Hoaks, Informasi yang Sebut Vaksin Covid-19 Sebabkan Perempuan Mandul
Seperti apa isi informasinya?
4 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Media sosial dihebohkan dengan beredarnya sebuah informasi tentang vaksin Covid-19 yang bisa menyebabkan kemandulan. Informasi tersebut berawal dari twit akun @The_Mocasin_ yang menyebut vaksin Pfizer, vaksin buatan Amerika Serikat, bisa menyebabkan perempuan mandul.
Seperti apa isi twitnya? Apakah informasi tersebut benar? Berikut Popmama.com rangkum fakta sebenarnya mengenai informasi seputar vaksin yang disebut membuat perempuan mandul, agar tidak menimbulkan keraguan untuk mengikuti vaksinasi Covid-19.
1. Pemilik akun tulis vaksin Covid-19 sebabkan mandul
Pemilik akun akun @The_Mocasin_ menulis jika dampak vaksin Covid-19 yang bisa menyebabkan kemandulan itu disampaikan oleh Kepala Tim Peneliti Pfizer. Meskipun begitu, dia tidak menyebut nama ketua tim peneliti vaksin Pfizer tersebut.
Akun @The_Mocasin_ hanya menyertakan sebuah tautan ke sebuah blog bernama Health and Money News. Berikut isi twit akun @The_Mocasin_ yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
"Ketua Tim Peneliti Pfizer: Vaksin Covid-19 Dapat Menyebabkan Kemandulan bagi Perempuan.
https://healthandmoneynews.wordpress.com/2020/12/02/head-of-pfizer-research-covid-vaccine-is-female-sterilization/comment-page-%202%20/%20#%20comment-5341
Lihat PS artikel itu, vaksin Covid-19 juga akan mensterilkan para pria”
Editors' Pick
2. Sebarkan informasi hoaks
Lembaga pencari fakta asal Amerika Serikat, Snopes, mengonfirmasi bahwa informasi yang disampaikan oleh akun @The_Mocasin adalah hoaks atau berita bohong. Artinya, informasi yang menyebut vaksin Pfizer menyebabkan kemandulan adalah salah.
Snopes menjelaskan bahwa tautan yang disertakan dalam twit tersebut sudah tidak dapat diakses. Tautan itu pun hanya berupa blog bernama Health and Money News, bukan portal berita terpercaya.
3. Tak ada kepala tim peneliti Pfizer bernama Michael Yeadon
Narasumber dalam blog itu yang disebut sebagai Kepala Tim Peneliti Pfizer bernama Michael Yeadon juga tidak benar. Tidak pernah ada tim peneliti Pfizer bernama Michael Yeadon.
Yeadon diketahui pernah bekerja untuk Pfizer sebagai wakil presiden dan kepala ilmuwan untuk alergi dan pernapasan. Namun, Yeadon telah keluar dari perusahaan farmasi itu pada tahun 2011, sebelum Covid-19 menyebar di seluruh dunia.
4. Klaim kemandulan akibat vaksin Pfizer kurang bukti
Dalam blog Health and Money News juga disebutkan bahwa Yeadon dan dokter asal Jerman bernama Wolfgang Wodarg pernah mengirim surat ke European Medicines Agency (MEA) untuk meminta penghentian uji klinis vaksin Pfizer di Uni Eropa.
Pasalnya, dalam surat itu tertulis, vaksin Pfizer bisa memblokir protein yang merupakan kunci pembentukan plasenta. Oleh karena itu, mereka mengklaim ada kemungkinan perempuan bisa mandul setelah divaksin Pfizer.
Namun, Michael Yeadon dan Wolfgang Wodarg tidak pernah bisa menunjukkan bukti penelitian seperti yang disebutkan dalam surat tersebut. Perusahaan Pfizer juga menepis isu kemandulan akibat vaksin. Menurut perusahaan Pfizer, vaksin telah diuji secara klinis dan tidak menunjukkan adanya efek samping yang serius.
Nah, itulah informasi atau fakta mengenai vaksin Pfizer yang disebut dapat menyebabkan kemandulan. Pastikan Mama selalu mencari informasi seputar vaksin di sumber terpercaya.
Vaksin Covid-19 merupakan salah satu cara untuk menghentikan penyebaran virus corona. Semoga informasi ini bisa membuat Mama semakin yakin untuk mendapatkan vaksinasi, ya.
Baca juga :
- Hal-Hal Ini Harus Diperhatikan Orang yang Divaksinasi Covid-19
- 5 Penyakit Lansia Ini Tidak Termasuk Kategori Menerima Vaksin Covid-19
- Mengapa Ibu Hamil dan Anak Belum Mendapat Giliran Vaksin Covid-19?