Kisah dan Doa Nabi Zakaria saat Menanti Kehadiran Anak, Penuh Sabar!
Nabi Zakaria mendapat cobaan tidak kunjung dikaruniai momongan hingga berusia lanjut
5 Juni 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Nabi Zakaria A.S adalah salah satu dari 25 nabi yang wajib diketahui oleh umat Islam. Al-Qur'an tidak menjelaskan tentang masa kecil Nabi Zakaria. Kisahnya dimilai di akhir masa dewasa, lebih tepatnya ketika berusia lanjut.
Nabi Zakaria diceritakan sebagai sosok nabi yang sabar dan tabah dalam menghadapi ujian dari Allah SWT. Bersama istrinya, ia tidak kunjung dikaruniai anak sampai berusia lanjut.
Al-Qur'an menceritakan kisahnya dalam surah Ali-Imran dan surah Maryam. Berikut Popmama.com siap membahas kisah dan doa Nabi Zakaria saat menanti kehadiran anak.
1. Mendapat ujian tidak kunjung dikaruniai anak oleh Allah
Nabi Zakaria mendapat cobaan dari Allah dengan tidak dikaruniai anak sampai berusia lanjut. Ujian hidup tersebut tidak membuatnya kecewa atau murka kepada Allah. Dia justru berdoa:
“Dia (Zakariya) berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepadamu ya Tuhanku” (QS Maryam ayat 4).
Nabi Zakaria memohon doa untuk dikaruniai seorang pewaris yang dapat menyenangkan Allah. Ia tidak berpikir soal kekayaan. Ia hanya menginginkan seorang putra untuk melanjutkan kenabian dan menyebarkan pengetahuan yang dimiliki.
Editors' Pick
2. Meminta doa agar diberi keturunan yang dapat melanjutkan dakwahnya
Setelah diangkat menjadi Nabi, Zakaria menyeru Bani Israil untuk bertobat dan menyembah Allah SWT. Dengan sabar, ia berdakwah hingga dihormati kaum Bani Israil karena alim dan bijaksana.
Pada suatu hari, datanglah istri Imran yang menitipkan putrinya bernama Maryam kepada Nabi Zakaria. Dengan senang hati, Nabi Zakaria dan istrinya menerima serta membesarkan Maryam penuh kasih sayang.
Nabi Zakaria tidak mempunyai anak karena istrinya mandul. Alhasil, ia menganggap Maryam seperti anaknya sendiri. Bahkan, Nabi Zakarian sampai membuatkan kamar khusus beribadah untuk Maryam di Baitul Maqdis yang mana saat ini menjadi Masjidil Aqsa.
Nabi Zakaria sangat senang dengan kehadiran Maryam. Namun, di penghujung dakwahnya, Naba Zakaria yang sudah berusia lanjut mulai khawatir. Dia takut tidak bisa meneruskan ajarannya.
Ia tidak berpasrah diri. Nabi Zakaria terus berdoa kepada Allah dengan penuh kelembutan agar diberi keturunan yang bisa melanjutkan ajarannya melalui dakwah.
"Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku," kata Nabi Zakaria memulai doanya kepada Allah.
"Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu, yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridai," ucap Nabi Zakaria dalam doanya sesuai surah Maryam ayat 4-6.