Pengaruh Onani Terhadap Kesuburan Sperma, Bisa Mandul?
Ingat, sesuatu yang berlebihan biasanya tidak baik lho
24 Desember 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kesuburan menjadi salah satu aspek penting dalam kesehatan reproduksi laki-laki yang sering kali dihubungkan dengan berbagai faktor, termasuk gaya hidup dan kebiasaan seksual. Onani, atau masturbasi, merupakan salah satu aktivitas seksual yang sering dilakukan namun masih menjadi topik kontroversial dalam masyarakat.
Banyak mitos yang berkembang menyebutkan bahwa onani dapat berdampak negatif pada kesuburan laki-laki. Apakah hal tersebut benar?
Berikut Popmama.com rangkum pengaruh onani terhadap kesuburan sperma, apa benar?
Editors' Pick
1. Fakta pengaruh onani terhadap kesuburan sperma
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk memahami hubungan antara onani dan kesuburan laki-laki. Di mana frekuensi ejakulasi dan konsentrasi sperma dalam penelitian Human Reproduction Update menunjukkan bahwa frekuensi ejakulasi yang terlalu tinggi dapat sedikit menurunkan konsentrasi sperma.
Namun, efek ini biasanya bersifat sementara dan tidak mempengaruhi parameter lain seperti motilitas atau morfologi sperma.
Penelitian yang diterbitkan dalam Asian Journal of Andrology mengungkapkan bahwa kualitas sperma cenderung meningkat setelah periode pantang selama 2-5 hari. Namun, pantang yang terlalu lama (lebih dari 10 hari) justru dapat menyebabkan peningkatan fragmentasi DNA sperma, yang dapat memengaruhi fertilisasi.
Sebuah studi dalam Fertility and Sterility menemukan bahwa ejakulasi rutin, termasuk melalui onani, dapat membantu mengurangi fragmentasi DNA sperma. Hal ini karena sperma yang terlalu lama berada di saluran reproduksi dapat mengalami kerusakan akibat paparan radikal bebas.
2. Faktor psikologis sering onani dan kualitas sperma
Faktor psikologis juga memainkan peran penting dalam hubungan antara onani dan kualitas sperma. Sering onani yang disertai rasa bersalah atau kecemasan akibat mitos yang salah dapat memengaruhi produksi sperma melalui mekanisme stres.
Stres kronis diketahui dapat meningkatkan kadar hormon kortisol dalam tubuh, yang dapat menghambat produksi testosteron dan mengurangi kualitas sperma. Sebaliknya, pemahaman yang sehat tentang onani dapat membantu mengurangi dampak psikologis negatif ini.