Penebalan Dinding Rahim, Apakah Berbahaya bagi Kesehatan?
Penebalan dinding rahim lumrah terjadi setiap bulan pada perempuan
11 Februari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penebalan dinding rahim lumrah terjadi setiap bulan pada perempuan. Namun, seorang perempuan bisa mengalami penebalan dinding rahim abnormal yang berisiko menimbulkan kanker rahim.
Gejala utama penebalan dinding rahim abnormal biasanya durasi menstruasi yang lebih lama atau pendek dibarengi dengan volume menstruasi yang lebih banyak dari biasanya. Kemudian, perempuan bisa merasakan sakit saat buang air besar, buang air kecil, maupun berhubungan seksual.
Apa penyebab penebalan dinding rahim abnormal? Apakah berbahaya bagi kesehatan? Berikut ini rangkuman penjelasan dari Popmama.com yang dirangkum dari berbagai sumber.
Penyebab Penebalan Dinding Rahim Abnormal
Perlu diketahui, dinding rahim seorang perempuan terbentuk dari lapisan endometrium yang mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan endometrium tersebut mengalami perubahan seiring naik turunnya hormon estrogen. Perubahan yang terjadi meliputi penebalan dinding rahim dan luruhnya dinding rahim.
Namun, penebalan dinding rahim abnormal bisa terjadi apabila tingginya kadar estrogen tidak diimbangi dengan kadar progesteron atau tidak terjadi proses luruhnya dinding rahim ketika menstruasi. Kondisi penebalan dinding rahim abnormal itu biasa disebut hiperplasia endometrium.
Beberapa penyebab kadar estrogen tinggi adalah menopause, konsumsi obat-obatan tertentu yang memicu naiknya hormon estrogen, menstruasi yang tidak teratur akibat sindrom ovarium polikistik (PCOS) hingga obesitas.
Editors' Pick
Makanan yang Harus Dihindari
Apabila Mama mengalami penebalan dinding rahim abnormal, ada beberapa makanan yang harus dihindari agar tidak memperburuk gejala penyakit. Pertama, hindari makanan yang mengandung lemak trans tinggi seperti gorengan, makanan olahan, dan makanan cepat saji. Makanan tersebut bisa memperburuk kondisi penebalan dinding rahim.
Kedua, hindari konsumsi daging merah karena bisa meningkatkan produksi hormon estrogen. Selanjutnya, hindari juga minuman beralkohol dan kafein karena keduanya juga bisa meningkatkan produksi hormon estrogen dalam tubuh.
Meskipun begitu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan kafein berpengaruh pada penebalan dinding rahim abnormal.
Makanan yang Bisa Dikonsumsi
Mama yang sedang menderita penebalan dinding rahim abnormal tentu harus memerhatikan asupan nutrisi. Tujuannya adalah membantu mengatasi peradangan dan mengurangi gejala penebalan dinding rahim.
Mama sebaiknya mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat, zat besi, dan asam lemak omega-3. Makanan tinggi serat diketahui dapat menurunkan kadar estrogen dalam tubuh sekaligus melindungi tubuh dari serangan berbagai macam penyakit. Beberapa jenis makanan yang mengandung tinggi serat adalah buah-buahan, sayuran hijau, oatmeal, dan kacang-kacangan.
Sementara itu, makanan yang mengandung zat besi dan asam lemak omega-3 bisa meringankan gejala penebalan dinding rahim seperti rasa nyeri ketika menstruasi. Contoh makanan yang mengandung zat besi adalah brokoli, kacang-kacangan, dan almond. Sedangkan makanan yang mengandung omega-3 adalah ubi, bayam, hati ayam, almond, dan buah bit.
Bahaya Penebalan Dinding Rahim terhadap Kehamilan
Seperti dijelaskan sebelumnya, penderita penebalan dinding rahim akan mengalami gangguan menstruasi seperti rasa nyeri, volume menstruasi yang lebih banyak dari biasanya, atau waktu menstruasi yang lebih panjang.
Namun demikian, mungkin saja ada gejala lain yang bisa dialami selain seperti disebutkan sebelumnya. Ketika memeriksakan diri ke dokter, Mama akan melalui proses pemeriksaan tanya jawab terlebih dahulu guna mengetahui seberapa parah gejala yang dialami.
Kasus penebalan dinding rahim yang tidak segera diobati bisa berkembang menjadi kanker rahim. Hal terburuk yang bisa terjadi adalah pengangkatan rahim karena kondisi penebalan dinding rahim yang tidak dapat disembuhkan.
Cara Penanganan Penebalan Dinding Rahim Abnormal
Sebagian besar penebalan dinding rahim bisa diobati dengan terapi hormon untuk meningkatkan produksi hormon progesteron. Namun, penebalan dinding rahim bisa kembali menyerang seorang perempuan yang mengalami obesitas.
Penebalan dinding rahim juga bisa diobati dengan kuret atau pengangkatan sebagian jaringan endometrium. Pengobatan ini harus dibarengi dengan menerapkan pola hidup sehat khususnya bagi perempuan yang menderita obesitas. Dokter umumnya akan menganjurkan pasien untuk menurunkan berat badan terlebih dahulu agar pengobatan tidak menjadi sia-sia.
Apabila terdeteksi adanya sel ganas, maka dokter biasanya akan mengambil langkah serius seperti operasi pengangkatan rahim. Kondisi ini tentu membuat seorang perempuan tidak dapat memiliki keturunan.
Mengingat bahayanya dampak penebalan dinding rahim yang tidak segera diobati, Mama sebaiknya rutin memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan apabila mengalami gangguan menstruasi. Penebalan dinding rahim abnormal yang terdeteksi sejak dini memiliki peluang sembuh lebih besar. Artinya, risiko kanker rahim atau operasi pengangkatan rahim bisa dihindari.
Itulah informasi mengenai penebalan dinding rahim yang bisa mengganggu kesehatan hingga menghambat kesuburan. Pastikan Mama waspada terhadap setiap gejalanya, ya. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga :
- Sedang Musim Penyakit, Ini Penyebab dan Gejala Pneumonia pada Bayi
- Kulit Bayi Tampak Pecah-Pecah? Waspadai Penyakit Iktiosis Harlequin
- Sayuran dan Buah Ini Membantu Penanganan Penyakit Herpes pada Anak