7 Hal yang Perlu Disiapkan saat Program Hamil untuk Suami

Suami juga perlu melakukan sejumlah persiapan dalam mendukung program hamil yang dijalani istri

12 November 2024

7 Hal Perlu Disiapkan saat Program Hamil Suami
Freepik

Bukan hanya Mama saja yang perlu berjuang dalam menjalani program hamil, tetapi Papa juga. Ya, keterlibatan Papa dalam mempersiapkan kehamilan yang sehat juga tak kalah penting.

Untuk itu, bagi calon papa, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan dalam mendukung program kehamilan yang dilakukan oleh pasangan.

Berikut Popmama.com rangkum berbagai persiapan yang perlu Papa lakukan dalam mendukung program kehamilan istri seperti yang dikutip dari What to Expect. Yuk, disimak!

1. Pemeriksaan awal dan rekomendasi tes lanjutan

1. Pemeriksaan awal rekomendasi tes lanjutan
Freepik

Dokter biasanya akan menanyakan sudah berapa lama pasangan mencoba untuk hamil tanpa hasil. Jika sudah lebih dari satu tahun (atau enam bulan jika istri berusia di atas 35 tahun), dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan kesuburan lebih lanjut. Durasi ini membantu dokter untuk menentukan tes dan pemeriksaan yang sesuai.

Berdasarkan kondisi pasangan, dokter mungkin menyarankan tes kesuburan untuk kedua belah pihak, seperti analisis sperma untuk suami dan tes ovulasi atau HSG (histerosalpingogram) untuk istri. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi faktor yang bisa memengaruhi kehamilan, seperti kualitas sperma atau kesehatan tuba falopi.

 

2. Tes hormon

2. Tes hormon
Freepik/yanalya

Hormon memainkan peran besar dalam produksi sperma. Jika ada kelainan dalam hasil analisis sperma, dokter mungkin akan merekomendasikan tes hormon, terutama:

  • Testosteron: Hormon ini adalah yang utama untuk fungsi reproduksi pria. Kadar testosteron yang rendah bisa mengurangi produksi sperma.
  • FSH (Follicle Stimulating Hormone): Hormon ini membantu dalam proses produksi sperma. Jika kadar FSH rendah atau tinggi, itu bisa menjadi tanda masalah dengan produksi sperma.
  • LH (Luteinizing Hormone) dan Prolaktin: Keduanya dapat memengaruhi produksi testosteron dan sperma. Kadar prolaktin yang tinggi, misalnya, bisa menghambat fungsi testis.

Editors' Pick

3. Perbaiki pola makan

3. Perbaiki pola makan
Pexels/Mikhail Nilov

Semakin baik gizi calon Papa, maka semakin sehat sel spermanya, dan semakin tinggi pula kemungkinan istri untuk hamil.

Pola makan yang seimbang dan sehat meliputi buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak.

Penuhi asupan zat gizi yang paling penting meningkatkan kesuburan dan kesehatan sel sperma khususnya vitamin C, vitamin E, vitamin D, seng, dan kalsium beserta suplemen vitamin dan mineral.

Suplemen tersebut sebaiknya mengandung asam folat karena rendahnya asupan asam folat pada calon Papa terbukti dapat menurunkan kesuburan dan risiko cacat lahir.
 

4. Perhatikan gaya hidup

4. Perhatikan gaya hidup
Pixabay/Free-Photos

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat-obatan, termasuk alkohol dalam jumlah besar oleh calon Papa dapat mencegah kehamilan atau mengakibatkan kondisi kehamilan yang buruk.

Mekanismenya masih belum jelas, tetapi konsumsi obat-obatan dan alkohol dalam jumlah besar tampaknya dapat merusak sel sperma dan menurunkan jumlahnya, serta mengubah fungsi buah zakar atau testis dan menurunkan kadar testosteron.

Kebiasaan minum-minuman beralkohol selama satu bulan sebelum calon mama hamil juga dapat berpengaruh pada bayi papa dan mama saat dilahirkan kelak.

Jika calon Papa berhenti mengonsumsi alkohol, istri papa tentu akan lebih mudah melakukan hal yang sama. Jika calon Papa sulit berhenti, carilah bantuan mulai dari sekarang.

5. Analisis Sperma (Semen Analysis)

5. Analisis Sperma (Semen Analysis)

Pemeriksaan sperma adalah langkah utama dalam mengevaluasi kesuburan pria. Dalam prosedur ini, sampel sperma akan dianalisis di laboratorium untuk memeriksa beberapa parameter penting, antara lain:

  • Kuantitas Sperma (Sperm Count): Mengukur jumlah sperma dalam setiap mililiter cairan semen. Kuantitas yang ideal adalah lebih dari 15 juta sperma per mililiter.
  • Motilitas (Pergerakan Sperma): Kemampuan sperma untuk bergerak atau berenang dengan baik sangat penting untuk membuahi sel telur. Biasanya, minimal 40% sperma harus memiliki motilitas yang baik.
  • Morfologi (Bentuk Sperma): Bentuk dan struktur sperma juga diperiksa, karena sperma yang berbentuk normal lebih mungkin membuahi sel telur. Morfologi yang baik sekitar 4% atau lebih sperma berbentuk normal.
  • Volume Cairan Semen: Volume ideal cairan semen adalah antara 1,5 hingga 5 mililiter per ejakulasi. Volume yang terlalu rendah bisa menjadi tanda masalah kelenjar reproduksi.
  • pH Semen: Cairan semen yang sehat biasanya memiliki pH antara 7,2 dan 8. Nilai pH yang terlalu tinggi atau rendah bisa menunjukkan adanya infeksi atau masalah lain.

6. Pilih olahraga yang aman

6. Pilih olahraga aman
Pexels/Ketut Subiyanto

Jika Papa melakukan olahraga keras antara lain seperti bisbol, sepak bola, atau menunggang kuda, kenakan alat pelindung untuk mencegah cedera pada orang kelamin.

Terlalu banyak berpsepeda pun dapat menimbulkan masalah sebab menurut beberapa orang ahli, tekanan sadel sepeda pada organ kelamin secara terus menurus dapat merusak pembuluh nadi dan saraf pada bagian tersebut.

Jika Papa merasakan kebas dan atau perih pada organ kelamin, tetapi mengganti sadel atau bangun dari sadel secara berkala saat bersepeda ternyata tidak juga menghindarkan Papa dari gejala-gejala tersebut, sebaiknya berhentilah bersepada selama Mama dan Papa mengupayakan kehamilan.

Organ kelamin yang kebas tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Jika rasa kebas itu tidak hilang, segera hubungi dokter, Pa.

7. Menjaga berat badan

7. Menjaga berat badan
Pexels/Pixabay

Papa juga harus menjaga berat badan dengan baik, karena berat badan memengaruhi kualitas dan kuantitas sperma. Papa yang memiliki berat badan kurang dan berat badan berlebih atau obesitas, cenderung memiliki jumlah sperma yang sedikit.

Bahkan sperma dengan kualitas yang buruk bisa dialami oleh Papa yang menderita obesitas. Penyebab penurunan kualitas dan kuantitas sperma ini disebabkan karena adanya perubahan hormon yang tidak seimbang pada penderita obesitas.

Papa masih belum percaya? Ada sebuah penilitian yang menunjukkan fakta ini. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pria dengan berat rata-rata atau berat ideal (tidak terlalu kurus dan terlalu gemuk) memiliki sperma yang lebih banyak dan lebih sehat.

Alasan ini lah mengapa Papa perlu untuk mengontrol berat badan dengan baik agar tidak menurunkan peluang kehamilan istri.

Itulah 7 hal yang perlu Papa persiapkan untuk mendukung program kehamilan istri. Semoga program hamil yang Papa dan Mama rencanakan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Baca juga:

The Latest