Hukum Menjilati Kemaluan Istri dalam Islam untuk Eksplorasi Seksual
Memahami hukum dan panduan terkait praktik seksual dalam Islam saat menjadi pasangan pengantin baru
9 September 2024

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai pengantin baru, menjalin hubungan seksual yang sehat dan memuaskan merupakan bagian penting dari kehidupan pernikahan, terutama bagi pasangan yang ingin segera memiliki anak. Eksplorasi dalam hubungan seksual, termasuk berbagai teknik dan variasi seperti cunnilingus atau menjilat vagina istri dapat membantu meningkatkan keintiman dan kepuasan antara suami dan istri.
Memahami hukum dan panduan terkait praktik seksual dalam Islam, serta menjaga kebersihan dan komunikasi yang baik, dapat mendukung proses kehamilan dan membuat pengalaman seksual menjadi lebih menyenangkan dan harmonis. Dengan pendekatan yang penuh pengertian, pasangan baru dapat menjadikan hubungan mereka lebih intim sekaligus memperbesar peluang untuk cepat hamil.
Berikut ini Popmama.com akan mengulas hukum menjilat vagina istri saat hubungan seks.
Editors' Pick
Pendapat Ulama tentang Cunnilingus atau Seks Oral
Dilansir dari fiqh.islamonline.net, Syekh Yusuf Al-Qaradawi mengemukakan hal berikut terkait masalah ini. Ulama berpendapat bahwa suami boleh melakukan cunnilingus atau seks oral dengan menjilat vagina pada istrinya, atau istri melakukan hal yang sama pada suami (fellatio) dan tidak ada salahnya melakukannya. Namun jika hisapan menyebabkan keluarnya mani, maka hukumnya makruh, namun tidak ada dalil yang kuat (mengharamkannya).
Tidak ada dalil yang kuat yang mengharamkan praktik ini, meskipun ada perbedaan pendapat mengenai apakah hal ini makruh atau tidak.
Tak Ada Dalil Kuat
Tidak ada dalil yang kuat yang mengharamkannya, terutama jika istri menyetujuinya atau mencapai orgasme dengan melakukan oral seks.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, 'Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak perempuan yang dimiliki oleh budak-budak mereka, maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Akan tetapi, siapa yang menginginkan lebih dari itu, maka merekalah orang-orang yang melampaui batas' (Al-Mu’minun: 5-7).
Berdasarkan hal ini, para ulama berpendapat bahwa suami diperbolehkan eksplorasi seks dengan istrinya yang sah, kecuali seks anal dan seks saat mentruasi, yang dilarang keras.