Apakah Masih Bisa Hamil Setelah Operasi Endometriosis?
Meski sudah dioperasi, ternyata Endometriosis masih tetap mengancam!
30 Agustus 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernahkah Mama mendengar endometriosis?
Jika belum pernah, endometriosis sendiri ialah kondisi di mana jaringan yang seharusnya melapisi dinding rahim (endometrium) tumbuh dan menumpuk di luar rahim.
Dalam keadaan normal, jaringan dinding rahim akan menebal ketika Mama akan mengalami ovulasi.
Hal ini terjadi sebagai upaya persiapan agar calon janin dapat menempel pada rahim jika terjadi pembuahan.
Bila tak ada pembuahan, endometrium yang telah menebal akan luruh dan keluar dari tubuh dalam bentuk darah.
Nah, saat itulah Mama mengalami haid. Sementara jika Mama mengalami penyakit ini, jaringan dinding rahim yang tumbuh di luar rahim juga akan ikut meluruh saat mengalami haid.
Namun, jaringan yang meluruh itu tidak keluar melalui vagina seperti pada jaringan normal yang terdapat di dalam rahim, sehingga sisa-sisa endometrium tersebut akan mengendap di sekitar organ reproduksi.
Lama-lama, endapan ini akan menyebabkan peradangan, kista, jaringan parut, dan akhirnya menimbulkan berbagai gangguan lain.
Nah, endapan itulah yang perlu ditangani agar tidak menyebabkan penyakit. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui operasi.
Namun, apakah ada efek samping setelah melakukan operasi endometriosis?
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa faktanya.
1. Mengapa endometriosis dapat mempengaruhi kesuburan?
Jika endometriosis terjadi pada satu atau kedua ovarium perempuan, maka kualitas sel telur dapat terpengaruh dan mempersulit terjadinya kehamilan.
Pasalnya, ketika berada di saluran tuba falopi, endometriosis dapat menghentikan sel telur berjalan menuju rahim tempat dimana sperma akan dibuahi.
Para ahli medis juga mengatakan bahwa endometriosis dapat merusak sperma laki-laki yang masuk ke dalam tubuh perempuan.
Walaupun alasan pastinya tidak diketahui, teorinya adalah bahwa endometriosis menyebabkan peradangan dalam tubuh, dan hal tersebut dapat mempengaruhi sperma bahkan sel telur.
Editors' Pick
2. Perawatan endometriosis
Meski bisa diatasi melalui proses operasi, namun sayangnya endometriosis tidak dapat disembuhkan.
Namun, penderitanya masih bisa mencegahnya. Biasanya, dokter akan mencoba prosedur non-invasif sebelum mereka melakukan operasi.
Berikut dua jenis pengobatannya:
- Obat penghilang rasa sakit
Seperti yang kita ketahui, salah satu tanda endometriosis yang paling jelas adalah rasa sakit sebelum dan selama haid.
Dengan begitu dokter akan merekomendasikan penghilang rasa sakit yang biasa dijual bebas untuk mengatasi hal tersebut.
Beberapa obat penghilang rasa sakit yang direkomendasikan antara lain parasetamol atau ibuprofen.
- Terapi hormon
Selama siklus menstruasi, Mama mengalami lonjakan dan pasang surut hormon. Hal ini menyebabkan jaringan endometrium yang berada di luar rahim menjadi lebih tebal, rusak dan berdarah.
Obat hormon dapat membantu memperlambat proses penebalan atau penguraian ini, sehingga dapat mengurangi rasa sakit yang Mama rasakan.
Obat hormon yang umum digunakan antara lain ialah kontrasepsi, agonis dan antagonis hormon pelepas gonadotropin (Gn-RH), terapi progestin, dan inhibitor aromatase.
Baca juga: Terlalu Banyak Makan Daging Merah Berisiko Endometriosis?