Pentingnya Berhenti Minum Alkohol saat Merencanakan Kehamilan
Kehamilan adalah hal kondisi yang sangat membutuhkan perhatian dan kesiapan
5 September 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehamilan adalah hal kondisi yang sangat membutuhkan perhatian dan kesiapan. Bahkan, ketika mempersiapkannya, calon Mama dan Papa juga perlu melakukan beberapa hal demi mendapatkan kehamilan yang sehat.
Mulai dari gaya hidup, hingga pola makan, semuanya harus lebih diperhatikan dengan baik ketika Mama dan Papa sedang merencanakan kehamilan. Selain mengonsumsi makanan sehat, Mama dan Papa juga disarankan untuk berhenti mengonsumsi alkohol.
Bukan tanpa alasan, sebab alkohol ternyata memiliki efek buruk baik bagi kehamilan maupun proses perencanaan kehamilan.
Berikut ini alasan pentingnya berhenti minum alkohol saat merencanakan kehamilan yang sudah Popmama.com rangkum untuk calon Mama dan Papa.
Kenapa Harus Berhenti Minum Alkohol saat Merencanakan Kehamilan?
Tidak hanya berbahaya bagi kehamilan, ternyata alkohol juga berpengaruh buruk bagi kualitas sel sperma dan sel telur yang dihasilkan. Tentu saja, hal ini akan memengaruhi kondisi kesehatan bayi yang akan dilahirkan.
Mengutip dari Better Health, berdasarkan penelitian, waktu yang paling tepat bagi kedua pasangan untuk berhenti minum alkohol adalah saat merencanakan kehamilan. Bahkan, melansir dari CNN Health, hal ini sebaiknya dilakukan setidaknya 6 bulan sebelumnya.
Upaya tersebut diketahui dapat membantu meminimalisir risiko munculnya hasil negatif yang dapat terjadi pada bayi. Terlebih lagi, hal ini juga bermanfaat untuk calon Mama dan Papa, yakni meningkatkan kualitas tidur, energi, serta tingkat konsentrasi yang lebih baik.
Terlebih lagi menurut NCBIJournal, periode prakonsepsi, atau masa sebelum kehamilan, merupakan sebuah celah atau kesempatan bagi calon orangtua untuk meningkatkan kesehatannya sekaligus meningkatkan kesempatan kehamilan.
Editors' Pick
Pengaruh Alkohol pada Fertilitas Perempuan
Mengonsumsi alkohol selama merencanakan kehamilan akan menurunkan kemungkinan terjadinya kehamilan.
Tidak hanya mengonsumsi dalam jumlah besar, mengutip dari Bupa UK, konsumsi alkohol dalam jumlah sedikit pun dapat menurunkan fertilitas calon Mama dan Papa. Sebab, alkohol diketahui dapat merubah atau memengaruhi kadar hormon progesteron dalam tubuh mama.
Alkohol juga dapat mengubah fase ovulasi yang dapat mengurangi peluang untuk hamil. Bahkan, alkohol juga dapat mengurangi jumlah sel telur yang tersisa dalam tubuh.
Terlebih bagi perempuan dengan PCOS, mengonsumsi alkohol selama merencanakan kehamilan dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan juga kadar gula dalam tubuh. Keduanya dapat memperburuk gejala PCOS yang dialami.
Selain mengurangi peluang terjadinya kehamilan, minum alkohol juga dapat menyebabkan peningkatan risiko bayi lahir prematur atau berat bayi lahir rendah.
Apakah Alkohol juga Memengaruhi Kualitas Sperma?
Terjadinya kehamilan tidak hanya karena faktor kesuburan perempuan saja. Sebab, diperlukan sel sperma dengan kualitas yang baik untuk membuahi sel telur agar kehamilan yang sehat dapat terjadi.
Dikutip dari Bupa Health, alkohol dapat menurunkan kadar hormon testosteron. Hormon testosteron sendiri merupakan hormon seks yang dapat memengaruhi fungsi tubuh calon Papa, termasuk kesuburannya.
Kadar hormon testosteron yang rendah dapat menurunkan kualitas dan kuantitas sperma yang dihasilkan.
Bahkan laki-laki yang rutin mengonsumsi alkohol selama merencanakan kehamilan bersama pasangannya, dapat meningkatkan risiko komplikasi kesehatan pada bayi yang akan dikandung. Salah satunya adalah cleft lip atau bibir sumbing.
Minum alkohol dalam jumlah banyak mungkin akan menyebabkan masalah kehamilan yang lebih besar dari konsumsi alkohol dalam jumlah ringan. Namun, berapa pun jumlah konsumsinya, tentu akan ada risikonya sendiri.
Jadi, idealnya, calon Mama dan Papa harus menghindari alkohol sepenuhnya begitu keduanya mulai mencoba untuk merencanakan kehamilan.
Efek Mengonsumsi Alkohol
Perempuan yang terbiasa mengonsumsi alkohol ternyata berisiko terkena efek samping dari alkohol selama menjalani kehamilan. Minum alkohol dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan tekanan darah tinggi.
Tentu saja, beragam kondisi di atas akan menghambat kesehatan dan kelancara proses kehamilan. Parahnya lagi, kondisi tersebut juga akan menyebabkan beragam komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia dan diabetes gestasional.
Janin dengan ibu hamil yang mengonsumsi alkohol juga rentan terkena Fetal Alcohol Spectrum Disorder atau yang dikenal juga dengan FASD, yakni serangkaian ketidakmampuan fisik, mental, perilaku, dan pembelajaran yang mungkin dialami janin.
Mengutip dari Better Health, hingga saat ini belum diketahui berapa jumlah pasti konsumsi alkohol yang dapat menyebabkan FASD. Oleh karenanya, akan lebih baik jika calon Mama dan Papa menghindari konsumsi alkohol sebelum kehamilan sebagai tindakan pencegahan.
Alkohol juga akan memperburuk gejala kehamilan pada trimester pertama. Berikut ini beberapa efek buruk mengonsumsi alkohol pada awal kehamilan:
- Mual dan muntah yang berlebih
- Tingkatkan risiko dehidrasi
- Tekanan darah tinggi
- Kekurangan nutrisi
- Memicu terjadinya diabetes gestasional
Melihat berbagai risiko yang dapat timbul, oleh karenanya, sangat disarankan bagi calon Mama dan Papa untuk menghentikan konsumsi alkohol secara keseluruhan saat merencanakan kehamilan dan selama masa kehamilan.
Hal ini akan bertujuan untuk membantu memastikan kesehatan dan perkembangan optimal bagi bayi yang belum lahir.
Jika Mama atau Papa mengalami kesulitan untuk berhenti minum alkohol, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan petunjuk dan saran yang diperlukan.
Itu tadi ulasan terkait pentingnya berhenti minum alkohol saat merencanakan kehamilan. Yuk, stop konsumsi alkohol sejak awal merencanakan kehamilan agar kesehatan calon mama dan janin dapat terjaga dengan baik!
Baca juga:
- Perbedaan Nyeri Payudara Tanda Haid dan Hamil, Jangan Sampai Keliru!
- Berapa Kali Harus Berhubungan Seks agar Bisa Hamil?
- 8 Tips Cepat Hamil untuk Perempuan Gemuk, Jaga Pola Hidup Sehat