Yuk, Ketahui 5 Jenis Kista Ovarium yang Perlu Diwaspadai!
Waspadai gejalanya sejak dini, ya!
16 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penyakit pada sistem reproduksi merupakan salah satu jenis penyakit yang sering menghantui perempuan dan kista ovarium adalah salah satu diantaranya.
Ovarium adalah bagian dari sistem reproduksi yang terletak di perut bawah tepatnya di sisi kanan dan kiri rahim. Setiap perempuan memiliki dua ovarium yang menghasilkan sel telur dan hormon estrogen serta progesteron.
Kista ovarium merupakan tumor jinak berupa pembesaran pada ovarium (indung telur). Benjolan tersebut biasanya berisi cairan dan terbentuk selama ovulasi.
Ukuran kista ovarium bervariasi, yakni kurang dari 1 cm hingga lebih dari 10 cm. Sebagian besar kista ovarium bersifat jinak dan tidak berbahaya, yakni tidak menyebabkan kanker dan tidak membutuhkan pembedahan.
Kista ovarium akan menjadi masalah ketika tidak hilang atau membesar. Kista ovarium juga bisa menjadi menyakitkan tetapi dalam kebanyakan kasus, kista ini tidak menimbulkan rasa sakit dan gejalanya hanya samar-samar.
Mengutip dari Office on Women’s Health, berikut Popmama.com ulas jenis-jenis kista ovarium yang umumnya dialami perempuan.
1. Kista folikel
Dalam siklus menstruasi normal, ovarium melepaskan sel telur setiap bulan. Telur tumbuh di dalam kantung kecil yang disebut folikel.
Saat telur matang, folikel pecah untuk melepaskan telur. Kista folikel terbentuk ketika folikel tidak pecah untuk melepaskan sel telur.
Hal ini menyebabkan folikel terus tumbuh menjadi kista. Kista folikel sering tidak memiliki gejala dan hilang dalam satu sampai tiga bulan.
Editors' Pick
2. Kista korpus luteum
Setelah folikel pecah dan melepaskan sel telur, kantung folikel yang kosong menyusut menjadi massa sel yang disebut korpus luteum. Korpus luteum membuat hormon untuk mempersiapkan telur berikutnya pada siklus menstruasi berikutnya.
Kista korpus luteum terbentuk jika kantung folikel tidak menyusut. Sebaliknya, kantung itu menutup kembali dirinya sendiri setelah telur dilepaskan dan kemudian cairan menumpuk di dalamnya.
Umumnya kista korpus luteum hilang setelah beberapa minggu tetapi bisa tumbuh hingga hampir empat inci lebarnya. Kista ini juga dapat berdarah dan menyebabkan rasa sakit.
3. Endometrioma (kista endometriosis)
Endometrioma adalah endometriosis yang terdapat pada ovarium, yakni suatu kondisi di mana sel-sel yang biasanya tumbuh di dalam sebagai lapisan rahim tumbuh di luar rahim.
Ketika endometriosis melibatkan ovarium, area jaringan endometrium dapat tumbuh dan berdarah dari waktu ke waktu, membentuk kista berisi darah dengan isi berwarna merah atau coklat yang disebut endometrioma. Kadang-kadang disebut sebagai 'kista coklat'.
Sekitar 1 dari 10 perempuan usia reproduksi mengalaminya khususnya kelompok usia 30-40 tahun.
Jaringan endometriosis memiliki respon terhadap perubahan kadar hormon estrogen sehingga dapat tumbuh dan meluruh layaknya dinding rahim mengikuti siklus haid. Area di sekitar endometriosis dapat mengalami iritasi, peradangan, dan pembengkakan.
Penguraian dan peluruhan jaringan endometriosis juga memicu pembentukan jaringan parut yang disebut adhesi. Kadang-kadang adhesi menyebabkan dua organ saling menempel.
Hal-hal ini yang membuat endometriosis menimbulkan gejala, seperti nyeri perut bawah, dismenorea (nyeri sebelum dan selama haid), dispareunia (nyeri saat berhubungan intim), dan pendarahan haid yang hebat.
Meski demikian, banyak perempuan dengan endometriosis tidak memiliki gejala. Secara statistik, sulit hamil atau infertilitas terjadi pada 4 dari 10 wanita dengan endometriosis. Hal ini karena peradangan yang merusak sel sperma dan sel telur secara langsung atau menghambat pergerakan dan pembuahan di tuba falopii.
Pengobatan endometriosis tergantung pada beratnya penyakit dan gejala yang mencakup obat-obatan, pembedahan atau kombinasi keduanya.
4. Kista dermoid
Kista ovarium jenis ini paling banyak ditemukan pada perempuan berusia 20-40 tahun. Sebagian besar kista dermoid bersifat jinak walaupun pada kasus yang jarang dapat menjadi kanker (disebut dengan teratoma imatur).
Perempuan dengan kista dermoid umumnya tidak bergejala. Jika pun ada, kemunculan gejala tergantung pada ukurannya.
Gejala dapat berupa nyeri tumpul atau tajam di bagian perut bawah sisi kiri atau kanan, rasa penuh pada perut, hingga perut kembung.
Kista dermoid hanya bisa ditangani melalui pembedahan. Namun, karena banyak terjadi pada perempuan usia subur, jenis pembedahan sangat bergantung pada ukuran kista.
Pengangkatan kista saja (kistektomi) bisa dilakukan bila masih berukuran kecil, sedangkan pengangkatan ovarium (ooforektomi) diperlukan pada kista yang berukuran besar.
Selain ukuran, pengobatan yang dipilih sangat bergantung pada ciri yang tampak, ada pemeriksaan ultrasonografi, keterlibatan struktur-struktur yang berdekatan, risiko keganasan (kanker), dan gejala yang timbul.
5. Kistadenoma (cystadenoma)
Kista ovarium jenis ini terbentuk di permukaan luar ovarium. Ukurannya mencapai 5-20 cm, berdinding tipis, dapat bersekat-sekat, dan umumnya jinak.
Ada dua macam kistadenoma, yakni kistadenoma serosa dan kistadenoma musinosa. Dibandingkan dengan kistadenoma serosa, kistadenoma musinosa lebih jarang ditemukan, lebih bersekat-sekat, lebih besar, dan lebih sedikit yang terjadi di kedua ovarium.
Umumnya kistadenoma tidak menimbulkan gejala. Namun, sebagian kista ini dapat menyebabkan nyeri tajam atau tumpul pada perut dan nyeri saat aktivitas tertentu.
Secara bertahap, kista yang semakin membesar dapat menekan organ sekitarnya sehingga timbul nyeri, perut kembung, dan gangguan berkemih. Kista yang lebih besar dapat menyebabkan torsio ovarium yang menyebabkan nyeri hilang timbul atau nyeri tiba-tiba pada salah satu sisi perut bawah.
Kista yang berdarah atau pecah juga bisa menimbulkan nyeri hebat yang mendadak. Pengobatan kistadenoma bisa melalui pembedahan bila kista berukuran besar atau menyebabkan gejala.
Nah, itulah informasi mengenai jenis-jenis kista ovarium yang telah Popmama.com sajikan. Sebagian besar penyakit ini terjadi pada perempuan usia subur, bersifat jinak dan dapat menghilang dengan sendirinya.
Umumnya dokter menganjurkan pengangkatan kista bila ukurannya telah mencapai 5 cm atau lebih atau telah menimbulkan gejala. Kista-kista ini juga dapat kambuh meski telah hilang dan diobati terutama pada perempuan dengan gangguan hormonal.
Apabila sudah merasakan beberapa gejala di atas, jangan ragu juga untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Baca Juga:
- Cara Menjaga Kesehatan Ovarium, Begini Ciri-Ciri Ovarium yang Subur
- Peremajaan Ovarium agar Cepat Hamil, Cara Baru Mengatasi Infertilitas
- 5 Tips Promil untuk Perempuan dengan Kista