10 Jenis Metode Kontrasepsi, Mana yang Paling Cocok untuk Mama?
Yuk, pilih yang paling tepat untuk Mama dan Papa agar perencanaan keluarga berjalan dengan baik
13 September 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kontrasepsi adalah alat, obat, atau prosedur bedah yang berfungsi untuk menunda atau mencegah kehamilan.
Ada banyak pilihan alat kontrasepsi yang umum digunakan di Indonesia. Mama dan Papa dapat memilih mana yang paling cocok. Pemilihan ini disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasangan suami istri.
Berdasarkan riset Honestdocs terhadap 13.506 responden, hanya sekitar 33% responden saja yang menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan seksual.
Ada beberapa alasan mengapa pasangan suami istri tidak menggunakan alat kontrasepsi. Misalnya:
- Ingin punya anak,
- Tidak nyaman,
- Tidak percaya efektivitas alat kontrasepsi,
- Takut akan efek sampingnya.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah lama menggalakkan Program Keluarga Berencana dengan motto "Dua Anak Cukup".
Program ini memiliki tujuan untuk mengendalikan penduduk dan menurunkan jumlah angka kematian ibu dan anak. Sehingga masyarakat dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi setiap kali berhubungan seksual.
Alat kontrasepsi apa yang paling pas untuk Mama dan Papa? Untuk membantu Mama dan Papa dalam memilih, Popmama.com mengulas tentang 10 alat kontrasepsi yang bisa dipilih.
1. Implan
Implan memiliki tingkat efektivitas sekitar 99,95%.
Implan merupakan alat kontrasepsi yang fleksibel dan elastis. Implan dipasang dengan cara ditanam di bawah kulit lengan atas mama. Implan bersifat tidak permanen dan dapat mencegah terjadinya kehamilan hingga tiga tahun.
Namun ada beberapa keterbatasan dari penggunaan implan, seperti:
- Memengaruhi periode haid (haid menjadi sedikit atau hanya bercak), haid tidak teratur, atau jarang haid.
- Implan dapat memengaruhi berat badan, meskipun hal ini hampir sangat jarang terjadi, karena implan meskipun hormonal tetapi memiliki cara kerja yang berbeda dengan hormonal lainnya. Ini merupakan kerja dari hormon yang menahan sedikit cairan pada tubuh sehingga akan menambah sedikit berat badan. Mama dapat melakukan olahraga rutin yang akan membantu pengeluaran cairan dari tubuh.
- Perubahan suasana hati.
- Beberapa pengguna mengalami sakit kepala, pusing, payudara terasa nyeri, gelisah, dan mual.
- Efektivitas implan menurun apabila dipakai sambil menggunakan obat-obatan tuberkulosis dan epilepsi.
- Tidak melindungi terhadap penularan AIDS atau penyakit kelamin.
2. IUD
IUD memiliki efektivitas sangat tinggi yaitu mencapai 99%.
IUD adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim, terbuat dari plastik yang kecil dan fleksibel. IUD dipasang oleh bidan atau dokter yang terlatih dan berpengalaman. IUD sangat efektif untuk mencegah kehamilan sampai dengan 10 tahun.
Beberapa kekurangan dari IUD adalah:
- Perubahan siklus haid (umumnya pada 3-6 bulan pertama), menyebabkan kram/mulas, haid lebih lama dan lebih banyak, dan perdarahan bercak selama beberapa minggu.
- Tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh penderita penyakit infeksi menular seksual (IMS), seperti klamidia, sifilis (raja singa), herpes genital, gonorhea (kencing nanah), serta scabies (kudis). Penyakit tersebut harus diobati dahulu sebelum pemasangan IUD karena akan menyebabkan infeksi rongga rahim.
- Tidak melindungi terhadap penularan HIV/IMS.
3. Suntik kombinasi
Suntik kombinasi memiliki efektivitas sangat tinggi mencapai 97%. Kontrasepsi ini dapat mencegah kehamilan hingga satu bulan.
Suntik kombinasi atau suntik bulanan adalah metode kontrasepsi yang mengandung hormon progestin dan estrogen yang disuntikkan setiap bulan.
Beberapa efek samping dari suntik kombinasi antara lain:
- Terjadi perubahan pola haid,
- Dapat menyebabkan kenaikan dan penurunan berat badan, sakit kepala ringan dan mual,
- Mengganggu produksi ASI,
- Pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian terjadi secara bertahap, rata-rata sekitar 5 bulan,
- Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan HIV/IMS (Infeksi Menular Seksual),
- Efektifitas berkurang apabila digunakan bersamaan dengan obat-obatan tuberkulosis dan epilepsi.
4. Suntik progestin
Suntik progestin memiliki efektivitas sangat tinggi mencapai 97%, serta mampu mencegah kehamilan hingga tiga bulan.
Suntik progestin atau suntik 3 bulanan adalah metode kontrasepsi yang mengandung hormon progestin yang disuntikkan setiap tiga bulan.
Beberapa kekurangan dari suntik progestin ini antara lain:
- Pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian terjadi secara bertahap, rata-rata sekitar 10 bulan,
- Menyebabkan gangguan haid, terkadang sama sekali tidak mendapatkan haid,
- Dapat menyebabkan kenaikan berat badan,
- Pada beberapa orang dapat menyebabkan sakit kepala ringan, perubahan suasana hati, mual, serta penurunan gairah seksual,
- Tidak memberi perlindungan terhadap penularan HIV ataupun penyakit kelamin/infeksi menular seksual,
- Memerlukan kunjungan ulang secara rutin setiap 3 bulan.
Editors' Pick
5. MAL (Metode Amenore Laktasi)
Metode Amenore Laktasi memiliki efektivitas sangat tinggi yaitu 97%, dan mencegah kehamilan hingga enam bulan setelah persalinan.
MAL adalah metode kontrasepsi sementara yang bergantung pada efek alamiah proses menyusui terhadap kesuburan.
Kekurangan dari metode ini adalah:
- Hanya efektif jika:
- Ibu belum mengalami menstruasi sejak melahirkan,
- Bayi menyusu secara eksklusif,
- Umur bayi kurang dari 6 bulan.
- Tidak melindungi terhadap IMS/HIV,
- Bagi orang dengan HIV AIDS (ODHA) yang ingin menggunakan MAL sebagai kontrasepsi harus berkonsultasi ke tenaga kesehatan. Demikian juga jika Mama sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.
6. Vasektomi
Vasektomi memiliki efektivitas sangat tinggi yaitu 97% dan bisa mencegah kehamilan secara permanen.
Vasektomi atau sterilisasi pria adalah metode kontrasepsi untuk pria berupa tindakan medis untuk penutupan saluran sperma kanan dan kiri sehingga cairan mani yang keluar tidak lagi mengandung sel sperma.
Metode ini bersifat permanen, namun kemajuan teknologi kedokteran memungkinkan prosedur rekanalisasi (penyambungan kembali saluran yang diputus). Namun prosedur rekanalisasi masih relatif mahal dan hanya bisa dilakukan di rumah sakit tertentu. Tingkat keberhasilan untuk mengembalikan kesuburan juga masih rendah.
Apa saja kekurangan dari vasektomi?
- Setelah tindakan medis, Papa harus beristirahat selama 2-3 hari dan menghindari kerja berat selama beberapa hari,
- Perlu tenaga kesehatan terlatih untuk melakukan proses vasektomi,
- Sesudah operasi masih harus menggunakan kondom atau alat kontrasepsi lainnya selama tiga bulan untuk memastikan cairan mani tidak mengandung sperma,
- Untuk memastikan efektifitas vasektomi, terkadang perlu dilakukan pemeriksaan analisis sperma setelah 3 bulan.
7. Tubektomi
Tubektomi memiliki efektivitas sangat tinggi yaitu sekitar 99,5% dan mampu mencegah kehamilan secara permanen.
Tubektomi atau disebut juga dengan sterilisasi wanita adalah metode kontrasepsi bagi seorang wanita yang tidak ingin hamil lagi dengan mengikat atau memasang cincin pada saluran telur kanan dan kiri.
Tubektomi mencegah pertemuan sperma dan sel telur dengan jalan menutup kedua saluran telur. Hal ini mengakibatkan sel telur tidak dapat dibuahi sperma sehingga tidak terjadi kehamilan.
Kekurangan metode tubektomi:
- Setelah pembedahan, Mama harus beristirahat selama 2-3 hari dan tidak mengangkat beban berat selama 1 minggu,
- Muncul rasa nyeri dan bengkak pada daerah operasi, namun bisa diatasi dengan obat,
- Tidak melindungi diri dari penyakit kelamin/Infeksi Menular Seksual, termasuk HIV/AIDS.
8. Pil kombinasi
Pil kombinasi memiliki efektivitas sangat tinggi yaitu 92%. Mencegah kehamilan selama masa pakai.
Pil Kombinasi adalah metode kontrasepsi hormon estrogen dan progesteron yang harus diminum satu pil setiap hari.
Pil kombinasi memiliki beberapa kekurangan, seperti:
- Mengganggu produksi ASI,
- Perubahan pola haid,
- Dapat menyebabkan kenaikan atau penurunan berat badan,
- Mungkin menyebabkan sakit kepala ringan dan mual,
- Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan HIV atau penyakit kelamin (Infeksi Menular Seksual).
9. Pil progestin atau pil menyusui
Pil progestin memiliki efektivitas sangat tinggi yaitu 97%. Mencegah kehamilan selama masa pakai.
Pil menyusui adalah metode kontrasepsi hormon progestin yang harus diminum satu pil setiap hari. Selain mencegah kehamilan, kontrasepsi yang satu ini juga tidak akan memengaruhi produksi ASI.
Kekurangannya antara lain:
- Menyebabkan perubahan pola haid,
- Dapat menyebabkan kenaikan berat badan,
- Dapat menyebabkan sakit kepala ringan, perubahan suasana hati, dan mual,
- Tidak memberi perlindungan terhadap penularan HIV atau penyakit kelamin (Infeksi Menular Seksual).
10. Kondom
Kondom memiliki efektivitas cukup tinggi yaitu 85% dan mampu mencegah kehamilan selama masa pakai.
Kondom adalah sarung berbentuk silinder yang tipis terbuat dari lateks (karet) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual.
Keterbatasan:
- Cara dan kedisiplinan dalam penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi ini,
- Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual,
- Memerlukan kerjasama yang baik dengan pasangan,
- Tidak dapat digunakan jika memiliki alergi lateks.
Itulah 10 metode kontrasepsi yang bisa Mama dan Papa pilih. Nah, mana yang paling cocok untuk Mama dan Papa? Bila masih ragu, Mama dan Papa bisa berkonsultasi ke dokter atau bidan untuk menentukan jenis kontrasepsi yang paling cocok.
Baca juga:
- Pengguna KB Menurun Saat Pandemi Covid-19, BKKBN Antisipasi Baby Boom
- 3 Pilihan Alat KB yang Tidak Bikin Gemuk, Mana yang Kamu Pilih?
- 6 Pekerjaan Rumah yang Tidak Boleh Dilakukan saat Hamil Muda