Ustaz koh Dennis Lim baru saja membagikan kabar bahagia bahwa istrinya, Yunda Faisyah, kini tengah mengandung anak pertama mereka. Kehamilan Yunda menjadi kado istimewa bagi usia pernikahan yang menginjak lima tahun.
Sebelumnya, Dennis Lim dan istrinya telah melewati pasang surut kegagalan dalam menjalani program hamil. Perjalanan keduanya untuk mendapatkan momongan tidaklah mudah, bahkan sampai membuat Dennis dan Yunda vakum sejenak dari program hamil.
“Penantian ini butuh waktu lima tahun. Bagi kami yang menginginkan keturunan, itu adalah waktu yang lama,” kata Yunda Faisyah saat acara ‘Pers Conference: Koh Dennis Lim - Yunda’ di Klinik Bocah Indonesia, Jakarta Utara, Selasa (19/11/2024).
Kini, penantian mereka selama lima tahun akhirnya membuahkan hasil dengan kehamilan kembar yang tengah dilewati Yunda.
Untuk pembahasan mengenai fakta serta cerita perjuangan mereka, berikut Popmama.com telah merangkumnya dalam perjuangan Dennis Lim dan istri jalani promil.
1. Rela mengeluarkan seluruh tabungan untuk mendapatkan momongan
Popmama/Sania Chandra
Dennis Lim dan Yunda memutuskan untuk memulai program hamil saat usia pernikahan menginjak tahun ketiga. Berbagai kegagalan banyak mereka lewati selama program hamil berlangsung.
Pasangan ini juga sempat vakum dalam menjalani program hamil karena beberapa alasan, salah satunya adalah masalah biaya. Terlebih jala itu, baik Dennis maupun Yunda sama-sama masih merintis karier.
“Karena waktu itu juga.. Biaya. Waktu itu masih awal, masih merintis dari nol. Kami sebagai guru dua-duanya yang namanya guru ya.. Ada yang digaji cuma Rp 500 ribu per bulan, ada yang Rp 2,5 juta. Tapi cukup, alhamdulillah nggak pernah kurang,” cerita Dennis Lim.
Untuk mendapatkan momongan, Yunda mengaku sampai mengerahkan seluruh tabungannya demi mensukseskan program hamil yang dijalankan bersama suaminya. Meski begitu, lagi-lagi mereka kembali menemukan kegagalan di tengah jalan.
“Kami juga sampai ngedorong seluruh tabungan karena saking pengen inseminasi untuk punya anak. Akhirnya tabungan kita didorong semua, habis, benar-benar habis, dan ternyata memang bukan rejekinya,” ungkap Yunda.
Editors' Pick
2. Yunda sempat menyuruh Dennis Lim untuk menikah lagi
Popmama/Sania Chandra
Di tengah perjuangannya melakukan program hamil, ada saja komentar kurang mengenakkan dari netizen. Hal itu sempat membuat Yunda merasa insecure dan berpikiran untuk mengizinkan Dennis Lim menikah lagi.
“Pas tahun ketiga pernikahan, aku sempat menyuruh koh Dennis untuk menikah lagi. Karena aku sadar diri kalau keadaanku seperti ini. Kalau nerima aku, kita jalan ke tahun keempat, tapi kalau kamu (Dennis Lim) nggak bisa nerima, maka cari perempuan yang subur, bukan aku,” cerita Yunda.
Di sisi lain, selama ini Dennis sendiri tidak pernah menuntut keturunan dalam pernikahannya dengan Yunda. Kalimat yang diberikan Dennis membuat Yunda bangkit dari rasa terpuruk akan keinginannya untuk memiliki momongan.
“Tapi koh Dennis selalu bilang, ‘Dari awal nikahin kamu itu bukan untuk punya keturunan walaupun kita memang pengen. Nikahin kamu itu buat sama-sama kita dakwah, jadi orang yang bermanfaat, jadi orang yang kehadirannya di muka bumi ini memberikan kontribusi setidaknya sedikit buat dunia untuk apapun,’ akhirnya itu membuat aku bangkit lagi. Aku tutup telinga dari semua omongan julid, aku hanya pedulikan omongan keluarga yang support aku,” jelas Yunda.
3. Memiliki pola makan kurang sehat membuat Yunda menderita PCO
Popmama/Sania Chandra
Yunda mengaku PCOS yang dialaminya kemungkinan besar berasal dari pola makannya tidak sehat. Mama dari Yunda sejak dulu lebih suka memakan makanan cepat saji, seperti mi instan. Kebiasaan mengonsumsi makanan kurang sehat pun berlanjut sampai Yunda dewasa.
Tak sampai disitu, Yunda rupanya juga sempat mengalami siklus haid yang tidak menentu saat duduk di bangku kuliah. Dari situ, Yunda mulai menyadari kalau ada yang tidak beres dengan kesehatan organ produksinya.
“Pola makan dari dulu sudah tidak sehat. Mamanya Yunda juga saat di rumah seperti itu, masak mi instan, jadinya kebawa sampai dewasa. Waktu jaman SMA haid masih lancar sebenarnya, ketahuannya itu mulai kuliah. Pas kuliah kok haid tiga bulan sekali, atau setelah haid nggak berhenti. Dari situ sudah waspada ‘kok beda nih?’” ungkap Yunda.
Sebelum melakukan ta’aruf dengan Dennis, Yunda memberanikan diri untuk mengecek kesehatan reproduksinya ke obgyn. Sejak itu, terkuak fakta bahwa Yunda mengalami PCOS. Meski begitu, kondisinya tersebut tidak menghalangi Dennis untuk menikahinya.
“Sebelum ta'aruf sama koko juga pernah cek ke obgyn, sudah dinyatakan PCOS. Kokoh sudah tau kalau Yunda PCOS pas sebelum menikah. Yaudahlah nggak papa,” lanjutnya.
Akibat PCOS yang dideritanya, Yunda disarankan untuk menjaga pola makan dengan menghindari makanan manis dan bertepung. Ia diutamakan untuk mengonsumsi makanan yang diolah dengan cara direbus atau dikukus.
“Jadi Yunda nggak boleh tepung-tepungan dan gula. Sempat kita melakukan hidup sehat cuma direbus, dikukus, dan pakai beras merah,” ujar Yunda.
“Tapi pas promil kita jaga (makan), karena prioritasnya itu buat hamil,” tambahnya.
4. Jalani akupuntur untuk meningkatkan keberhasilan kehamilan
Popmama/Sania Chandra
Selama menjalani program hamil di Bocah Indonesia, Yunda juga rutin melakukan akupuntur sebanyak dua sampai tiga kali per minggu. Akupuntur dilakukan secara rutin untuk meningkatkan keberhasilan IVF.
“Akupuntur sangat membantu dalam proses kehamilan, untuk IVF. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang menerapkan akupuntur pada program IVF itu kurang lebih keberhasilannya bisa 60 persen dibanding kelompok yang tidak melakukan akupuntur,” kata dr. Regina Angelia, Suwigno, MARS, Sp.AK.
“Teh Yunda dirujuk akupuntur pada saat persiapan embrio transfer. Teh Yunda datang 2-3 minggu sebelumnya, melakukan akupuntur 2-3 kali per minggu,” ceritanya.
Akupuntur bekerja dengan cara meningkatkan aliran darah ke rahim, sehingga aliran darahnya di sana terbilang baik. Akupuntur yang dijalani Yunda juga membuat tubuhnya merasa rileks dan mengurangi rasa cemas.
“Akupuntur juga bikin teh Yunda rileks, jadi tiap akupuntur dia tidur. Akupuntur bantu kurangi anxiety atau stres, jadi pasien lebih rileks,” tambah dr. Regina Angelia, Suwigno, MARS, Sp.AK.
5. Dukungan Dennis Lim sebagai suami selama promil, tidak pernah menuntut apapun
Popmama/Sania Chandra
Selama lima tahun pernikahan, Dennis mengaku dirinya tidak pernah sekali pun menuntut kehadiran anak di tengah rumah tangganya dengan Yunda. Menurutnya, memiliki Yunda sebagai seorang istri saja sudah cukup dan menjadi anugerah tersendiri baginya.
“Saya selalu memulai setiap kali.. Misalnya Yunda tidur lebih awal, saya merenung ‘dari sekian banyak orang yang rela mati untuk dia bahagia, kalau misalnya dia menikahiku untuk tidak bahagia, maka untuk apa?’ berarti saya suaminya yang nggak bener. Toh hadirmu saja sudah jadi anugerah, saya sebenarnya nggak pernah nuntut apa-apa,” ungkap koh Dennis Lim.
Dalam menjalani program hamil, sudah sepatutnya kesehatan reproduksi yang dicek bukan hanya dari pihak perempuan saja, tetapi juga pihak laki-laki.
“Di luar sana kan ada suami yang murni menyalahkan istri, padahal kata ahlinya, bisa jadi dari suaminya juga ada faktor. Makanya untuk para suami, ada baiknya dampingi istri,” lanjutnya.
Menurut Dennis, program IVF yang dijalaninya bersama Yunda bisa dianggap berhasil bukan saat keduanya memiliki anak, tetapi saat dirinya bisa menjadi lebih dekat dengan Allah SWT dan membuat istrinya bahagia.
“Program (promil) ini berhasil ketika membuat diri pribadi tambah dekat sama Allah dan ketika ia (Yunda) bahagia, itu sudah cukup sebenarnya,” pungkasnya.
Demikian beberapa fakta perjuangan Dennis Lim dan istri jalani promil. Semoga cerita mereka bisa menjadi penyemangat bagi pejuang dua garis biru, ya.