Awas! Bekerja Terlalu Keras Bisa Memengaruhi Kesuburan untuk Promil
Pekerjaan berat bisa memengaruhi frekuensi berhubungan seks rutin pasangan
3 Februari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semakin zaman berkembang, banyak perempuan kini bekerja di luar rumah. Hal itu tentunya bagus ya, Ma karena banyak peluang karier yang bisa dicapai perempuan dalam hidupnya.
Namun, hasil penelitian di Amerika Serikat menyebutkan perempuan yang terlalu bekerja keras punya peluang kehamilan yang gagal dengan kurun waktu 12 bulan. Penelitian itu juga menyebutkan perempuan yang punya pekerjaan berat secara fisik juga memengaruhi kesuburan.
Bagaimana gila kerja memengaruhi kesuburan perempuan? Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya.
Editors' Pick
1. Perempuan yang bekerja terlalu keras punya peluang gagal hamil dalam 12 bulan
Peneitian lain di Amerika Serikat pada 1.739 perawat yang mencoba hamil, di mana 16 persen dari mereka gagal setelah berusaha dalam 12 bulan. Sementara, 5 persen belum hamil setelah dua tahun mencoba.
Dari penelitian itu menunjukkan bahwa perempuan yang bekerja lebih dari 40 jam seminggu atau secara rutin mengangkat beban berat bisa membutuhkan waktu lebih lama untuk hamil.
Sekitar 20 persennya lebih lama untuk hamil dibandingkan dengan perempuan yang bekerja hanya 21-40 jam seminggu.
Lalu, perempuan yang mengangkat setidaknya beban 25 pon (11 kg) beberapa kali sehari juga memengaruhi kesuburan. Sehingga bisa memperpanjang waktu untuk konsepsi sekitar 50 persen.
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa pekerjaan berat, baik fisik atau jam kerja yang panjang memiliki dampak yang merugikan pada kemampuan perawat perempuan untuk hamil," ujar Audrey Gaskins, seorang peneliti di Harvard T.H. Chan School of Public Health di Boston dikutip dari New York Post.
Sebab, menurut Gaskins sebagian besar pasangan yang sehat bisa hamil dalam waktu tiga hingga enam bulan. Meski beberapa diantara mereka ada yang punya waktu lebih lama karena kondisi khusus.
Misalnya usia yang tua atau yang punya isu kesuburan karena kondisi medis tertentu, merokok atau minum berlebihan.
2. Pekerjaan berat berpengaruh pada frekuensi pasangan berhubungan seksual
Bagi perawat yang mengikuti penelitian, kondisi kerja memang kadang tidak bersahabat. Karena mereka yang berjuang untuk hamil mungkin tidak mendapatkan pilihan selain menjalani jam kerja yang lebin panjang.
Ada penjelasan yang jauh lebih sederhana bagi perempuan yang bekerja lebih banyak atau pulang lebih karena kelelahan secara fisik.
Courtney Lynch, spesialis kesehatan reproduksi di Ohio State University mengatakan peluang mereka bisa hamil cepat berkurang mungkin saja karena frekuensi seks yang tidak sering.
Sebab, perempuan ini terlalu lelah untuk berhubungan intim setelah pulang kerja.
"Jika efek ini nyata, kemungkinan karena fakta bahwa mereka memiliki hubungan intim yang lebih jarang karena tuntutan kerja mereka," ujarnya.