Bisakah Hamil Kembali setelah Mengalami Hamil di Luar Kandungan?
30 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hamil di luar kandungan atau biasa disebut hamil ektopik disebabkan beberapa penyakit seperti peradangan pada tuba falopi, infeksi rahim, radang panggul, hingga penyakit menular seksual.
Selain kondisi tersebut, hamil di luar kandungan juga bisa disebabkan Mama memiliki riwayat serupa sebelumnya atau pernah menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD). Hamil di luar kandungan bahkan dapat memengaruhi tingkat kesuburan seorang perempuan.
Pasalnya, hamil di luar kandungan menyebabkan kerusakan pada salah satu saluran indung telur perempuan. Itulah sebabnya, seorang perempuan harus menjalani pengobatan khusus agar bisa hamil kembali.
Lantas, apakah seorang perempuan yang pernah mengalami hamil di luar kandungan masih bisa hamil kembali? Berikut ini penjelasan yang dirangkum oleh Popmama.com.
Hamil di Luar Kandungan Tidak Bergejala
Hamil di luar kandungan terkadang tidak menimbulkan gejala, sehingga Mama secara tidak sadar sedang mengalami kondisi tersebut. Mama umumnya baru mengetahui mengalami hamil di luar kandungan setelah muncul komplikasi seperti perdarahan.
Untuk menurunkan risiko hamil di luar kandungan, Mama dianjurkan rutin memeriksakan diri ke dokter. Sebab, hamil di luar kandungan membutuhkan pengobatan yang cepat dan tepat agar Mama bisa hamil kembali.
Dokter biasanya akan melakukan operasi atau sekadar memberikan obat suntik.
Editors' Pick
Risiko Hamil di Luar Kandungan
Hamil di luar kandungan terjadi ketika sel telur yang dibuahi oleh sperma menempel di jaringan lain. Padahal, sel telur itu seharusnya menuju rahim dan menempel di dinding rahim. Sebagian besar kasus hamil di luar kandungan terjadi ketika sel telur menempel pada tuba falopi.
Itulah sebabnya hamil di luar kandungan berisiko merusak tuba falopi dan jaringan di sekitarnya. Apabila terjadi kerusakan pada tuba falopi, maka tingkat kesuburan seorang perempuan bisa menurun. Hal ini tentu memengaruhi program hamil yang direncanakan oleh kamu dan pasangan.
Untuk mengatasi hamil di luar kandungan yang terjadi pada tuba falopi, dokter umumnya akan melakukan operasi. Operasi dilakukan untuk memperbaiki atau bahkan mengangkat tuba falopi yang rusak.
Masih Bisakah Hamil Kembali?
Pertanyaan tentang kemungkinan untuk hamil kembali tentu dirasakan perempuan yang mengalami hamil di luar kandungan. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa hamil di luar kandungan bisa merusak tuba falopi dan menurunkan tingkat kesuburan.
Artinya, kamu masih memiliki kesempatan untuk hamil walaupun hanya memiliki satu tuba falopi. Untuk mengetahui waktu yang tepat untuk menjalani program hamil, tak ada salahnya untuk konsultasikan ke dokter terlebih dahulu. Setelah dokter menyatakan kondisi kamu telah siap untuk hamil, maka cobalah untuk rutin berhubungan intim.
Waktu yang Tepat untuk Program Hamil
Perempuan yang baru mengalami hamil di luar kandungan biasanya dinyatakan pulih dalam waktu tiga bulan. Namun, perlu diingat bahwa setiap perempuan memiliki kondisi kesehatan yang berbeda-beda.
Sementara itu, bagi perempuan yang menjalani bedah laparoskopi untuk mengobati hamil di luar kandungan, mereka bisa merencanakan kehamilan setelah mengalami menstruasi dua kali berturut-turut.
Sedangkan perempuan yang mendapatkan obat suntik, dokter akan menyarankan untuk memulai program hamil setidaknya tiga bulan pasca pengobatan hamil di luar kandungan.
Itulah informasi mengenai kemungkinan hamil kembali setelah hamil di luar kandungan. Ketika kamu sudah diperbolehkan untuk memulai program hamil, kamu bisa mengonsumsi suplemen atau makanan yang mengandung asam folat dan zat besi untuk meningkatkan peluang hamil. Suplemen yang dikonsumsi harus dikonsultasikan ke dokter terlebih dahulu ya.
Baca juga:
- 5 Rekomendasi Suplemen Asam Folat untuk Program Hamil
- 5 Cara yang Bisa Dilakukan saat Program Hamil Anak Laki-Laki
- Jaga Kesehatan Tubuh, 5 Rekomendasi Merek Suplemen untuk Program Hamil