Ketahui Cara Merencanakan Jenis Kelamin Bayi dengan Metode Shettles
Merencanakan jenis kelamin bayi, ada metodenya lho, yuk cari tahu!
6 Oktober 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah kamu pernah mendengar bahwa peluang kehamilan anak laki-laki dan perempuan adalah 50:50?
Ya, selama ini kita memang mengenal adanya dua jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Saat menjalani program hamil, tak jarang para orangtua juga sekaligus merencanakan jenis kelamin bayi mereka. Ada sebagian orangtua yang menginginkan anak laki-laki, dengan alasan sudah memiliki anak perempuan. Bahkan, ada yang memang berencana ingin memiliki anak pertama, berjenis kelamin perempuan.
Oleh karenanya, tak heran jika banyak cara dilakukan untuk mendapatkan keinginan tersebut.
Jika kamu dan pasangan juga ingin merencanakan jenis kelamin bayi, kamu bisa mencoba Metode Shettles. Beberapa orang meyakini, metode shettles bisa mewujudkan keinginan mereka dalam menentukan jenis kelamin bayi.
Jika kamu penasaran seperti apa metode shettles, yuk, simak informasi lengkap yang berhasil Popmama.com rangkum dari Healthline berikut ini ya.
1. Apa itu Metode Shettles?
Metode Shettles dikembangkan oleh Landrum B, seorang dokter di Amerika Serikat, dan telah ada sejak tahun 1960an.
Metode ini mempelajari sperma, waktu berhubungan seks, posisi seks, dan pH vagina. Hal ini untuk menentukan apa saja yang bisa memengaruhi sperma, serta sperma mana yang bisa lebih dulu mencapai sel telur untuk dibuahi. Karena pada dasarnya, sperma yang berhasil membuahi sel telur yang akhirnya menentukan jenis kelamin bayi.
2. Bagaimana proses penentuan jenis kelamin berdasarkan hubungan seksual?
Seperti yang kita tahu, proses pembuahan terjadi saat sperma bertemu sel telur.
Sel telur perempuan secara genetik memiliki kode kromosom X. Sedangkan pada laki-laki, jutaan sperma yang dihasilkan saat ejakulasi, memiliki kode kromosom X dan Y.
Jika sperma yang membuahi sel telur membawa kromosom Y, maka bayi nantinya akan mewarisi kromosom XY, yang dikaitkan dengan jenis kelamin laki-laki. Jika sperma yang membuahi sel telur membawa kromosom X, maka bayi akan mewarisi kromosom XX, yang artinya perempuan.
Editors' Pick
3. Mengenal sperma ‘laki-laki dan ‘perempuan’
Metode Shettles mempelajari dan mengamati perbedaan yang ada pada sperma.
Diantaranya:
- Sperma kromosom Y (laki-laki), memiliki kepala berbentuk bulat, dengan ukuran yang lebih kecil dan lebih ringan.
- Sperma kromosom X (perempuan), memiliki kepala berbentuk oval, dengan ukuran yang lebih besar dan lebih berat.
Selain itu, shettles juga berhasil melakukan penelitian dan menemukan bahwa, laki-laki yang kebanyakan memiliki anak laki-laki, punya lebih banyak sperma kromosom Y dari pada X. Begitupun sebaliknya, jika laki-laki memiliki lebih banyak anak perempuan, maka sebagian besar sperma yang dimilikinya punya kromosom X.
4. Metode shettles dipengaruhi juga oleh pH vagina
Selain mempelajari perbedaan fisik sperma, metode shettles juga mencari tahu bagaimana cara sperma berenang. Hasilnya diketahui bahwa, pH vagina punya peran dalam memengaruhi cara sperma berenang menuju sel telur.
Menurut metode ini, sel sperma laki-laki lebih cepat berenang pada lingkungan yang bersifat basa, seperti di leher rahim dan rahim. Sedangkan, sperma perempuan bisa bertahan lebih lama pada kondisi asam di saluran vagina.
Oleh karena itu, untuk hamil anak perempuan atau laki-laki, ditentukan oleh waktu dan kondisi lingkungan. Dalam hal ini, pH vagina punya pengaruh dalam membantu mendukung sperma laki-laki maupun perempuan.
5. Bagaimana mendapatkan anak laki-laki dengan metode shettles?
Berikut ini, cara yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan anak laki-laki dengan metode shettles.
- Perhatikan waktu berhubungan seks
Menurut metode shettles, untuk mendapatkan anak laki-laki, kamu harus mengatur waktu seks sedekat mungkin dengan masa ovulasi atau bahkan setelahnya. Kamu dan pasangan juga harus menghindari hubungan seks, pada waktu antara periode menstruasi dengan hari sebelum ovulasi. Sebaliknya, lakukan hubungan seks pada hari ovulasi, atau 2 sampai 3 hari setelahnya.
- Posisi seks
Metode shettles juga mengklaim bahwa, untuk mendapatkan anak laki-laki, sperma harus berada sedekat mungkin dengan leher rahim. Nah, posisi yang disarankan oleh metode ini adalah doggy style. Karena, laki-laki bisa memasukkan penis dari arah belakang, yang memungkinkan terjadinya penetrasi lebih dalam.
- Douching
Menurut teori yang ada, sperma laki laki atau kromosom Y, lebih menyukai lingkungan yang basa. Oleh karenanya, metode shettles menyarankan kamu untuk melakukan douching, atau mencuci vagina dengan cara menyiram 2 sendok makan soda kue yang dicampur dengan 1 liter air.
Tapi, untuk melakukan douching, kamu sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter ya. Karena menurut American College of Obstetricians dan Gynecologist, douching tidak disarankan karena akan mengubah keseimbangan bakteri pada vagina. Jika ini terjadi, maka risiko adanya infeksi dan masalah infertilitas akan meningkat.
6. Bagaimana mendapatkan anak perempuan dengan metode shettles?
Berikut ini, cara yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan anak perempuan dengan metode shettles.
- Perhatikan waktu berhubungan seks
Untuk mendapatkan anak perempuan, metode shettles menyarankan kamu memilih waktu seks lebih awal dari siklus menstruasi. Kamu juga sebaiknya menghindari berhubungan seks, pada hari-hari sebelum dan sesudah ovulasi. Artinya, kamu bisa memulai berhubungan seks beberapa hari setelah menstruasi, dan berhenti setidaknya 3 hari sebelum ovulasi.
- Posisi seks
Menurut metode ini, posisi seks terbaik untuk mendapatkan anak perempuan adalah misionaris, atau posisi laki-laki berada di atas perempuan. Ini karena, posisi misionaris memungkinkan penetrasi yang tidak terlalu dalam. Sehingga, sperma harus melakukan perjalanan lebih jauh di lingkungan vagina yang asam. Selain itu, sperma perempuan lebih bisa bertahan di lingkungan vagina yang asam, daripada sperma laki-laki.
- Douching
Untuk mendapatkan tingkat keasaman pada vagina perempuan, metode ini menyarankan kamu melakukan douching menggunakan 2 sendok cuka putih dan 1 liter air. Tapi, sekali lagi ditekankan bahwa, sebelum melakukan douching kamu disarankan untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu ke dokter.
7. Pro dan kontra mengenai peluang kehamilan metode shettles
Dalam buku berjudul “How to Choose the Sex of Your Baby” (revisi terakhir tahun 2006), dijelaskan bahwa tingkat keberhasilan metode shettles keseluruhan yaitu 75%.
Dalam hal ini, seorang blogger bernama Genevieve Howland mengatakan bahwa, metode shettles telah membantunya mendapatkan anak perempuan, pada kehamilan keduanya. Ia bersama sang suami berusaha mengatur waktu seks, dan berhasil mendapatkan anak sesuai dengan rencananya.
Tapi, banyak peneliti lain tidak setuju dengan metode shettles ini. Karena faktanya menurut studi tahun 1991, lebih sedikit perempuan yang berhasil hamil anak laki-laki, saat melakukan hubungan seksual mendekati masa ovulasi.
Nah, itulah tadi informasi yang berhasil Popmama.com rangkum mengenai metode shettles, yang bisa digunakan untuk merencanakan jenis kelamin bayi.
Faktanya hingga saat ini, para peneliti sepakat bahwa, satu-satunya cara yang dijamin bisa membantu kamu merencanakan jenis kelamin bayi adalah dengan Preimplantation Genetic Diagnosis (PGD). Sebuah tes yang terkadang dilakukan sebagai bagian dari prosedur In Vitro Fertilization (IVF).
Tapi tak ada salahnya lho, jika kamu ingin mencoba metode shettles untuk merencanakan jenis kelamin calon bayi. Semoga informasi ini bermanfaat ya untuk kamu!
Baca juga:
- 5 Cara yang Bisa Dilakukan saat Program Hamil Anak Laki-Laki
- Coba Yuk, Ini Tips Program Hamil Anak Laki-Laki a la Dokter Boyke
- Kapan Bisa Mengetahui Jenis Kelamin Bayi? Ketahui Metodenya