Pentingnya Dukungan Suami saat Istri Menjalani Program IVF
Suami punya peran penting untuk menentukan kesuksesan program bayi tabung!
2 Agustus 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehadiran buah hati tentu menjadi hal yang diidamkan dalam banyak pernikahan di Indonesia. Namun, ada beberapa pasangan yang perlu perjuangan panjang dan berat untuk mendapatkan anak.
Segala usaha pun dijalani, salah satunya lewat IVF (in-vitro fertilization) atau bayi tabung. Untuk program IVF tak hanya istri saja yang berperan, dukungan dan kesehatan sperma suami juga sama-sama penting.
Peran suami mendukung kesuksesan IVF istri ini begitu krusial. Sebab, butuh saling menyemangati satu sama lain agar program bisa berjalan lancar.
Berikut Popmama.com rangkum informasi mengenai hal ini.
1. Suami harus edukasi diri soal IVF untuk membantu sang Istri
Akan melakukan program hamil IVF perlu banyak pengetahuan mengenai hal tersebut. Suami perlu mengetahui dasar-dasar dari program IVF, dari risiko hingga peluang berhasil.
Ini penting, sebab program IVF tak hanya membutuhkan sel telur sehat dan baik dari istri. Kesehatan suami juga menjadi pertimbangan yang memengaruhi produksi dan kualitas sperma.
Selain itu, jika harus melakukan perawatan misalnya suntik khusus suami juga mesti paham kapan dan bagaimana. Sebab, butuh dua orang untuk bisa menjadi orangtua kelak tak bisa terus berpangku pada istri saja.
Editors' Pick
2. Melakukan tes kesuburan bersama dengan istri
Sudah disinggung sebelumnya, program IVF ini butuh kualitas pembuahan yang baik. Tidak hanya sel telur tapi juga kualitas sperma dari sang Suami.
Biasanya saat sepasang suami istri berencana menjalani program IVF, seolah perempuan lah yang menjadi perhatian utama. Sehingga seolah hanya perempuan yang menjadi pihak yang menjalani banyak tes, mulai dari tes kesuburan dan terapi tertentu.
Suami perlu tahu, bahwa segala tes yang dijalani istri akan sia-sia jika ternyata masalah utama bukan pada istri. Itu sebabnya sangat penting bagi suami untuk bersama-sama dengan istri melakukan tes kesuburan.
Terkait dengan tes kesuburan ini, suami dapat melakukan diskusi terlebih dulu dengan dokter spesialis andrologi.
3. Menjaga perasaan istri saat menjalani program bayi tabung yang cukup lama
Keadaan fisik untuk melakukan program IVF memang penting, tetapi faktor psikologis juga harus diperhatikan. Sebab ini sangat berpengaruh dalam program kehamilan.
Suami harus bagaimana cara menyemangati dan menghibur istri untuk menjalani program IVF dengan sabar. Sebab, rangkaian program IVF tidak sedikit dan membutuhkan waktu perawatan berbulan-bulan.
Ketika segala perawatan yang dijalani terasa berat, maka jadilah tempat curhat atau diskusi sang Istri. Apapun yang disampaikannya simak dengan perhatian penuh, tanpa gangguan gadget, game, atau televisi.
Sesekali coba tawarkan untuk memberikan istri waktu untuk bermanja. Mulai dari pijatan lembut, membuatkannya secangkir teh yang sangat membantu istri melewati perawatan IVF yang tak sedikit.
4. Memahami istri yang mengalami perubahan selama program bayi tabung
Dengan menemani istri kontrol saat program bayi tabung menjadi tindakan sederhana yang bisa dilakukan. Hanya dengan menemani itu sudah merupakan suatu bentuk dukungan.
Meski terdengar sepele, hal tersebut ternyata sangat berarti untuk para istri. Pasalnya, beberapa kasus perempuan yang menjalani program bayi tabung seorang diri atau dengan orangtua dan teman saja.
Selain itu, suami juga mesti bisa memahami perubahan istri selama proses bayi tabung berlangsung. Sebab, program IVF terkadang bisa membuat suasana hati pasien mengalami perubahan.
Tak hanya perubahan suasana hati, istri juga bisa menjalani program bayi biasanya akan mengalami kenaikan berat badan. Alih-alih mengeluhkan berat badan istrinya yang naik, para suami diharapkan bisa memahami kondisi tersebut.
5. Dukungan suami dan orang sekitar calon ibu menentukan keberhasilan program IVF
Tingkat keberhasilan bayi tabung bergantung dari usia calon ibu dan penyebab infertilitas pasangan tersebut. Pada umumnya, angka keberhasilannya bisa mencapai 40-50 persen pada pasangan dengan usia calon ibu kurang dari 35 tahun.
Sementara pada pasangan dengan usia calon ibu berusia 35-40 tahun tingkat keberhasilannya sekitar 25-35 persen. Sedangkan untuk calon ibu usia di atas 40 tahun angka keberhasilannya sekitar 10 persen.
Tingkat keberhasilan ini ditentukan juga oleh dukungan pasangan dan orang-orang dekat calon ibu tersebut. Ditegaskan kalau program IVF tidak bisa berjalan tanpa peran pihak suami, secara medis misalnya sperma untuk membuahi sel telur.
Faktor sperma menjadi penting untuk mendapatkan embrio yang berkualitas. Oleh karenanya suami juga harus menjaga kesehatan agar kualitas spermanya baik.
Selain itu, dukungan suami dari sisi finansial dan hal-hal lain menjadi penting. Sebab program IVF ini menjadi harapan baru bagi pasangan yang ingin memiliki anak tapi memiliki gangguan kesuburan.
Itulah tadi pentingnya dukungan suami saat istri menjalani program IVF. Yuk, para Papa nih semangat terus untuk dukung promil Mama ya.
Baca juga:
- 10 Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan IVF
- Bagaimana Cara Meningkatkan Keberhasilan IVF agar Cepat Hamil?
- 12 Tahun Menanti, Begini Perjalanan IVF Dhea Ananda hingga Hamil