9 Penyebab Infertilitas pada Perempuan, Jangan Diabaikan Ya!
Jika kamu mengkhawatirkan salah satunya, segera lakukan pemeriksaan ke dokter agar cepat ditangani
19 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika kamu sudah menikah lebih dari satu tahun, dan telah melakukan aktivitas seksual secara teratur, namun kehamilan tidak kunjung terjadi, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter. Bisa jadi kamu mengalami masalah kesuburan.
Infertilitas atau gangguan kesuburan terutama pada perempuan merupakan salah satu hal yang menyebabkan kamu dan pasangan sulit untuk memiliki keturunan.
Kondisi ini terjadi akibat adanya gangguan pada sistem reproduksi, baik itu ketidakseimbangan hormon maupun kelainan organ reproduksi. Biasanya tindakan medis dibutuhkan jika kamu mengalami masalah kesuburan dan ingin meningkatkan peluang kehamilan.
Nah, kira-kira apa saja ya penyebab infertilitas pada perempuan? Yuk simak informasi selengkapnya dari Popmama.com berikut ini, dilansir dari Verywell Family.
1. Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS)
Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) merupakan penyebab umum terjadinya infertilitas pada perempuan. Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti terjadinya PCOS. Namun, kadar hormon androgen (hormon laki-laki) yang tinggi, diduga menjadi penyebabnya. Kadar hormon androgen yang tinggi pada perempuan, dikaitkan dengan resistensi insulin, genetik dan peradangan di dalam tubuh.
Gejala yang paling umum dirasakan oleh penderita PCOS yaitu, siklus menstruasi yang tidak teratur, munculnya jerawat, pertumbuhan rambut yang tidak normal, kulit wajah cenderung berminyak, serta obesitas.
Masalah kesuburan pada perempuan dapat terjadi karena PCOS menyebabkan ovulasi menjadi tidak teratur. Bahkan pada beberapa kasus, perempuan dengan PCOS tidak berovulasi sama sekali. Selain itu ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh juga meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesuburan.
2. Endometriosis
Endometriosis adalah kondisi yang terjadi ketika ada jaringan yang mirip dengan jaringan endometrium, tumbuh di luar rahim. Jaringan ini biasa terjadi di sekitar panggul, saluran tuba falopi dan rahim.
Endometrium sendiri merupakan pelapis dinding rahim, yang akan menebal dan tumbuh untuk mempersiapkan rahim sebagai tempat pembuahan. Jika pembuahan tidak terjadi, endometrium akan meluruh dan keluar dari dalam tubuh sebagai menstruasi. Sedangkan pada endometriosis, jaringan endometrium ikut menebal namun tidak ikut keluar dari dalam tubuh.
Dilansir dari Office on Women’s Health, endometriosis disebabkan oleh aliran darah menstruasi yang bermasalah, gangguan sistem kekebalan tubuh, tindakan operasi di daerah perut, pengaruh hormon, dan faktor genetik.
Gejala yang paling umum dirasakan oleh penderita endometriosis yaitu, nyeri pada perut bagian bawah, nyeri saat berhubungan seksual, volume darah yang berlebihan saat menstruasi serta nyeri saat buang air kecil maupun besar.
Masalah kesuburan pada perempuan dapat terjadi karena endometriosis menghambat sel telur untuk masuk ke saluran tuba. Ini karena terbentuknya jaringan parut dan terjadinya peradangan pada saluran tuba. Selain itu, endometriosis juga menyebabkan gangguan hormonal dan perubahan kualitas sel telur.
3. Infertilitas Terkait Usia
Tidak semua masalah gangguan kesuburan pada perempuan berkaitan dengan penyakit lho. Faktor usia juga bisa menjadi penyebab terjadinya masalah kesuburan pada perempuan.
Infertilitas terkait usia sebenarnya tidak memiliki gejala yang jelas. Tapi masalah kesuburan akan semakin kamu rasakan setiap tahunnya saat memasuki usia 35 tahun. Hal yang paling mungkin kamu rasakan adalah perubahan siklus menstruasi dan kekeringan pada vagina akibat lendir serviks yang berkurang.
Masalah kesuburan pada perempuan dapat terjadi karena perubahan alami tubuh yang menyebabkan ovulasi tidak teratur, serta penurunan jumlah dan kualitas sel telur. Akibatnya pembuahan akan sulit terjadi dan risiko keguguran semakin meningkat.
Editors' Pick
4. Gangguan Kelenjar Tiroid
Tiroid adalah kelenjar penting pada sistem endokrin yang terletak di depan leher atau tepat di atas tulang selangka. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tertentu yang berfungsi mengatur metabolisme dalam tubuh. Meskipun bukan bagian dari sistem reproduksi, gangguan yang terjadi pada kelenjar tiroid akan berdampak pada kesuburan lho, karena berhubungan langsung dengan hormon dalam tubuh kita.
Ada dua macam gangguan kelenjar tiroid, yaitu hipotiroidisme dan hipertiroidisme. Hipotiroidisme merupakan kondisi dimana kelenjar tiroid tidak bisa menghasilkan cukup hormon. Sedangkan hipertiroidisme terjadi karena kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid secara berlebihan.
Gejala yang paling umum dirasakan bagi perempuan yang menderita gangguan kelenjar tiroid yaitu, penambahan atau penurunan berat badan, sering merasa kelelahan, insomnia dan gangguan kecemasan.
Dilansir dari Mayoclinic, masalah kesuburan dapat terjadi karena gangguan kelenjar tiroid membuat hormon yang berkaitan dengan reproduksi tidak diproduksi oleh tubuh. Sehingga dapat mengganggu pelepasan sel telur dari ovarium. Hal ini dapat menyebabkan proses pembuahan terhambat dan kamu menjadi sulit untuk hamil.
5. Obesitas
Menurut American Society of Reproductive Medicine, 6% perempuan dengan infertilitas primer tidak dapat hamil karena obesitas. Dalam beberapa kasus, obesitas menyebabkan ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh.
Sedangkan keseimbangan hormon penting untuk kesuburan. Ketika seseorang mengalami masalah berat badan berelebih, tentu saja masalah kesuburan akan sangat mungkin terjadi.
Gejala yang mungkin kamu rasakan akibat obesitas diantaranya, periode menstruasi yang lebih lama dari biasanya, siklus menstruasi yang tidak teratur bahkan bisa benar-benar berhenti.
Masalah kesuburan dapat terjadi karena perempuan dengan obesitas cenderung memiliki lebih banyak lemak di dalam tubuhnya. Lemak yang terlalu banyak, akan membuat tubuh memproduksi estrogen berlebih yang akan berdampak pada sistem reproduksi. Hal ini akan menyebabkan gangguan pada ovulasi sehingga proses pembuahan akan sulit terjadi.
6. Kekurangan Berat Badan
Sama seperti obesitas, seseorang yang kekurangan berat badan juga rentan mengalami masalah kesuburan. Jika indeks massa tubuh rendah, kamu akan kekurangan estrogen dalam tubuh yang bisa menyebabkan menstruasi tidak lancar dan terganggunya ovulasi.
Gejala yang paling umum dirasakan yaitu, siklus menstruasi yang tidak teratur, kekeringan pada vagina serta hilangnya gairah seksual.
Masalah kesuburan dapat terjadi karena orang yang kekurangan berat badan mengalami kekurangan lemak di dalam tubuhnya. Kurangnya lemak tubuh bisa menghambat produksi hormon estrogen sehingga sistem reproduksi secara keseluruhan juga akan terganggu. Jika hal ini terjadi, pembuahan akan sulit terjadi dan peluang kehamilan akan menurun.
7. Ovarium Prematur (Kegagalan Ovarium Dini)
Premature Ovarian Insufficiency (POI) atau ovarium prematur merupakan kondisi ketika kualitas dan kuantitas sel telur di ovarium menurun sebelum kamu berusia 40 tahun. Kondisi ini sulit diobati karena biasanya ovarium tidak merespon obat-obatan yang diberikan oleh dokter untuk merangsang ovulasi. Penyebab terjadinya ovarium prematur, dikaitkan dengan gangguan autoimun dan faktor genetik.
Gejala yang paling umum dirasakan yaitu, siklus menstruasi tidak teratur, terjadinya kekeringan pada vagina, perubahan mood dan insomnia.
Masalah kesuburan dapat terjadi karena ovarium prematur menyebabkan kualitas dan kuantitas sel telur menurun. Kalaupun terjadi ovulasi, kemungkinan pembuahan tidak akan terjadi karena kualitas sel telur yang kurang baik. Tentu ini bisa menghambat kehamilan ya.
8. Menopause Dini
Menopause dini adalah kondisi menopause yang terjadi sebelum kamu memasuki usia 40 tahun. Berbeda dengan ovarium prematur, jika kamu mengalami menopause dini, ovulasi benar-benar terhenti. Menopause dini disebabkan oleh faktor genetik, perawatan medis setelah kemoterapi dan pembedahan seperti operasi pengangkatan rahim.
Gejala paling umum yang mungkin terjadi yaitu, tidak mengalami menstruasi selama 1 tahun, kekeringan pada vagina, perubahan mood, serta kesulitan tidur.
Seseorang yang mengalami menopause dini tidak dapat memproduksi dan melepaskan sel telur sama sekali, sehingga mereka tidak bisa hamil.
9. Hiperprolaktinemia
Hiperprolaktinemia merupakan salah satu penyebab masalah kesuburan yang jarang diketahui. Menurut American Society of Reproductive Medicine, 1 dari 3 orang perempuan yang mengalami menstruasi tidak lancar, memiliki hiperprolaktinemia.
Gejala yang paling umum dirasakan adalah menstruasi tidak teratur, muncul rasa nyeri saat berhubungan seksual, kekeringan pada vagina, pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan, keluarnya cairan susu dari puting serta timbulnya jerawat.
Masalah kesuburan dapat terjadi karena kadar prolaktin yang tinggi selain membantu memproduksi ASI, juga mematikan sistem reproduksi tanpa alasan yang jelas. Ini membuat ovulasi menjadi tidak teratur dan menyebabkan terjadinya infertilitas.
Kondisi ini biasanya menyebabkan kamu sulit hamil ketika sedang dalam fase menyusui.
Nah itulah informasi mengenai 9 penyebab terjadinya infertilitas pada perempuan.
Jika kamu merasakan salah satu dari gejalanya, jangan ragu melakukan konsultasi ke dokter untuk memastikannya ya. Semakin cepat kamu mendapatkan pengobatan dan perawatan, maka semakin besar peluang kamu untuk bisa hamil.
Baca juga:
- 5 Jenis Vaksinasi yang Penting Dilakukan Sebelum Hamil dan Manfaatnya
- Mengenal 7 Macam Alat Kontrasepsi Hormonal bagi Perempuan
- 7 Cara Alami Mengatasi Tuba Falopi Tersumbat agar Cepat Hamil