Pejuang Garis Dua, Yuk Cari Tahu Lebih Jauh tentang Bayi Tabung
Sperma dan sel telur berkualitas sangatlah dibutuhkan untuk keberhasilan program bayi tabung
28 September 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menurut Healthline, sekitar 15-20% pasangan yang mencoba untuk hamil, mengalami infertilitas atau gangguan kesuburan. Dimana faktor infertilitas pada perempuan menyebabkan 40%, dan pada laki-laki menyebabkan masalah 30-40%. Kombinasi dari keduanya, menyebabkan gangguan kesuburan 20-30%, yang bisa membuat kamu jadi sulit hamil.
Jika mengalami masalah infertilitas, jangan khawatir ya! Karena kamu nggak sendirian kok. Pasalnya, dunia medis sudah banyak lho membuat kemajuan dibidang ini, salah satunya adalah program bayi tabung. Jadi, kamu masih punya kesempatan untuk bisa hamil, meskipun didiagnosis mengalami masalah kesuburan.
Untuk lebih jelasnya, bagi kamu pejuang garis dua, berikut ini Popmama.com berikan ulasan lengkap mengenai program bayi tabung. Disimak ya!
1. Mengenal program bayi tabung dan sejarahnya
Menurut Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, MPH, Sp.OG-KFER, dokter spesialis kandungan dan konsultan fertilitas, endokrinologi dan reproduksi di RS Pondok Indah IVF Centre, bayi tabung merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menemukan sperma dan sel telur. Proses ini, sebagian besar sudah banyak dilakukan oleh pasangan yang mengalami infertilitas atau gangguan kesuburan.
Prof. Budi juga menyampaikan bahwa, bayi tabung pertama di dunia lahir pada tanggal 25 Juli 1978 bernama Loius Brown di London, yang saat ini telah berusia 40 tahun bahkan sudah memiliki anak.
Melalui teknologi bayi tabung, sampai dengan saat ini sudah lebih dari 10 juta bayi, telah dilahirkan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Bayi tabung pertama di Indonesia lahir pada tahun 1988. Sir Robert G Edward, sebagai ‘bapak bayi tabung dunia’ juga telah mendapatkan hadiah nobel pada tahun 2010 atas kontribusinya.
2. Tahapan yang perlu dilakukan saat menjalani program bayi tabung
Secara umum, ada 8 tahap dalam proses bayi tabung yang harus kamu jalani bersama pasangan. Berikut ini tahapannya:
- Fit and proper test, yaitu melakukan konsultasi dan pemeriksaan sperma dan sel telur.
- Penyuntikan obat untuk membesarkan sel telur.
- Penyuntikan obat untuk menekan hormon.
- Proses pengambilan sel telur atau biasanya disebut panen sel telur.
- Proses pembuahan dengan cara mempertemukan sel telur dan sperma.
- Pengembangan embrio di luar (bisa dilakukan di rahim buatan).
- Proses penanaman embrio.
- Menunggu hasil dari beberapa proses di atas.
Editors' Pick
3. Kapan waktu yang tepat untuk memulai program bayi tabung?
Menurut Prof. Budi, pasangan bisa memulai bayi tabung jika terdapat beberapa kondisi sebagai berikut:
- Terdapat masalah pada sperma
Masalah pada sperma yang banyak ditemui yaitu, sel sperma yang sangat sedikit sekali (di bawah 5 juta /cc), atau bahkan tidak ditemukannya sperma yang disebut sebagai Azoospermia.
- Masalah pada saluran tuba falopi
Pada perempuan, adanya masalah di saluran tuba falopi seperti penyumbatan merupakan salah satu faktor penyebab sulit hamil. Jika berdasarkan hasil pemeriksaan dinyatakan terdapat penyumbatan saluran tuba, kamu disarankan untuk mulai program bayi tabung.
- Menderita endometriosis atau kista cokelat
Endometriosis memengaruhi kesuburan kamu dengan berbagai cara, diantaranya menyebabkan perubahan kualitas sel telur dan menyebabkan gangguan hormonal. Kedua faktor ini, bisa memengaruhi kemampuan kamu untuk bisa memiliki anak.
- Adanya gangguan pematangan sel telur
Kondisi ini biasanya disebut sebagai anovulasi atau kegagalan dalam proses ovulasi. Dimana sel telur gagal matang dan tidak dilepaskan oleh indung telur (ovarium), sehingga proses pembuahan tidak bisa terjadi.
- Unexplained fertility
Ini merupakan kondisi dimana hasil pemeriksaan semuanya normal, tapi pasangan tidak kunjung hamil.
4. Beberapa hal yang bisa memengaruhi keberhasilan program bayi tabung
Keberhasilan program bayi tabung sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya, usia calon ibu, cadangan sel telur, kualitas sperma, dan faktor penyebab infertilitas.
Prof. Budi menuturkan, “keberhasilan program bayi tabung yang paling besar ditentukan oleh kualitas sel telur”.
Selain itu Prof. Budi juga menambahkan, kalau 80% sel telur menentukan kualitas embrio yang dihasilkan pada program bayi tabung. Sedangkan seiring dengan meningkatknya usia perempuan, maka kemungkinan besar kualitas sel telur akan menurun, sehingga risiko kelainan kromosom embrio juga akan meningkat.
“Perempuan usia 38 tahun, 74% mengalami kelainan kromosom embrio. Jadi nggak heran kalau di atas usia 38 tahun, seorang ibu yang hamil sering kali mengalami keguguran, atau bahkan sulit sekali terjadi kehamilan” tambahnya.
5. Apa saja yang harus dilakukan saat pertama kali ikut program bayi tabung?
Hal pertama yang harus dilakukan saat ikut program bayi tabung adalah konseling dan fit proper test.
- Pemeriksaan awal pada laki-laki
“35% penyebab gangguan kesuburan itu karena faktor sperma, so never touch the women without sperm result” tutur Prof. Budi. Oleh karena itu, yang pertama kali harus dilakukan pemeriksaan adalah sel sperma. Ini bahkan harus dilakukan sebelum dokter melakukan pemeriksaan pada perempuan.
Jika pemeriksaan sperma menunjukkan hasil yang tidak normal, maka pemeriksaan harus diulangi 3 bulan kemudian. Menurut Prof. Budi, pemeriksaan berikutnya harus ditambahkan dengan pemeriksaan indeks fragmentasi DNA sperma. Angka batasan fragmentasi DNA sperma adalah 26,1%. Kalau hasilnya di atas angka tersebut, maka 80% laki-laki tersebut mengalami infertilitas.
Sedangkan pada kasus azoospermia atau tidak adanya sel perma, harus benar-benar diyakinkan ada atau tidaknya sperma di testis. Kondisi ini, harus dicari tahu apakah masalahnya ada pada faktor produksi atau faktor distribusi. Untuk itu, perlu dilakukan pengecekan volume testis dan hormon testosteron.
- Pemeriksaan awal pada perempuan
Pada perempuan, pemeriksaan awal yang harus dilakukan berkaitan dengan sel telur dan kualitasnya. Saat ini, umur biologis perempuan bisa diketahui dari kadar AMHnya atau bisa juga menggunakan IKO (Indonesian Kalkulator of Oocytes). Pemeriksaan AMH level ini dilakukan untuk menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan pada pasien.
Selain itu, pada perempuan juga perlu dicari tahu penyakit apa yang bisa menyebabkan berkurangnya kualitas sel telur. Diantaranya endometriosis dan Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS). Kedua penyakit ini bisa merusak kualitas sel telur, sehingga menghasilkan embrio yang tidak normal nantinya. Padahal, embrio yang normal sangatlah penting untuk kehamilan yang sehat.
6. Bisakah mendapatkan bayi kembar dari program bayi tabung?
Melalui program bayi tabung, kamu bisa juga kok mendapatkan bayi kembar. Ini mungkin saja terjadi kalau dua embrio ditanam pada saat proses transfer embrio, atau satu embrio yang ada membelah diri.
Kedua hal tersebut sangat mungkin terjadi, sehingga kamu tak perlu khawatir, jika ingin melakukan program bayi tabung dan berencana untuk memiliki bayi kembar.
7. Persiapkan diri dengan baik sebelum ikut program bayi tabung
Sebelum mengikuti program bayi tabung, idealnya kamu dan pasangan harus mengonsumsi makanan tinggi protein, makanan rendah lemak, mikro nutrisi multiple (asam folat, vitamin D, zinc, kalsium), buah-buahan yang mengandung antioksidan dan koenzim Q10. Konsumsi makanan tersebut minimal 60 hari sebelum menjalani program bayi tabung.
Tak lupa, lakukan olahraga rutin dengan memilih durasi dan jenis olahraga yang ringan ya. Jika ingin menjalani program bayi tabung, khususnya perempuan harus menghindari olahraga berat karena bisa berdampak pada pecahnya sel telur.
Hindari juga beberapa kebiasan buruk, terutama yang bisa merusak kualitas sel sperma. Misalnya, mandi sauna, berendam air hangat, menonton televisi lebih dari 40 jam dalam seminggu, serta hindari menggunakan celana dalam yang ketat.
“Semua hal yang bisa memengaruhi kualitas sel sperma, sebaiknya dihindari ketika akan melakukan program bayi tabung”, jelas Prof. Budi.
Jadi, bagi kamu yang ingin menjalani program bayi tabung, penting sekali untuk melakukan tes kesuburan terutama untuk memastikan kualitas sperma dan sel telur. Karena, kedua hal tersebut sangat diperlukan untuk mendapatkan embrio yang normal.
Dengan embrio yang normal, maka kamu dan pasangan bisa mendapatkan kehamilan yang sehat dan minim risiko. Terus semangat ya untuk mencoba, dan semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu.
Baca juga:
- 5 Rekomendasi Rumah Sakit Bayi Tabung di Jakarta Beserta Kisaran Biaya
- 7 Artis Gagal Program Bayi Tabung namun Tak Menyerah Promil Lagi
- Apa Itu Bayi Tabung dan Bagaimana Prosesnya?