamil.
Tapi jika dilihat lebih dalam mitos hamil bisa menular ini memiliki penjelasan tersendiri.
Beberapa perempuan mengakui pernah mengalami hal serupa di atas, tapi tidak diketahui apakah orang yang menginjak jempol kaki ibu hamil benar-benar bisa hamil atau tidak.
1. Cerita tentang kehamilan bisa menular dan ini bukan sekedar mitos
Heran. Kok bisa, hamil menular? Mungkin kamu mempertanyakan bagaimana hal itu bisa terjadi di dalam hati.
Sekitar 3 tahun lalu editor Popmama.com juga pernah mengalaminya. Kehamilan bisa menular, bukan pada orang yang baru kenal tapi lebih kepada orang-orang yang berada di lingkungan sekitar ibu hamil dan memang memiliki persamaan pola hidup dan gaya hidup.
Kisah yang pernah terjadi adalah seorang perempuan yang baru menikah menunggu kehamilan, setelah menunggu setahun dia berhasil hamil. Perempuan ini merupakan sahabat salah satu editor Popmama.com dan mereka memiliki grup WhatsApp.
Setiap hari komunikasi selalu terjadi bahkan sehari bisa lebih dari lima kali. Saling bertukar cerita dan menceritakan kegiatan sehari-hari. Satu sama lain saling memengaruhi, sampai apa yang mereka makan, mengatur waktu istirahat dan menentukan pilihan untuk me time semua serba sama.
Setelah 2 bulan kemudian seorang teman lainnya juga ikutan hamil anak ketiga dan ini juga terjadi pada editor Popmama.com yang ikut hamil dengan jeda waktu 1 bulan.
Setelah bayinya lahir, perbedaanya hanya sedikit. Perempuan yang hamil pertama melahirkan di bulan Desember, perempuan kedua melahirkan di bulan Februari dan Editor Popmama.com melahirkan pada akhir bulan Maret.
Sementara itu keadaan kalau hamil bisa menular datang dari sebuah rumah sakit di North Carolina juga memiliki kisahnya sendiri. Tidak pernah diduga bahwa medical center ini akan menghadapi cerita unik di mana 6 perawatnya menjalani proses persalinan di waktu yang bersamaan (dalam waktu berdekatan).
Baca juga: Gemas! 6 Perawat di Rumah Sakit Melahirkan di Waktu yang Sama
Editors' Pick
2. Fakta hamil bisa menular
Faktanya berdasarkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa aura kehamilan seorang perempuan sebenarnya memang bisa menular.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal American Sociological Association pada tahun 2014, “Seorang perempuan yang hamil secara positif bisa memengaruhi teman dekatnya untuk hamil.”
Entah disengaja atau tidak, entah itu melalui perkataan secara langsung atau hanya menceritakannya secara terus-menerus maka ini bisa memengaruhi orang disekitarnya.
Dijelaskan dalam laman mother.ly untuk penelitian ini, para peneliti menganalisis data pada 1.720 perempuan yang berpartisipasi dalam Studi Longitudinal Nasional Kesehatan Remaja (ADD Health) di Amerika Serikat dari pertengahan 1990-an hingga pertengahan 2000-an.
Pelacakan peserta perempuan yang berusia setidaknya 15 tahun pada tahun 1995 dengan wawancara rumah selama dekade berikutnya, para peneliti melihat bahwa sekitar setengah dari perempuan memiliki anak pada saat wawancara akhir dilakukan pada tahun 2008 atau 2009.
Selama wawancara, tercatat bahwa ada 10 perempuan yang memiliki "hubungan persahabatan," yang memberi para peneliti wawasan ke dalam pola-pola di antara kelompok-kelompok teman saat mereka bertambah tua.
Fokus pada hubungan teman sekolah (dan kuliah) meskipun bertahun-tahun kemudian, para peneliti menemukan ada unsur "penularan" yang kuat untuk merencanakan kehamilan.
Proses kehamilan yang bisa menular ini hanya melalui psikologi seseorang, bukan sebuah proses biologis.
Secara psikologis seorang perempuan akan semakin siap untuk menghadapi kehamilan setelah memiliki komunitas yang sama dengannya kemudian dengan didukung beberapa faktor maka kehamilan benar-benar memilki peluang untuk terjadi.