Aktris Fairuz A Rafiq belum lama ini membagikan pengalamannya menghadapi diastasis recti usai 4 kali hamil dan 3 kali melewati persalinan caesar. Akibat diastasis recti, Fairuz jadi kesulitan dalam menurunkan berat badan setelah hamil dan melahirkan.
“Aku tipe setiap abis lahiran badannya langsung membesar makin besar lagi pas nyusuin, yang pernah nyusuin pasti tahu rasanya laper banget kalau abis nyusuin anak. Belum lagi masalah perutku diastasis recti dan doming biasa terjadi after lahiran,” kata Fairuz A Rafiq dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, @fairuzarafiq.
Namun, apakah Mama tahu apa itu diastasis recti yang dialami Fairuz A Rafiq? Yuk, simak ulasannya telah Popmama.comrangkum lebih lanjut.
Apa itu Diastasis Recti?
Freepik/KamranAydinov
Tubuh mama memang tidak ada hentinya memberikan perubahan selama masa kehamilan. Mama yang baru pertama kali melewati fase kehamilan mungkin akan sedikit terkejut dengan kondisi tubuh yang membesar sedemikiran rupa demi menampung calon bayi.
Umumnya, pelebaran tubuh selama kehamilan dapat kembali menyusut usai melakukan persalinan. Sayangnya, dalam beberapa kasus, pelebaran tubuh rupanya dapat memicu kondisi diastasis recti.
Diastasis recti adalah kondisi di mana otot-otot pada perut mengalami pemisahan karena adanya tekanan yang terjadi di dalam perut. Mengutip dari laman UT Southwestern Medical Center, kondisi ini biasanya menimbulkan rasa sakit.
Diastasis recti termasuk kondisi yang dapat mulai terjadi sejak trimester kedua sampai ketiga kehamilan atau bisa juga setelah persalinan berlangsung. Hal ini bisa terjadi akibat pelebaran perut berlebihan selama kehamilan.
Faktor Penyebab Terjadinya Diastasis Recti
Freepik/pvproductions
Terdapat sejumlah hal yang bisa meningkatkan risiko terjadinya diastasis recti setelah melahirkan, di antara lain:
Hamil bayi atau ukuran bayi yang besar,
Mempunyai postur tubuh yang kecil,
Punya pengalaman hamil sebelumnya,
Hamil di usia lanjut,
Memiliki resistensi otot rendah,
Memiliki riwayat kifosis,
Memiliki riwayat diastasis recti pada kehamilan sebelumnya.
Editors' Pick
Gejala Diastasis Recti
Freepik/jcomp
Gejala yang paling sering dirasakan perempuan ketika mengalami diastasis recti adanya pembekakan atau membesarnya jarak pada garis tengah perut. Berikut tanda dan gejala diastasis recti:
Munculnya celah di antara kedua otot perut sisi kanan dan kiri yang terlihat jelas ketika berbaring terlentang serta mengangkat kepala ke atas.
Timbul rasa sakit di bagian panggul.
Sulit mengangkat benda berat atau melakukan rutin sehari-hari.
Terlihat ada tonjolan di bagian tengah perut, terutama ketika otot perut sedang bergerak.
Adanya celah di antara kedua otot perut sisi kanan dan sisi kiri yang terlihat jelas saat berbaring telentang dan mengangkat kepala ke atas.
Mengalami nyeri punggung bawah karena diastasi recti menyulitkan otot perut untuk bisa menopang punggung.
Umumnya, gejala-gejala di atas bisa muncul setelah persalinan, misalnya ketika fase perawatan pasca melahirkan normal maupun caesar.
Faktor Risiko Diastasis Recti
Freepik/cookie_studio
Mengutip dari Mayo Clinic, Mama yang sedang hamil di usia 35 tahun atau lebih memiliki risiko tinggi untuk mengalami diastasis rekti. Pembesaran perut bisa terjadi didukung oleh berbagai faktor risiko, baik sebelum maupun setelah hamil.
Faktor risiko diastasis rekti sebelum hamil, di antara lain:
Memiliki riwayat kehamilan dengan diastasis recti sebelumnya,
Mempunyai tubuh yang gemuk,
Sudah pernah hamil beberapa kali,
Memiliki otot perut yang lemah.
Faktor risiko diastasis recti saat hamil, di antara lain:
Mama kembali hamil dalam jarak yang cukup dekat pasca persalinan,
Ibu hamil melahirkan bayi kembar atau lebih,
Mempunyai tubuh yang kecil ketika hamil, namun melahirkan bayi yang ukuran tubuhnya lebih besar dari biasanya.
Pencegahan Diastasis Recti Bisa Dilakukan saat Hamil
Freepik
Meski kondisi ini terbilang umum dialami oleh setiap Mama, tetapi kondisi ini masih tetap bisa dicegah agar tidak terjadi atau bertambah parah.
Mengutip dari Parents, selama kehamilan mama dianjurkan untuk melakukan gerakan berguling ketika bangun dari tempat tidur atau berdiri dari sofa maupun lantai.
Hal ini bertujuan agar otot perut tidak mendapat tekanan yang berlebih dan meningkatkan risiko terjadinya diastasis recti.
Selain itu, Mama juga disarankan untuk melakukan olahraga ringan selama kehamilan berlangsung. Pilih olahraga yang tidak memberi tekanan berlebih pada otot perut.
Pengobatan Diastasis Recti
Freepik/Freepik
Apabila terlanjur mengalami diastasi recti, Mama bisa mencoba cara di bawah ini untuk membantu menyembuhkannya. Melansir dari Bswhealth, berikut cara yang bisa dilakukan:
Melakukan olahraga ringan, seperti planks dan bridges.
Menerapkan diet sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
Perhatikan postur tubuh selama beraktivitas.
Menggunakan korset secara rutin.
Fisioterapi dan operasi.
Itu lah pembahasan lengkap mengenai diastasis recti yang dialami Fairuz A Rafiq. Semoga informasinya bermanfaat ya, Ma!