Vaksin Covid-19 Sebabkan Rahim Kering, Mitos atau Fakta?
Beragam informasi hoaks terkait vaksin Covid-19 beredar di media sosial
8 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sejak vaksin Covid-19 mulai digencarkan hingga saat ini, beragam informasi hoaks terkait vaksin beredar di media sosial.
Akibatnya, semakin sulit bagi orang-orang untuk menemukan informasi yang dapat dipercaya untuk membantu mereka memutuskan apakah akan divaksin.
Seperti beberapa waktu lalu media sosial sempat dihebohkan dengan isu yang beredar mengenai efek samping dari vaksin Covid-19. Isu tersebut menyebutkan, vaksin Covid-19 bisa menyebabkan rahim kering atau kemandulan (infertilitas).
Menanggapi hal tersebut, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSIA YPK Mandiri Jakarta, dr. Darrell Fernando, SpOG, menyampaikan bahwa vaksin Covid-19 tidak membuat rahim kering atau infertilitas.
Dokter Obgyn (kandungan) yang juga berpraktik di Mayapada Hospital Kuningan, Jakarta dan Klinik Moegni Jakarta ini menegaskan bahwa isu tersebut adalah hoaks.
Dr. Darrell mengatakan, berbagai organisasi Obstetri dan Ginekologi juga telah memberikan pernyataan mereka terkait vaksin Covid-19 tidak berdampak pada kesuburan.
Penjelasan terkait hal tersebut ia pun unggah di akun pribadi Instagramnya, @darrellfernando.
Ingin tahu fakta selengkapnya bahwa Covid-19 tidak menyebabkan rahim kering atau infertilitas?
Simak informasi yang sudah Popmama.com rangkum di bawah ini.
1. Tidak ada penyakit “rahim kering”
Dalam unggahannya di akun Instagram @darrellfernando, dr. Darrel menyampaikan, dalam bidang kedokteran tidak ada istilah penyakit “rahim kering”. Menurutnya, justru yang sering dimaksud dengan “rahim kering” adalah gangguan kesuburan atau infertilitas.
Vaksin Covid-19 juga tidak membuat "rahim kering" atau infertilitas.
“Sudah ada penelitian dan pernyataan dari berbagai perhimpunan dan organisasi Obstetri dan Ginekologi bahwa vaksin Covid-19 tidak menyebabkan infertilitas, baik pada laki-laki maupun perempuan,” tulisnya.
Editors' Pick
2. Tak ada bukti ilmiah yang menyatakan vaksin Covid-19 sebabkan kemandulan
Dalam Instagramnya, dr. Darrell mengunggah pernyataan dari Therapeutic Goods Administration (TGA) Australia.
Dari pernyataan tersebut disebutkan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang mendukung kabar bahwa Covid-19 menyebabkan infertilitas.
“TGA tidak akan menyetujui vaksin untuk digunakan di Australia kecuali jika aman dan efektif. Ini termasuk dampak pada kesuburan,” ujar TGA.
Kabar bahwa vaksin Covid-19 menyebabkan infertilitas tidak berdasarkan gagasan yang valid.
Disebutkan bahwa salah satu protein pada Covid-19 dan protein Syncytin-1 (yang membantu perkembangan plasenta) adalah sama, padahal keduanya berbeda.
Vaksin Covid-19, seperti vaksin lainnya, bekerja dengan cara melatih tubuh untuk mengembangkan antibodi melawan virus penyebab Covid-19.
“Saat ini tidak ada bukti bahwa antibodi yang terbentuk dari vaksinasi Covid-19 menyebabkan masalah pada kehamilan termasuk perkembangan plasenta. Selain itu, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa masalah kesuburan adalah efek samping dari vaksin apapun,” ujar TGA dalam pernyataannya.