Mengenal Metode Mild Stimulation, Program Hamil dengan Risiko Rendah
Mild Stimultation adalah program yang dapat meningkatkan peluang kehamilan dengan risiko rendah
20 November 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebelum melakukan program hamil atau promil, calon Mama dan Papa mungkin harus menyiapkan beberapa hal. Karena, menjalani promil bukanlah sebuah perkara yang mudah. Beberapa proses dan prosedur harus dilakukan sebelum menjalaninya.
Selain menyiapkan dana, mental, dan juga komitmen dalam menjalankannya, Mama dan Papa juga harus memikirkan risikonya. Pasalnya, program hamil sendiri memiliki berbagai risiko yang harus Mama dan Papa ketahui.
Akan tetapi, melalui program hamil dengan metode Mild Stimulation, calon Mama dan Papa mungkin dapat bernapas lega. Sebab promil yang satu ini menawarkan angka keberhasilan yang cukup tinggi serta risiko yang rendah. Bagaimana bisa?
Di bawah ini Popmama.com akan mengulas tentang metode Mild Stimulation, program hamil dnegan risiko rendah.
Apa Itu Metode Mild Stimulation?
Mengadopsi dari metode atau protokol Group Kato Ladies Clinic di Jepang sejak tahun 1990, metode ini telah berhasil membantu sejumlah pasangan mendapatkan keturunan. Hingga saat ini, metode Mild Stimulation telah digunakan di 6 negara.
Metode Mild Stimulation atau juga dikenal dengan Mini In Vitro Fertilization(IVF) sendiri adalah program yang bertujuan untuk meningkatkan angka keberhasilan saat calon Mama dan Papa menjalani program hamil.
Lantas apa saja sebenarnya perbedaan antara program hamil konvensional dengan program hamil menggunakan metode Mini IVFatau Mild Stimulationini?
Editors' Pick
1. Mampu meningkatkan peluang kehamilan
Metode ini menawarkan tingkat keberhasilan kehamilan yang lebih tinggi, yakni sekitar 60 – 70%. Angka tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata keberhasilan IVF di Indonesia, yaitu berada pada angka 30 – 40% saja.
Program hamil dengan metode Mild Stimulationbekerja dengan memaksimalkan kualitas sel telur dan embrio. Tidak hanya berfokus pada jumlah sel telurnya saja, metode ini juga akan berfokus pada kualitasnya.
Selain itu, metode ini juga berusaha untuk meminimalisir penggunaan obat selama melakukan stimulasi ovarium dan pengambilan sel telur guna mengurangi risiko kesehatan dan juga ketidaknyamanan yang disebabkan oleh beberapa kondisi.
2. Program hamil yang aman, natural, dan minim obat
Rina Laurentie Sindunata, CEO Kato Ojin Fertility Center, dalam grand launching Kato Ojin Fertility Center, pada Jumat (17/11/2023) di Jakarta, mengatakan bahwa Mild Stimulation merupakan program hamil yang bertumpu pada natural cycle treatment sehingga aman bagi calon orangtua yang akan atau sedang menjalaninya.
Tak hanya itu, pada metode ini, stimulasi yang dilakukan juga sangatlah minim dan less injection. Stimulasi yang minimal ini bertujuan untuk mengurangi dosis penggunaan obat stimulasi indung telur yang cukup tinggi dengan tetap mempertahankan keberhasilan perkembangan embrio pada kehamilan.
Stimulasi yang minimal inilah yang membuatnya lebih alami. Sebab obat yang digunakan memiliki dosis lebih rendah atau bahkan tidak menggunakan obat sama sekali pada beberapa kondisi.
Biasanya hanya akan dilakukan pemantauan siklus menstruasi alami untuk mengambil beberapa sel telur secara alami. Pemberian dosis obat yang rendah dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi risiko munculnya sindrom hiperstimulasi ovarium serta efek samping lainnya.
Sedangkan, pada program hamil konvensional menurut dr. Muhammad Dwi Priangga, Sp.OG, SubSp.FER, penggunaan obat stimulasi dosis tinggi dilakukan untuk merangsan banyak sel telur untuk diambil. Akan tetapi, hal tersebut dapat menimbulkan berbagai efek samping dan komplikasi.
3. Melakukan penanganan sesuai kadar AMH
Saat menjalani program hamil, calon Mama biasanya akan melakukan tes laboratorium untuk melihat kadar hormon Anti-Mullerian Hormone atau disebut juga dengan hormon AMH. Hormon ini sering kali dikaitkan dengan kesuburan seorang perempuan.
Beberapa perempuan sering merasa khawatir dengan kadar hormon AMH yang cenderung rendah, karena dianggap akan sulit memiliki keturunan.
Padahal, menurut dr. Muhammad Fadli, Sp.OG selaku dokter spesialis obgyn Kato Ojin Fertility Center, kadar AMH sebenarnya hanya menunjukkan kuantitas sel telur, bukan kualitasnya. Pada metode Mild Stimulation sendiri, untuk menanganinya maka akan dilakukan petik telur.
Petik telur pada metode ini akan dilakukan dengan jumlah yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan program hamil konvensional. Tetapi memiliki peluang dan kesuksesan bayi tabung yang sama. Penggunaan obat juga lebih sedikit dan rasa nyeri dari suntikan juga akan lebih ringan.
Sedangkan jika kadar AMH calon Mama dikatakan tinggi, penanganannya tentu akan berbeda dengan perempuan yang memiliki kadar AMH rendah.
Pada kesempatan yang sama, dr. Eko Santoso, Sp.OG menyatakan, jika kadar AMH calon mama tinggi, maka penanganan yang dibutuhkan adalah dengan meminimalisir kejadian Ovarian Hyperstimulation Syndrome(OHSS). Biasanya kondisi tersebut umum terjadi pada perempuan dengan PCOS.
Upaya ini dilakukan dengan menggunakan dosis obat hormon kesuburan yang lebih rendah untuk menstimulasi pertumbuhan sel telur dan membantu kurangi risiko OHSS.
4. Mementingkan psikologis kedua pasangan
Tak hanya mementingkan masalah kesehatan reproduksi calon Mama dan Papa, metode ini juga berfokus pada masalah psikologis, seperti pola hidup suami istri, masalah keluarga, pekerjaan dan lainnya.
Sebab, masalah infertilitas bukan hanya sebatas masalah kesehatan reproduksi saja, tetapi juga masalah pasangan secara holistik. Masalah tersebutlah yang terkadang menjadi stressor tersendiri bagi kedua pasangan yang kesulitan mendapatkan momongan.
Terlebih lagi, gaya hidup dan pola psikologis calon Mama dan Papa juga dapat memengaruhi kesuburan, lho! Sebab, penelitian menunjukkan kecemasan dapat secara signifikan memengaruhi keberhasilan program hamil.
Itulah rangkuman ulasan terkait mengenal metode Mild Stimulation, program hamil dengan risiko rendah. Bagaimana, apakah Mama dan Papa tertarik melakukannya?
Baca juga:
- Perkiraan Biaya Cek Sperma untuk Program Hamil
- Aturan Minum Asam Folat untuk Program Hamil
- 8 Jenis Vitamin untuk Program Hamil, Calon Mama Wajib Tahu!