Penyakit pada sistem reproduksi perempuan bisa berisiko menyebabkan gangguan kesuburan atau infertilitas.
Itulah mengapa sangat penting untuk memahami apa saja penyebab dan gejala penyakit pada sistem reproduksi perempuan.
Sistem reproduksi wanita terdiri dari rahim, saluran telur (tuba falopi), saluran indung telur (ovarium), dan vagina.
Organ-organ tersebut tidak luput dari masalah dan gangguan yang bisa memengaruhi kesehatan dan kesuburan.
Gaya hidup dan faktor keturunan juga bisa menimbulkan penyakit pada sistem reproduksi perempuan. Walau demikian, beberapa gangguan atau penyakit tersebut bisa diatasi dengan tindakan medis dan pengobatan.
Berikut ini Popmama.comsudah merangkum beberapa masalah reproduksi yang kerap mengganggu kesehatan perempuan.
1. Polycystic ovary syndrome (PCOS) kerap jadi masalah yang mengganggu reproduksi
Dok. Popmama.com
PCOS merupakan sindrom atau kumpulan gejala penyakit pada ovarium di mana ada kista-kista kecil yang bentuknya mirip roda pedati jika dilihat melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Penyebab terjadinya PCOS karena perubahan hormonal dari follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH), yakni dua jenis hormon yang membantu sistem reproduksi. Bila ada PCOS pada ovarium maka bisa menimbulkan gejala amenorrhea atau tidak mengalami menstruasi bulanan sehingga sel telur tidak bisa berovulasi.
Seseorang yang mengalami PCOS umumnya mengalami gangguan kesuburan atau infertilitas. Faktor hormonal PCOS juga bisa menyebabkan tubuh gemuk dan berdampak pada kerja hormon estrogen dan progesteron.
Mengatasi PCOS bisa dengan obat-obatan tergantung dari gejalanya. Bila Mama mengalami amenorrhea, biasanya dokter akan meresepkan obat pengatur siklus haid, yakni cyclo progynova.
Namun, bila Mama sedang menjalani program kehamilan, maka obat induksi operasi akan diberikan untuk merangsang rahim mengeluarkan sel telur. Jika sel telur sudah ovulasi, lama-kelamaan PCOS akan hilang dari ovarium.
Editors' Pick
2. Mioma uteri, tumor jinak padat pada otot rahim
Unsplash/Germs
Mioma uteri merupakan tumor jinak padat pada otot rahim yang disebabkan tingginya kadar hormon estrogen dalam tubuh.
Gejala mioma uteri ditandai dengan terjadinya pendarahan hingga perut membesar. Dalam kondisi ini, mioma umumnya bisa dideteksi melalui USG.
Mioma yang dialami perempuan dapat mengganggu siklus haid dan penyakit ini pada akhirnya bisa menyebabkan infertilitas.
3. Radang panggul, infeksi yang melanda organ reproduksi perempuan
Pexels/Sora Shimazaki
Radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID) adalah infeksi yang melanda organ reproduksi perempuan, yakni serviks (leher rahim), rahim, dan ovarium.
Salah satu penyebab yang paling sering dari radang panggul adalah infeksi bakteri akibat infeksi menular seksual.
Radang panggul ditandai dengan nyeri di panggul atau perut bagian bawah. Kondisi ini perlu mendapat penanganan untuk mencegah terjadinya komplikasi, seperti kehamilan di luar kandungan (ektopik) atau kemandulan (infertilitas).
Radang panggul paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyebar dari vagina atau serviks ke organ reproduksi yang lebih dalam, seperti rahim, tuba falopi (saluran indung telur), dan ovarium (indung telur).
Jenis bakteri yang sering menyebabkan radang panggul adalah bakteri penyebab infeksi menular seksual, seperti Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae. Selain bakteri, radang panggul juga bisa disebabkan oleh infeksi patogen lain, seperti Mycoplasma genitalium, Trichomonas vaginalis, Garnella vaginalis, atau Herpes simplex virus 2 (HSV-2).
Infeksi bisa ditularkan saat berhubungan seksual dengan pasangan. Gejala radang panggul adalah keputihan yang lama-kelamaan menjadi berbau dan nyeri di perut bagian bawah. Meski terjadi di organ reproduksi, radang panggul tidak akan mengganggu siklus haid.
Radang panggul dapat sembuh asalkan pengobatannya benar. Bila penyakit ini disebabkan karena berhubungan seks sebaiknya kedua pasangan melakukan pengobatan untuk mengatasinya.
4. Endometriosis membuat nyeri haid yang begitu luar biasa
Freepik
Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim tumbuh di luar rahim. Jaringan yang disebut endometrium ini dapat tumbuh di indung telur, usus, tuba falopi (saluran telur), vagina, atau di rektum (bagian akhir usus yang terhubung ke anus).
Sebelum menstruasi, endometrium akan menebal sebagai tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Bila tidak dalam kondisi hamil, endometrium tersebut akan luruh, lalu keluar dari tubuh sebagai darah menstruasi.
Pada kasus endometriosis, jaringan endometrium di luar rahim tersebut juga ikut menebal tetapi tidak dapat luruh dan keluar dari tubuh. Kondisi tersebut dapat menimbulkan keluhan nyeri bahkan dapat menyebabkan kemandulan atau infertilitas wanita.
Penyakit ini terjadi karena faktor hormonal, yakni kelebihan hormon estrogen. Endometriosis juga bisa terjadi saat darah haid naik ke atas dan menyebabkan tumbuhnya sel endometriosis.
Gejala endometriosis adalah nyeri haid yang hebat dan terkadang siklus haid jadi tidak teratur. Kondisi ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan USG bila berbentuk kista tetapi bila bentuknya berupa bercak-bercak, endometriosis dapat dideteksi melalui laparoskopi.
Endometriosis juga bisa disebabkan pengaruh luar, yakni pola makan tidak sehat. Untuk mengatasinya adalah dengan mengurangi makan makanan berlemak.
Selain itu, konsumsi obat hormonal yang diberikan dokter. Jika sudah terjadi kista endometriosis, maka tindakan operasi mungkin harus dilakukan terutama bila ukuran kista sudah lebih dari 5 cm.
5. Kanker serviks jadi masalah serius di Indonesia
Pinterest/healthline
Ada beberapa jenis kanker yang dapat mengganggu sistem reproduksi perempuan, seperti kanker serviks, kanker mulut rahim, kanker endometrium, kanker kantung ovarium, dan kanker vagina.
Kasus kanker terbanyak yang terjadi pada perempuan adalah kanker serviks. Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling mematikan pada perempuan, selain kanker payudara.
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Umumnya, kanker serviks tidak menunjukkan gejala pada tahap awal tetapi gejala baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar. Dalam banyak kasus, kanker serviks berhubungan dengan infeksi menular seksual.
Serviks adalah bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina. Salah satu fungsi serviks adalah memproduksi lendir atau mukus. Lendir membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual. Selain itu, serviks juga akan menutup saat kehamilan untuk menjaga janin tetap di rahim dan akan melebar atau membuka saat proses persalinan berlangsung.
Kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengidap kanker serviks tertinggi di dunia. Setiap satu jam, seorang perempuan di Indonesia meninggal karena penyakit ini.
Faktor seorang perempuan bisa berisiko mengalami kanker karena adanya riwayat infeksi di daerah panggul atau radang panggul, mulai melakukan aktivitas seksual di usia muda, bergonta-ganti pasangan, kurang menjaga kebersihan organ intim, dan perempuan yang melahirkan dengan banyak anak. Kanker serviks juga bisa terjadi karena faktor keturunan atau riwayat keluarga.
Demikian informasi mengenai masalah reproduksi yang banyak dialami perempuan. Berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk mendiskusikan pilihan pengobatan untuk mengatasi masalah ini ya.