Apakah Nyeri saat Datang Bulan Pertanda Akan Sulit Memiliki Keturunan?
Sebelum percaya, ketahui mitos dan faktanya berikut ini!
1 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Nyeri pada saat datang bulan yang biasa disebut dengan kram menstruasi merupakan rasa sakit berlebih di bagian bawah perut.
Rasa sakit yang dialami oleh kebanyakan perempuan ini bisa saja dirasakan sebelum atau sesudah masa datang bulan tiba.
Rutinitas bulanan yang dialami oleh sertiap perempuan ini memang sedikit mengganggu kegiatan, bukan hanya karena nyeri yang dirasakan, tapi datang bulan juga dapat mempengaruhi ketidakstabilan hormon.
Perlu digaris bawahi juga, nyeri ringan saat datang bulan tidak akan membuatmu kesulitan memiliki keturunan, justru nyeri haid dianggap sebagai pertanda tubuh berfungsi dengan normal.
Meskipun nyeri saat datang bulan wajar dirasakan, namun ternyata jika sudah terlalu menyakitkan hingga mengganggu kesehatanmu, maka konsultasi ke dokter merupakan jalan satu-satunya yang perlu kamu lakukan.
Namun, yang menjadi pertanyaan adalah nyeri haid seperti apa yang sudah dikatakan berlebihan?
Nyeri saat datang bulan yang berlebihan disebut juga dengan dismenore. Selain karena kontraksi rahim, dismenore bisa juga disebabkan oleh penyakit endometriosis, fibroid, dan adenomyosis.
Berikut Popmama.com merangkum penjelasan lengkapnya!
Editors' Pick
1. Endometriosis
Endometriosis adalah timbulnya jaringan lapisan di dalam rahim yang tumbuh di luar rahim.
Selain nyeri haid yang berlebihan, endometriosis dapat menimbulkan gejala nyeri saat buang air kecil, darah haid yang banyak, rasa sakit saat berhubungan seks, serta gangguan buang air besar meliputi diare dan sembelit.
Rasa sakit luar biasa saat menstruasi yang menjadi gejala utama penyakit ini dapat dikurangi dengan obat pereda sakit atau terapi hormon.
Penanganan dengan operasi juga bisa dilakukan untuk mengangkat jaringan endometriosis, terutama untuk pengidap yang berencana punya anak.
2. Fibroid
Fibroid adalah tumor jinak di dalam atau di sekitar rahim.
Gejala fibroid hampir sama dengan endometriosis, namun dapat diiringi juga dengan tekanan atau kembung di perut bagian bawah atau pembengkakan pada perut bergantung pada ukuran tumor.
Kebanyakan fibroid tidak membutuhkan pengobatan. Kamu hanya perlu melakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan fibroid tidak berkembang terlalu besar atau
menimbulkan masalah lain.
Sebenarnya, obat-obatan dapat digunakan sebagai penghambat kinerja hormon. Namun, jika gejala terus terjadi, dokter dapat menyarankan operasi pengangkatan rahim atau fibroid jika pasien masih berkeinginan memiliki anak.
3. AdenomyosisÂ
Adenomyosis terjadi ketika lapisan endometriosis yang seharusnya hanya menempel pada rahim, namun juga ternyata tumbuh dan menembus dinding rahim.
Gejala yang dirasakan oleh pengidap adenomyosis adalah pendarahan pada saat datang bulan yang berat dan berkepanjangan, mengalami kram perut yang parah, nyeri panggul, bahkan ukuran rahim yang membesar 2-3 kali lipat dari ukuran normal.
Meskipun kamu tidak dapat mengetahui langsung ukuran rahim, namun hal ini bisa dikenali apabila perut bagian bawah terlihat lebih besar.
Saat melakukan pengobatan, biasanya dokter akan menyuruhmu untuk mengonsumsi obat anti inflamasi, obat hormon, dan histerektomi.
Jika disimpulkan dari artikel diatas, maka menstruasimu bisa dikatakan aman jika tidak merasakan nyeri yang teramat sangat.
Namun jika kamu merasakan 3 gelaja diatas selama masa menstruasi, maka jangan ragu untuk segera melakukan konsultasi dokter.
Baca juga:
- Jangan Abai, Ini Pentingnya Jaga Kesehatan Organ Intim saat Menstruasi
- Menstruasi Nggak Lancar, Ketahui Efeknya pada Kehamilan
- Nyeri Menstruasi, Inilah Fakta tentang Kram Implantasi